Judul artikel ini terlintas dalam benak saya ketika disuatu pagi saya sedang terburu - buru berangkat ke kantor. Pagi itu seperti halnya pagi - pagi sebelumnya aktifitas saya dan istri terbilang cukup padat. Dimulai dengan sholat subuh berjamaah, memasak air hingga memandikan anak kami lakukan secara gotong royong. Namun apa boleh buat itulah memang kewajiban orang tua yang sudah memiliki seorang anak. Aktifitas - aktifitas yang kami lakukan itu hingga benar - benar menguras waktu kami hingga jam dinding "memberi peringatan" kepada kami untuk segera berangkat menuju tempat kami mengabdikan ilmu yang telah kami pelajari dengan susah payah di kampus kami masing - masing. Dan karena aktifitas itulah kami hampir selalu melewatkan sarapan pagi dirumah dan memilih untuk membeli makanan diluar.
Sesampainya di kantor saya segera bergegas ke kelas saya untuk meletakkan barang bawaan saya yang berupa tas berisi sebuah laptop, pengisi daya dan beberapa buah buku dan alat tulis senjata yang saya bawa sehari – hari untuk mengajarkan ilmu – ilmu kepada anak didik saya. Dari kelas saya segera bergegas menuju ke sebuah warung yang letaknya tidak begitu dari tempat saya bekerja dan memesan sepiring nasi pecel.
Setelah menunggu sebentar tersajilah sepiring nasi pecel di hadapan saya yang membuat saya tidak sabar menyantapnya. Nasi pecel di hadapan saya benar – benar menggugah selera. Nasi hangat yang putih dan lembut serta aroma khas nasi memanjakan hidung saya. Belum lagi hijaunya sayur bayam yang bercampur dengan tauge matang begitu sedap dipandang. Siraman sambel pecel yang menggoda seolah memanjakan mata saya. Belum lagi sajian tempe goreng hangat dan peyek yang renyah membuat perut saya yang kosong seolah meronta minta diisi.
Segera saya menyantap nasi pecel dihadapan saya. Luar biasa rasanya nikmat ketika butir – butir nasi bercampur pecel tadi masuk kedalam mulut saya. Pelan – pelan saya nikmati nasi pecel dihadapan saya hingga habis.
Beberapa saat kemudian pikiran saya melayang dan kemudian timbul pertanyaan di benak saya yaitu apa yang membuat nasi pecel ini enak. Setelah saya melakukan analisa mendalam akhirnya saya menemukan bahwa yang membuat nasi pecel itu enak adalah sambel pecel yang menjadi bumbu penyedap utama dalam kuliner yang satu ini.
Sambel pecel merupakan kekuatan utama dalam sebuah nasi pecel. Dia adalah inti dari sepiring/ sebungkus nasi pecel yang menentukan apakah nasi pecel itu layak mendapat gelar pecel enak dan tidak enak. Selain itu sambel pecel berperan dalam menentukan pendapatan si empunya warung. Semakin enak pecelnya maka biasanya akan bertambah pula pundi – pundi keuangan si empunya warung.
Sambel pecel merupakan sebuah kuliner yang terbuat dari berbagai macam bahan. Adapun bahan untuk membuat sambel pecel adalah sebagai berikut: kacang tanah goreng, cabai merah, cabai rawit merah, bawang putih, kencur, irisan kulit jeruk purut, garam, gula merah, dan asam jawa. Semua bahan tersebut kemudian diramu sedemikian rupa hingga jadilah satu – kesatuan kuliner yang bernama sambel pecel tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H