Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku (Mazmur 19:15)
Tidak sedikit orang Kristen yang bertanya: "Pak, jika saya melakukan ini terhadap suami saya apakah salah?" Atau "Pak, jika saya berkata demikian kepada anak  saya apakah salah?" Karena dia sudah keterlaluan banget bla bla bla...
Sesungguhnya bukanlah soal benar atau salahnya, tetapi apakah ketika Anda berbuat demikian atau berkata demikian, sikap hati Anda benar atau tidak di hadapan Tuhan? Adakah perbuatan dan perkataan yang kita lontarkan itu di dasarkan oleh kasih, atau oleh kemarahan dan penghakiman?
Bagaimana motivasi hati kita? Itulah yang dinilai oleh Tuhan.
Rasul Paulus berkata, sekalipun semua yang kita katakan atau lakukan itu baik dan benar, tetapi apabila tidak didasarkan oleh sikap hati yang  benar (penuh persungutan), maka semuanya itu menjadi sia-sia di mata Tuhan (tidak ada berkatnya).
Manusia seringkali tidak menyadari kondisi hatinya sendiri (Yeremia 17:9-10).
Itu sebabnya Tuhan mengizinkan banyak perkara seperti angin ribut, badai & gelombang terjadi dalam kehidupan kita. Melalui perkara-perkara itulah Allah ingin menjamah hati kita, dan menyingkapkan apa yang terselubung di hati kita. Â Â Â
Kalau kita hanya menjaga mulut, itu percuma jika hati kita tidak benar, cepat atau lambat pasti akan keceplosan. Yang perlu diwaspadai adalah renungan hati kita (self talk). Semakin hati kita mengarah kpd Tuhan, hati kita akan semakin murni. Perkataan sia-sia kita akan semakin berkurang. Â Â
Marilah kita jalani tahun 2020 dengan sikap hati yang benar di hadapan Tuhan. Â
GBU all the best
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI