Setiap insan pasti memiliki masa lalu yang indah untuk dikenang dan ada juga masa lalu menyakitkan yang wajib dilupakan .
Melawan masa lalu adalah sebuah kesiasiaan (mustahil) sering sekali kita menghardik seseorang karena masa lalu mereka yang menampakkan wajah buramnya, sehingga kita menjauh bahkan mencoba untuk tidak mengenal orang tersebut.
Tahukah kita setiap insan tidak ingin terjadi kejadian masa lalu yang buruk namun itu diluar kendali mereka karena ketidak mampuan menerka masa depan pada masa itu, namun mencoba menghapus masa lalu yang buruk dengan perilaku adalah tindakan mulia.
Baru baru ini penulis mencoba mencari topik yang tepat untuk tulisan yang sering kita lakukan namun selalu luput dari perhatian. Siapa sih pada saat ini tidak memakai media sosial ?
Nyaris tidak satu insanpun yang tidak memiliki media sosial, media sosial adalah salah satu instrumen kita dalam mengenang kisah kehidupan kita baik yang buruk maupun yang baik. Namun sadarkah kita akan keresahan yang penulis rasa semua orang akan menghindarinya yaitu kisah yang kita anggap menyakitkan untuk dilihat dan bahkan tak jarang membuat kita depresi.
Mengarsipkan pesan, mengarsipkan postingan dimedia sosial dan bahkan menghapusnya karena foto atau video dan bahkan tulisan kita sering membuat kita merasa sakit serta gundah gulana, oleh sebab itu kecemasan akan konten itu kita melakukan penghindaran berupa mengarsipkan bahkan sampai menghapus konten tersebut sehingga jejak bahagia dimasala lalu yang menjadi penyakit hari ini harus disingkirkan.
Hal positif dari menyingkirkan sebab sebab sumber kita menjadi gundah gulana adalah rasa puas dan tanang walaupun kita akan mendapati bayangan bayangan penyesalan yang tak ada hentinya. Namun setidaknya usaha akan hal yang ruhiyah kita telah tersingkir oleh pikiran posisi karena ketiadaan hal mengganggu psikologis.
Menghapus konten media sosial adalah tindakan wajar, namun sering menjadi tidak wajar karena ketusnya hati yang terluka akibat perbuatan, omongan bahkan perilaku seseorang namun kita memiliki memori yang cukup untuk mengingat kisah tentangnya karena ada konten di medsos kita sehingga itu perlu disingkirkan secara perlahan dengan berbagai cara bahkan bersifat rahasia sehingga tidak terlihat dan tidak dirasakan oleh sahabat, keluar dan bahkan pengemar kita.
Tulisan ini bersifat opini walaupun didalamnya terdapat nilai fisikologis yang sengaja penulis sisipkan agar tulisan bernilai ilmiah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H