KEJAMNYA ALEG MUSANG LONCAT DIY
Seorang guru SD di wilayah gunungkidul harus menderita kerugian akibat ulah Caleg Musang Loncat.Entah karena bodohnya Sang guru atau karena liciknya Musang Loncat. Pada Pemilu tahun 2009 yang lalu entah bagaimana awalnya pertemuan antara guru yang bernasib sial itu sebut saja S dan Caleg Musang dari sebuah Partai berlambang matahari yang bernama SW yang akhirnya S bersedia membantu memuluskan SW menjadi Aleg dengan cara memberi pinjaman uang Koperasi yang sangat fantastis jumlahnya bagi seorang guru yaitu 1,1 miliar yang dicairkan melalui Bank BPD dengan catatan sanggup mengembalikan setelah jadi Aleg.
Muluslah cita-cita SW dengan uang 1,1 miliar itu lolos sebagai Aleg, akhirnya S menagih kesanggupan SW untuk mengembalikan pinjaman tersebut namun apa yang dilakukan SW seperti kata pepatah "Air susu dibalas dengan air tuba" SW memberikan 2 cek untuk dicairkan di Bank. Betapa terkejutnya S karena ternyata cek yang diberikan SW adalah cek kosong. Setelah berulang-ulang menagih tak ada hasil akhirnya S mendapat tekanan dari koperasi tempat dia bekerja dan S harus menyerahkan sertipikat tanah dan bangunan sebagai agunan kepada koperasi. Sampai akhirnya S melaporkan penipuan SW ke POLDA Yogyakarta, sampai hari ini tidak ada hasil karena ternyata SW juga terjerat kasus hukum yang lain sehingga dia ditendang dan di PAW oleh Partai berlambang matahari.
Waktu terus berjalan sampai akhirnya SW mendaftar menjadi Caleg di partai berlambang kepala garuda. S tidak putus asa menagih ke SW agar melunasi hutangnya bahkan SW sempat diundang ke koperasi dan berjanji akan menyelesaikan hutangnya sampai selesai kampanye 2014 ini. Sementara S menderita lahir batin karena dikejar-kejar pengurus dan anggota kopersinya, apalagi pada saat RAT dia harus menahan malu karena tak mampu menagih SW. Padahal agunan S ke koperasi sudah mendekati akhir dan terancam untuk disita pihak koperasi sesuai perjanjiannya.
Pesan moral:
1. Jangan pilih Caleg model Musang loncat yang pasti tidak akan berpihak pada rakyat.
2. Kepada KAPOLDA DIY agar menindak lanjuti kasus yang menimpa guru tersebut.
3. Kepada saudara SW ke mana hati nuranimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H