Mohon tunggu...
Wirys Wijaya
Wirys Wijaya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk belajar

Lulusan Manajemen Dakwah, Suka Travelling melalui teks dan pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membedakan Hari Ibu Kita dan Mothers Day Mereka

22 Desember 2023   18:00 Diperbarui: 22 Desember 2023   18:34 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari Ibu di Indonesia

Setiap tanggal 22 Desember, masyarakat Indonesia memperingati hari Ibu. Banyak ucapan dan pos media sosial betebaran berisi "selamat hari Ibu" yang ditujukan untuk ibu-ibu, mama-mama yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik putra putrinya. Tentu hal ini tidak salah, karena menghormati, menghargai, dan merayakan kehadiran orangtua perempuan yang paling kita sayangi adalah wajib. Tetapi itu bukan momen yang tepat, karena hari Ibu kita (orang Indonesia) berbeda dengan yang dimaksud mothers day oleh mereka (luar negeri).

Dikulik dari sejarahnya, hari Ibu pertama kali ditetapkan Presiden Soekarno pada tahun 1959 bertepatan dengan ulang tahun Kongres Perempuan Indonesia I (22-25 Desember 1928). Kongres ini ditujukan untuk mengangkat hak-hak perempuan Indonesia, agar memiliki hak kesetaraan dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik, dan sebagainya. Kongres Perempuan Indonesia I berhasil menyatukan organisasi pergerakan perempuan seperti Wanita Oetomo, Poetri Indonesia, Wanita Katolik, Aisyiyah, Wanita Moeljo, Darmo Laksmi, Wanita Taman Siswa, juga sayap perempuan dari berbagai organisasi pergerakan lainnya.

Dari sejarahnya, Hari Ibu nasional memiliki akar sejarah pergerakan organisasi perempuan secara keseluruhan, tak terbatas pada perannya sebagai seorang ibu di rumah tetapi juga kiprahnya dalam perjuangan kemerdekaan dan membangun bangsa. Lantas mengapa dinamai Hari Ibu bukan Hari Perempuan?

Terminologi kata Ibu dalam bahasa Indonesia

Kata "ibu" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: wanita yang telah melahirkan seseorang; kata sapaan untuk wanita yang sudah bersuami; sapaan takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum; bagian yang pokok, asal, utama; orangtua  perempuan.

Pada penggunaan sehari-hari, kita tak hanya memanggil ibu pada orang yang melahirkan kita, tetapi juga pada perempuan yang kita hormati yang usianya lebih tua. Ibu juga dipakai untuk menunjukkan sesuatu yang besar dan penting seperti: ibu kota, ibu jari, bahasa ibu. Dari sini, kita bisa menganalisis bahwa kata "ibu" tidak bermakna sempit pada seorang yang melahirkan atau menjadi orang tua perempuan kita, tetapi lebih luas dari itu.

Merujuk pada kebahasaan dan terminologinya, Hari Ibu dapat dimaknai sebagai Hari untuk Perempuan yang telah berperan bagi bangsa dan negara, perempuan yang kita hormati, yang tak terbatas pada orang tua kita.

Perbedaan Hari Ibu dengan Mothers day

Hari Ibu tak bisa serta merta diterjemahkan sebagai mothers day layaknya budaya asing atau negara lain. Karena makna "mother" dibatasi pada perempuan yang melahirkan kita dan atau orang tua perempuan yang telah mendidik dan merawat anaknya. Lantas bagaimana kita memperingati hari ibu atau mothers day?

Tentu untuk merayakan ibu yang melahirkan kita, tak harus menunggu momentum tahunan. Melainkan dengan memperlakukannya dengan istimewa setiap harinya dengan rasa syukur, welas asih, dan budi baik kepadanya. Bisa pula kita merayakannya bersamaan dengan para ibu dunia, bersamaan dengan Mothers Day internasional.

Merayakan Hari Ibu dengan semangat nasionalisme

Apa dampak dan pengaruhnya memaknai Hari Ibu sebagai hari pergerakan perempuan? Perubahan merayakan Hari Ibu sebagai hari pergerakan perempuan, menyuntikkan nilai-nilai yang baru bagi kita. Yakni memperingati bahwa ternyata, perempuan semenjak lahirnya bangsa ini adalah sosok yang penting dalam merebut dan mengisi kemerdekaan. Peran perempuan yang utama bukanlah di dapur dan sekitar rumah saja, melainkan juga dalam forum-forum organisasi dan ruang-ruang pergerakan nasional.

Kini, saatnya kita merayakan hari Ibu dengan semangat nasionalisme, semangat untuk turut serta membangun negeri, bersatu, dan berserikat sesuai profesi yang kita miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun