Mohon tunggu...
wisanggeni 54
wisanggeni 54 Mohon Tunggu... -

Berjalanlah di atas rel yang lurus..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Setega-Teganya Orang Tak Mungkin Memenggal Kepala, Kecuali Dendam Kesumat

16 Desember 2011   03:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:12 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Baru saja masyarakat di Indonesia dikejutkan berita yang sungguh membuat kita trenyuh. Namun demikian, saking trenyuhnya, membuat kita justru bertanya. Ada apa di balik peristiwa Mesuji Lampung?

Ya, kasus Mesuji di Lampung telah menggegerkan kita semua akibat repetisi pemberitaan dan roadshow mantan Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan darat Mayor Jenderal Purnawirawan Saurip Kadi, Ketua Tim Advokasi Lembaga Adat Megoupak Bob Hasan, dan mantan artis Pong Harjatmo.

Kiranya perlu dijelaskan, bahwa wilayah Mesuji adalah lokasi pertanian yang maju pesat. Artinya, akses komunikasi dan informasi lancar, jalan raya Lintas Timur melintas di tengah Mesuji. Di sana banyak kalangan professional, seperti dokter, insinyur, politisi, bankir, wartawan, maupun aktifis sosial. Menjadi aneh bahwa kejadian mengerikan pada awal 2011 tidak terungkap selama ini.  Bayangkan, 30 orang terbunuh, rumah ibadah dibakar, warga diusir dan harta bendanya dirampas, perempuan diperkosa. Siapa bisa memendam rahasia ini selama hampir setahun? Lokasinya hanya ’selemparan batu’ dari Jakarta. Coba bandingkan dengan penembakan di Papua. Bandingkan pula dengan robohnya jembatan Kutai Kartanegara, dalam lima menit beritanya telah menyebar ke seluruh dunia!

Untuk diketahui, sekarang ini bermunculan lembaga swadaya masyarakat (LSM) ‘pejuang keadilan’, terutama di sekitar lokasi perkebunan. Kerjanya mencari-cari masalah, menghasut dan memprovokasi warga. Bagi mereka konflik itu adalah lapangan kerja untuk mencari uang. Selalu saja mereka dapatkan alasan untuk membentuk aliansi rakyat tertindas, untuk menekan pemilik usaha. Jika perlu membenturkan antar kelompok masyarakat. Yang di Mesuji itu, warga setempat bertikai melawan Pam Swakarsa yang juga berasal dari warga setempat.

Menuduh polisi dan tentara berada di belakang pembantaian ini, hati nurani saya meragukannya. Melihat apa yang terjadi selama ini, polisi dan tentara telah berobah, mereka hanya akan menembak jika keselamatan nyawanya terancam. Mungkin saja ada oknum, tetapi tindakan keji sampai memotong kepala manusia pastilah dimuati niat balas dendam. Dalam sejarahnya, tindakan-tindakan seperti ini hanya terjadi dalam pertikaian horizontal, tidak melibatkan tentara atau polisi. Bagaimana pun rusaknya moral aparat, tetapi jelas bahwa tentara dan polisi memiliki organisasi dan garis pertanggungjawaban. Para komandannya tak mungkin bersedia dikorbankan sebagai tumbal kelakuan biadab anak buahnya di lapangan.

Kesimpulannya, tragedi Mesuji mungkin saja terjadi, merupakan kasus pertikaian antar warga yang diprovokasi oleh tukang adu-domba. Seseorang yang mengaku perwakilan warga Mesuji di televisi, dari gaya bicaranya bisa diduga bahwa ia pegiat LSM. Seandainya tuntutan mereka berhasil, maka pegiat LSM itu akan membagi-bagi hasilnya. Boleh jadi pensiunan jenderal Saurip Kadi akan memperoleh sekian puluh hektar. Omong kosong dengan tampang saleh lagak mulia, kasus serupa sudah berulangkali ditemukan.

Sayang sekali, korban nyawa telah berjatuhan. Hanya karena dihasut oleh tukang hasut, warga Mesuji tak terpikir lagi untuk menghadap Bupatinya, untuk meminta nasihatnya. Padahal ijin perkebunan itu diberikan oleh Bupati. Sedangkan seorang Bupati, entah koruptor atau bajingan, oleh karena jabatan yang diembannya, ia tak bakal membiarkan rakyatnya yang setia teraniaya di depan matanya! Salam!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun