Mohon tunggu...
wirdiyansaputra
wirdiyansaputra Mohon Tunggu... Penulis - penulis kecil kecilan

Anak muda kelahiran 2003, berprofesi sampingan sebagai penulis lirik sekaligus vokalis dari sebuah band, juga penikmat tulisan tulisan yang indah.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Esai Apresiasi puisi Restless karya Li-Young Lee

5 Januari 2025   17:43 Diperbarui: 5 Januari 2025   17:43 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Puisi berjudul Restless karya Li-Young Lee mengeksplorasi tema-tema seperti kehilangan tempat, kerinduan, dan hubungan kompleks antara identitas dan memori. Puisi ini mencerminkan tahapan konflik internal yang berakar pada identitas. Penulis, Li-Young Lee, menggambarkan pengalaman hidup antara dua negara, seperti pada baris pertama, "you were born in one country and will die in another," (Restless, baris 1), yang melambangkan keterputusasaan. Bulan pada baris ke-3, "and the moon never hangs in both skies on the same night," (Restless, baris 3), menjadi metafora untuk keterpisahan, karena tidak bisa berada di dua langit secara bersamaan. Li-Young Lee juga menuangkan perasaan mendalam tentang perjuangan antara melupakan dan mengingat. Perpecahan ini mengonsumsi penulis puisi, yang sedang dalam keinginan-keinginan yang saling bertentangan antara hidup dan mati, koneksi dan kesendirian. Puisi ini berakhir dengan refleksi tentang hubungan mendasar dengan orang tua dan keabadian ikatan yang familiar, termasuk teman-teman yang ditinggalkan.

Penulis sangat menikmati Restless karena imaji yang menggugah dan kemampuannya menangkap rasa sakit dan keindahan dari kehilangan sebuah tempat. Cara Lee mengangkat dua kategori atau kata yang berbeda dan bertentangan namun saling terhubung di hampir setiap baris membuat penulis sangat menyukai karya ini. Secara khusus, apresiasi ditujukan pada baris yang telah dijelaskan sebelumnya; teknik kontradiksi namun terhubung yang digunakan Lee, "and that's why you're divided: yes and no, I want to die. I want to leave. Never go away. Leave me alone," (Restless, baris 6). Baris ini sangat perhatian penulis terhadap puisi ini, karena Lee mengingatkan pembaca bahwa setiap perbedaan, bahkan hal yang sangat bertolak belakang, sebenarnya saling terhubung. Penggunaan bahasa yang sederhana namun mendalam oleh Lee membuat penulis terhanyut dalam kedalaman emosional karya ini. Eksplorasi Lee terhadap dualitas---cinta dan kehilangan, rasa memiliki dan keterasingan---terasa universal.

Restless memberikan wawasan dan perspektif baru kepada penulis tentang bagaimana kehilangan tempat dan memori membentuk identitas seseorang. Gagasan bahwa memori bisa menyembuhkan sekaligus melukai menantang pemahaman penulis tentang bagaimana individu menghadapi trauma atau keterputusan, khususnya keterputusan dengan keluarga di rumah atau teman dekat. Baris, "you can't sleep except by forgetting, you can't love except by remembering" (Restless, baris 5), mengungkapkan bahwa melupakan dan mengingat adalah paradoks namun esensial untuk bertahan hidup sendirian. Dualitas ini membuat penulis merenungkan kehidupannya, menyadari bagaimana pengalaman masa lalu memengaruhi emosi atau bahkan kepribadian saat ini. Ini memperdalam empati penulis terhadap mereka yang hidup dengan identitas yang terbagi atau luka akibat migrasi.

Puisi ini menyoroti isu sosial tentang kehilangan tempat. Bagi imigran atau individu yang hidup di antara budaya, gagasan tentang "rumah" menjadi kompleks, seperti yang disoroti pada baris, "you were born in one country, and will die in another" (Restless, baris 1). Yang terasa aneh dan membingungkan adalah gagasan bahwa identitas seseorang bisa terus-menerus terbagi, tidak pernah sepenuhnya menjadi milik satu tempat. Puisi ini sangat beresonansi dengan penulis karena mengingatkan penulis pada anggota keluarga atau teman dekat yang bermigrasi ke negara lain. Kisah-kisah mereka tentang kerinduan pada tanah air, sambil membangun kehidupan di tempat lain, mencerminkan perjuangan pembicara.

Pesan yang terkandung di dalam Restless berpusat pada kondisi manusia yang terpecah, antara tempat, identitas, dan emosi. Menurut pemikiran filosofi dari Lee, perpecahan ini adalah beban sekaligus aspek mendefinisikan kehidupan. Respons penulis terhadap perspektif ini adalah penghargaan; puisi ini mengingatkan penulis bahwa dualitas bukanlah kekurangan, melainkan bukti dari kompleksitas menjadi manusia.

REFERENSI

Lee, (2001) Restless from Book of My Nights. Poetry Foundation. https://www.poetryfoundation.org/poems/1583838/restless

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun