Situbondo,kompasiana.com
Lantaran tidak terima atas pemberitaan yang dianggap telah mencemarkan nama baiknya, RR berniat akan melaporkan 3 oknum wartawan harian ke polisi. Kejadian tersebut berawal dari munculnya berita berjudul " Selingkuh, Dokter Desa Diusir" di sebuah koran harian edisi Rabu tanggal 19 Oktober 2011. Dalam isi berita disebutkan bahwa RR adalah WIL seorang dokter sekaligus pemilik sebuah klinik yang berinisial ABS. Mereka berdua diusir dari rumah kontrakan di Perum Panji Permai yang ditempati RR bersama ketiga teman wanitanya. Warga sekitar menggerebek rumah kontrakan itu karena diduga telah dijadikan tempat mesum oleh ABS dan RR. Akibat dari perselingkuhan tersebut RR hamil. Berita serupa juga dimuat pada edisi yang sama di 2 koran harian lainnya.
Akibat dari pemberitaan yang menyudutkan di ketiga koran harian tersebut, RR mengalami shock. Ia tidak habis pikir kenapa ia diberitakan seburuk itu, padahal RR tidak pernah menjalin hubungan asmara dengan ABS. Hubungan mereka berdua hanya sebatas antara atasan dengan bawahan, hal itu karena RR bekerja di klinik milik ABS. Disinggung soal kehamilannya, RR menjelaskan bahwa dia memang hamil hasil dari pernikahannya dengan Wwn suaminya yang juga bekerja di tempat yang sama bukan hasil selingkuh dengan ABS. Sedangkan kepindahannya dari rumah kontrakan sebelumnya, RR mengatakan bahwa ia pindah rumah karena di tempat yang lama sudah tidak memungkinkan untuk dia tinggali, sebab ia sudah bersuami dan harus mengontrak rumah sendiri bersama suaminya.
RR berniat akan mengadukan ketiga oknum wartawan tersebut kepada polisi karena telah menulis berita bohong. Menurut RR semua kejadian yang diberitakan di ketiga koran itu tidak benar dan fitnah. Ironisnya RR mengaku belum pernah didatangi ketiga oknum wartawan yang telah menulisnya untuk konfirmasi tentang kebenaran berita tersebut sebelum dimuat di koran. RR berharap mereka ditindak sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Saya tidak terima diberitakan seperti itu, mas ! saya telah dituduh selingkuh dengan ABS dan hamil karenanya. Kejadian penggerebekan dan pengusiran itu sama sekali tidak ada, itu bohong!" ujar RR didampingi suaminya.
Sementara itu di tempat lain, keterangan serupa didapat dari ABS yang mengaku sangat marah setelah mengetahui kalau dirinya diberitakan sepihak di koran. Peristiwa yang ditulis dalam pemberitaan tersebut dianggap telah merugikannya. Di samping itu juga merusak kelangsungan kliniknya. Lebih lanjut ABS menerangkan bahwa isi berita tersebut tidak benar dan terkesan menyudutkan dirinya. ABS merniat melaporkan ketiga oknum wartawan itu ke Dewan Pers karena telah melakukan kebohongan publik terkait pemberitaan yang hanya berdasarkan opini tanpa didukung data yang valid sebelum dimuat. Dampak dari pemberitaan tersebut, secara moral ABS merasa telah dirugikan.
Ketigaoknum wartawan tersebut juga tidak pernah menghubungi ABS untuk konfirmasi dan klarifikasi terkait isu yang berkembang di masyarakat sebelum berita itu ditulis dan dimuat. Mereka menulis berita hanya berdasarkan katanya kata orang tanpa dicheck kebenarannya. ABS menilai ketiga oknum wartawan koran harian tersebut tidak profesional, hanya bermodal isu dari mulut ke mulut sudah langsung menulis tanpa konfrimasi dan klarifikasi lebih dulu.
"Wartawan itu langsung nulis aja tanpa konfirmasi langsung kepada saya, mas ! Seenaknya saja mereka menulis berita hanya dengan berdasarkan isu, itu bukan salah tulis tapi fitnah. mereka tidak menunjukkan kinerja yang profesional. Apalagi salah satunya bernaung disebuah koran harian terbesar di Jawa Timur" ujar dokter yang dikenal ramah tersebut dengan nada tinggi.
Selanjutnya ABS dengan tegas menyatakan "Saya akan melaporkan mereka kepada Dewan Pers di Surabaya agar diambil tindakan tegas atas kelakuan mereka."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI