Mohon tunggu...
Iast Wiastuti
Iast Wiastuti Mohon Tunggu... Administrasi - Menyenangi hal-hal yg beraktualisasi ke masyarakat

Mengembangkan 12 destinasi pesisir Jakarta Utara demi terciptanya kesejahteraan masyarakat, meningkatkan perekonomian, menghapuskan kemiskinan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bangunan Bersejarah Cerminan Masa Lampau

23 Oktober 2010   18:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:10 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Heru Budi HartonoKendati sebagian hidupnya dihabiskan di luar negeri khususnya di kawasan Eropa Timur namun tidak membuat sosok yang dikenal dengan low profile ini lupa akan keindahan negerinya. Beranjak dewasa,  pria yang dilahirkan dengan nama Heru Budi Hartono ini memantapkan niatnya untuk terus meniti karir hingga ke ujung dunia sehingga bisa meraih masa depan yang cemerlang.


"Dulu, saya pernah bekerja di perusahaan Jerman dan tidak pernah kepikiran untuk menjadi pegawai negeri seperti sekarang ini. Bahkan gaji yang diperoleh setiap bulannya hampir 4 kali lipat dari gaji yang saya terima waktu pertama kali masuk menjadi pegawai negeri. Begitu juga dengan berbagai fasilitas yang telah disiapkan,” ungkap Heru Budi Hartono yang kini menjabat sebagai Kepala Bagian Prasarana dan Sarana Perkotaan Jakarta Utara.

Di tahun 1990, ia pernah mencoba peruntungannya untuk mendaftar pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Goresan kegagalan pun menghampiri dirinya dan saat menjalani tes PNS untuk yang pertama kalinya ia dinyatakan tidak diterima karena dinilai kondisinya dalam keadaan tidak bersih diri.

Guratan kekecewaan melanda pria yang hobby mengunyah permen karet tersebut. “Mereka menganggap sebagian hidup saya dihabiskan di luar negeri dan beranggapan kalau saya tidak terlalu mengenal negara Indonesia padahal saya berasal dari keluarga TNI,” kesalnya. Namun cambuk kegagalan yang diterimanya tidak menghambat langkahnya untuk terus memanfaatkan peluang emas.

Ia pun membuktikannya dengan mencoba kembali untuk mendaftarkan diri sebagai PNS Pemprov DKI Jakarta. Alhasil, dewi fortuna berpihak pada dirinya dan ia diterima sebagai staff khusus Walikotamadya Jakarta Utara sejak tahun 1993 hingga 1995. “Saya banyak belajar dari pengalaman hidup selama di luar negeri dan akan saya ambil ilmunya untuk diterapkan di bidang yang saya tekuni hingga kini. Manis dan pahitnya perjalanan hidup sudah saya jalani yang menjadikan saya lebih siap untuk menghadapi berbagai goncangan kehidupan,” tuturnya yang selalu meluangkan waktunya untuk bersepeda santai di saat hari libur.

Sosoknya yang disiplin dan bertanggung jawab membuatnya disegani oleh berbagai kalangan. Di tengah kesibukannya sebagai pejabat Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara, ia selalu menyempatkan diri untuk berpelesir bersama istri tercinta, Mirdiyanti ke tempat-tempat bersejarah yang berada di Indonesia sekaligus menyalurkan hobbynya di bidang fotografi.

"Negara Indonesia kaya akan tempat bersejarah dan saya mengambil peluang itu bersama istri tercinta untuk menyaksikan keindahan bangunan-bangunan tua yang telah berdiri sejak lama,” ujar putra dari pasangan R. Moelyoto dan Suhartiyah. Ketika tiba di lokasi bersejarah terkadang ia melamun karena takjub akan hadirnya bangunan tua yang cukup mempesona hati. “Sungguh luar biasa, orang-orang yang hidup di zaman dulu sudah memiliki nilai seni yang sangat tinggi. Hanya dengan menggunakan telur, mereka bisa merekatkan batu-batu hingga menjadi bangunan kokoh yang bersejarah,” kagumnya.

Bukan hanya berpelesir ke tempat bersejarah namun ia kerap kali menyempatkan diri untuk berkunjung ke perpustakaan untuk menimba ilmu dan mengoleksi buku-buku bersejarah. "Membaca tidak mengenal usia karena manfaatnya sangat besar untuk menata masa depan. Saya sangat prihatin dengan kondisi saat ini dimana anak-anak muda zaman sekarang kurang berminat untuk mengunjungi perpustakaan. Mungkin mereka lebih memilih untuk browsing dibandingkan datang langsung ke perpustakaan,” keluhnya.

Seperti halnya di India, ungkapnya, disana perpustakaan tingkat kecamatan setara dengan perpustakaan tingkat provinsi yang ada di Indonesia. “Buku yang tersedia disana juga sangat lengkap dan beragam. Ditunjang dengan fasilitas yang memadai,” tambahnya. Akankah lebih baik lagi apabila generasi penerus bangsa bisa lebih mencintai negerinya dan menghasilkan karya nyata bagi kemajuan bangsa Indonesia.

Hal itu diterapkannya kepada  putri semata wayangnya yang bernama Ghassani H yang mulai beranjak remaja untuk bisa menjadi sosok yang dibanggakan keluarga dan negara. "Anak saya memiliki impiannya sendiri dan sebagai orang tua saya akan terus memberikannya pemahaman terkait dengan lika-liku kehidupan sehingga bisa menjadikannya pribadi yang penuh dengan kematangan dan siap menggapai impiannya," tutur pria berkacamata ini.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1.  Nama                               :  Heru Budi Hartono, SE, MM
2.  Tempat, Tanggal Lahir        :  Medan, 13 Desember 1965
3.  Pangkat / Golongan           :  Penata / IIId
4.  Agama                             :  Islam
5.  Jabatan                            :  Ka. Bagian Prasarana dan Sarana Perkotaan Jakarta Utara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun