Satelit memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan satelit, kita dapat melakukan komunikasi, navigasi, menonton berbagai program televisi, mendengarkan radio, mengakses informasi di internet, dan banyak kegiatan lainnya. Berdasarkan ketinggian lintasan orbitnya, satelit terbagi menjadi 3 jenis, yakni satelit Geostationary Orbit (GEO), satelit Middle Earth Orbit (MEO), dan satelit Low Earth Orbit (LEO). Lantas, apa saja perbedaanya? Mari kita bahas satu per satu!Â
Satelit Geostationary Orbit (GEO)
GEO merupakan lintasan satelit yang paling jauh dari bumi, yakni berada pada ketinggian sekitar 36.000 km dari permukaan bumi. Itu sebabnya, dengan jarak yang sangat jauh ini, latensi satelit GEO bisa dibilang cukup tinggi. Latensi merupakan waktu yang dibutuhkan untuk transmisi informasi dari stasiun di bumi ke satelit dan sebaliknya. Semakin jauh jarak satelit dengan bumi, semakin tinggi latensinya.Â
Satelit Middle Earth Orbit (MEO)
Satelit ini mengorbit di atas ketinggian 8.000 km hingga 20.000 km dari permukaan bumi. Sebagaimana namanya, satelit MEO berada di tengah-tengah lintasan satelit GEO dan LEO. Dari segi latensi, satelit MEO memiliki latensi yang cukup tinggi, tetapi masih lebih cepat daripada satelit GEO. Selain untuk komunikasi, satelit MEO banyak dimanfaatkan dalam bidang navigasi.Â
Satelit Low Earth Orbit (LEO)
Satelit ini adalah yang paling dekat dengan bumi. Salah satu contoh satelit LEO adalah satelit Starlink milik Elon Musk. Jarak satelit Starlink ke bumi hanya 550 km. Karena jaraknya paling dekat, latensi satelit LEO juga yang paling kecil. Itu sebabnya, satelit LEO Starlink mampu menghadirkan koneksi yang paling cepat dibanding satelit GEO dan MEO karena latensinya yang paling rendah.Â
Teknologi komunikasi satelit berbasis LEO milik Starlink memang sedang menarik perhatian baik di dalam maupun di luar negeri. Di Indonesia, Starlink telah menggandeng beberapa perusahaan telekomunikasi untuk memasarkan layanannya. Selain perusahaan plat merah Telkom, ada pula perusahaan Primacom yang ditunjuk menjadi authorized reseller Starlink.Â
Dalam acara penandatangan kerja sama, Direktur Utama Primacom Kiki Harjadi menyampaikan bahwa Starlink menggunakan teknologi satelit terbaru berbasis low earth orbit  (LEO) yang dapat melengkapi layanan komunikasi satelit yang sudah Primacom miliki. "Teknologi komunikasi satelit terbaru dari Starlink merupakan inovasi dalam industri telekomunikasi. Kerja sama Primacom dan Starlink menjadi langkah strategis untuk membantu masyarakat di seluruh penjuru Indonesia mendapatkan koneksi internet yang berkualitas, termasuk pelaku bisnis agar dapat beroperasi lebih optimal di kawasan mana pun," ujar Kiki.Â
Yang penting untuk diperhatikan, satelit yang mengorbit di lintas GEO, MEO, dan LEO memiliki kekhasannya masing-masing. Pada satelit GEO, meskipun latensinya paling tinggi, area jangkauannya yang paling luas. Satu satelit GEO bahkan mampu menjangkau area hampir seluas 1 benua. Sebaliknya, pada satelit LEO, meskipun latensinya paling rendah, area jangkauannya lebih terbatas. Diperlukan puluhan, ratusan, bahkan ribuan satelit LEO untuk menghadirkan koneksi pada area yang luas.Â