Pekanbaru Kota Bertuah ,kini sudah menjadi Kota Madani.
Slogan berubah akan tetapi selagi karakter tidak berubah ini akan tetap menghasilkan hal yang sama,kekurangan yang seperti bom waktu akan tersingkap kemana mana.kali ini covid 19 cukup menarik perhatian publik,sebelum salah satu kota di Makasar,Pekanbaru adalah satu satunya Kota yang ada diluar pulau Jawa yang ditetap pemerintah sebagai Zona Merah dengan diizinkannya ber PSBB
Akan tetapi ini terkesan tergesa gesa oleh publik,benar saja ketika hal ini ditunjukkan melalui Peraturan Walikota mengenai PSBB yang mana dicantumkan dalam aturan tersebut penggunaan Kerera Api di Pekanbaru,kekeliruan ini sungguh memalukan sekali,dapat dibayang kan betapa kacau nya fenomena ini,tapi ini ibarat gunung Es,puncak nya saja dibawahnya ada hal hal yang lebih besar perlahan tapi pasti akan terkuak ke publik
Dapat dibayangkan,terhitung hari ini 29 April PSBB sudah berjalan yang awalnya seminggu ini masuk Fase tambahan,sementara diminggu minggu awal terdapat banyak kelabakan dimana mana.Warga Pekanbaru yang sudah di LockDown ini dipaksa berhenti sejak lama beraktifitas,jalanan di jaga oleh Aparat kepolisian.Tetapi ,sudah dua minggu berjalan PSBB yang angkanya Fantastis itu disertai dengan lelucuan berikutnya.
Di beberapa tempat RT bahkan menolak bantuan sembako yang diedarkan melalui BUMD SPM.Alasannya karena RT RW melakukan pendataan ,dari 200 KK yang mereka ajukan ke Walikota yang diakomodir pemerintah hanya 20 KK,sementara dampak Covid 19 ini dirasakan oleh Semua lapisan masyarakat ,terutama rentan sekali untuk masyarakat menengah kebawah.Belum lagi ,dalam pertemuan pimpinan kabupaten bersama Gubernur Riau,terungkap fajta bahwa data yang dimiliki Pemko yang PsBB ini berbda dengan data yang dimiliki pemprovÂ
Hal ini memperpanjang tanya ,apakah ini bentuk ideal dari PSBB,yang paling penting kebijakan ini harus di evaluasi
Bagaimana Relawan PSBB Pekanbaru?
Relawan Covid Pekanbaru ? Miris atau memang sudah ideal?
Pekanbaru PSBB,aku senang minta ampun meski kota ini akan lumpuh setidaknya bahaya mengancam akan berhenti secara paksa,karakter masyarakat yang ngeyel,minim pengetahuan soal Covid 19 memang harus dihajar dengan kebijakan yang keras pula.Tetapi ,nalar kritis tetap harus ada tujuannya untuk penyelamatan masyarakat,pemerintah harus hadir
Pekanbaru ini memang lucu ,lumayan Walikota nya dibuat malu ,rilis Perwako terkait PSBB ini bocor,dan memalukan ,sebab dicantumkan adanya "Kereta Api" sejak kapan Pekanbaru punya layanan kereta api ? bukan itu saja coba geser sedikit soal relawan covid,mohon tanggapan bagi yang sudah biasa jadi relawan
Pagi jam 8 mereka berkumpul kemudian datang ke Posko yang telah ditentukan,kau tau berapa gaji relawan Covid ? mereka digaji 73 Ribu Rupiah ,semua sudah di dalam itu semua,hari pertama mereka bekerja mereka dikasih pinjaman 50 ribu rupiah ,minyak mereka disana,makan mereka disana,oh iya ini bulan puasa,kau pasti akan berswasangka bahwa mereka benar benar dapat berbuka?Â