Mohon tunggu...
wisanggeni 54
wisanggeni 54 Mohon Tunggu... -

Berjalanlah di atas rel yang lurus..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Terus Kejar Public Enemy #1

16 Januari 2012   03:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:50 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13266846031526669354

ilustrasi

Berbagai aksi peledakan bom beberapa waktu lalu di Tanah Air telah menghenyakkan kita, betapa rentannya negeri ini dari aksi terorisme. Akibat serangan itu, warga dari berbagai agama dan kebangsaan yang tak ada kaitannya dengan persaingan ideologi dan politik global harus menjadi korban sia-sia.

Berbagai peristiwa peledakan bom itu telah menggugah nurani kita sebagai manusia beradab akan kekejaman aksi terorisme, sekaligus menjadikan bahan renungan dan kajian guna meningkatkan kinerja dalam memerangi terorisme agar peristiwa serupa tak berulang lagi. Sudah cukup kiranya aksi teror yang kejam dan biadab itu terjadi. Saatnya bagi kita bangkit dan menggunakan semua kekuatan untuk menghadapi aksi teror apapun bentuknya.

Memang, ada beberapa hikmah yang dipetik dari aksi peledakan bom yang dapat menjadi landasan untuk memerangi terorisme di Nusantara. Antara lain, terorisme adalah ancaman nyata bagi keamanan nasional. Selain itu, sasaran para teroris tak bersifat diskriminatif. Kini serangan teror dilancarkan terhadap sasaran-sasaran terpilih tanpa harus terkait dengan simbol-simbol kekuatan tertentu. Ini berakibat pada jatuhnya korban-korban tak berdosa yang sering kali tak terkait dengan kekuatan tertentu tadi yang menjadi musuh kelompok teroris. Hal ini terjadi karena sasaran-sasaran terpilih yang merupakan simbol-simbol kekuatan tertentu tersebut (misalnya hegemoni AS) kini memiliki sistem pengamanan yang lebih ketat, sehingga cukup sulit untuk ditembus.

Dengan demikian, terorisme dapat muncul di mana saja dan kapan saja. Berbagai aksi teror di dunia sekalipun menunjukkan, bahwa tak ada negara yang kebal terhadap terorisme, baik negara maju maupun negara berkembang. Negara-negara maju dengan sistem keamanan nasional yang sudah mapan masih saja dapat diserang oleh kelompok teroris, apalagi negara-negara berkembang seperti Indonesia yang tengah menata diri dalam sistem keamanan nasionalnya.

Dalam rangka memberantas aksi terorisme, ada baiknya bila kita menyimak landasan teoritis yang diperkenalkan oleh para pakar yang mengibaratkan teroris dan masyarakat sebagai ikan dengan air di dalam kolam, di mana ikan adalah teroris, sementara air adalah masyarakat. Ikan dapat berenang ke mana saja apabila cakupan airnya besar sehingga untuk menangkap ikan harus dilakukan dengan mengeringkan airnya.

Teroris dapat bergerak leluasa, apabila masyarakatnya kurang memiliki kewaspadaan terhadap terorisme itu sendiri, begitu pula sebaliknya. Artinya, partisipasi publik dalam memerangi terorisme bersifat vital karena tanpa hal itu, maka kinerja aparat keamanan dan aparat intelijen akan kurang maksimal dalam memerangi terorisme.

Faktor berikut yang juga penting guna memberantas terorisme, adalah perangkat hukum dan kelembagaan, mengingat penanganan terorisme tak dapat dilakukan dengan perangkat kriminal biasa, karena terorisme adalah kejahatan luar biasa. Untuk itu, terorisme sebisa mungkin harus ditangani dengan mencegah terjadinya aksi terorisme (meminjam istilah anti teror) dan sebaiknya mengejar pelaku sebelum peristiwa terjadi.

Akhirnya, kita berdo’a agar aksi terorisme tidak lagi berpijak di Tanah Air tercinta lagi, sehingga masyarakatnya dapat hidup berdampingan secara rukun, damai, dan… aman. Semoga!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun