Mohon tunggu...
Ibni Wiryateja
Ibni Wiryateja Mohon Tunggu... Mahasiswa - docendo discimus

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relung Kekeliruan dan Kesalahan Berbahasa

25 Desember 2021   19:31 Diperbarui: 25 Desember 2021   19:37 1801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa dalam puisi tak jarang sengaja "dirusak" ditelanjangi maknanya kemudian disusun kembali, metode ini disebut dekonstruksi. Hal ini dapat terjadi karena dalam sastra mengenal hak yang disebut lisencia poetica atau dengan kata lain penulis bebas menembus batas-batas kaidah kebahasaan untuk memunculkan perspektif berbeda pada karyanya. Hal semacam ini tidak hanya terjadi pada karya sastra. 

Dalam esai akademis pun pelanggaran semacam ini juga dapat ditemui, sebut saja esai karya bel hooks yang banyak mengangkat isu feminis dan humaniora. Dia enggan untuk menggunakan huruf kapital pada namanya, karena menganggap huruf kapital sebagai simbol maskulinitas yang khas dengan patriarki sehingga tak sejalan dengan visinya. Nah, mungkin itu sedikit perkenalan kita dengan kesalahan dan kekeliruan berbahasa. Apabila pembaca punya pendapat lain yang berbeda dapat kalian komentari ya! Sampai jumpa...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun