Tumor jinak sering dikatakan tidak berbahaya karena tidak sampai berkembang menjadi kanker. Namun, penyakit ini tetap tidak bisa dianggap enteng karena dapat berakibat fatal pada kesehatan tubuh. Karena sifatnya yang jinak membuat penderitanya kurang tanggap melakukan pengobatan. Padahal, semakin cepat tumor jinak diobati, akan semakin baik hasilnya. Demikian diungkapkan ahli bedah onkologi RS Sanglah Prof. Dr. dr. Ida Bagus Tjakra Wibawa, Sp. B. Onk (K).
Ahli kanker Prima medika Hospital ini mengatakan, tumor jinak biasanya dikelilingi oleh permukaan luar yang menghambat pertumbuhannya sehingga tak sampai berkembang menjadi tumor ganas. Namun pada beberapa kasus, tumor jinak justru dapat berkembang menjadi tumor yang ganas, sepertipolip kolon merupakan tanda timbulnya kanker kolon. Sel pada adenoma, menunjukkan tidak normalnya bentuk perkembangan sel. Ketidaknormalan sel tersebut mengakibatkan kasus tumormeningkat menjadi kanker.
Tumor jinak biasanya diawali oleh hal-hal yang dianggap sepele seperti timbul benjolan. Tanda lainnya adalah sakit pada bagian yang ditekan. Ketika suatu bagian tubuh yang diduga terserang kanker ditekan dan menimbulkan sakit, hal ini perlu juga dicurigai. Namun, ia menegaskan, Anda justru waspada, jika benjolan tersebut tidak merasa sakit dan terus membesar. Beberapa kanker justru ditandai dengan benjolan tanpa rasa sakit.“Pada kasus tumor jinak, benjolan biasanya mengalami proses yang lama untuk berkembang menjadi besar. Biasanya membutuhkan waktu puluhan tahun. Namun, jika benjolan cepat membesar, apalagi sebesar bola tenis, hendaknyawaspada,” paparnya lebih jauh.
Beda Tumor Jinak dan Ganas
Perbedaan tumor jinak dan ganas adalah, tumor jinak tidak memiliki sel kanker, ketika diangkat jarang tumbuh kembali, tidak menyerang jaringan di sekitarnya. Tumor yang tumbuh di bagian otak yang sensitif kadang – kadang dapat mengancam nyawa. Sedangkan tumor ganas memiliki sel kanker yang dapat memisahkan diri dan berkembang. Walaupun sudah diangkat, tumor ganas sering tumbuh kembali. Tumor ganas menyerang jaringan di sekitarnya baik itu jaringan sehat atau tidak. Sel kanker dapat menyebar ke bagian lain dan berkembang membuat tumor ganas lainnya. Tumor ganas sering mengacam nyawa.
Ia mengatakan, benjolan pada daerah sekitar leher dapat dicurigai sebagai kankerkelenjar getah bening. Secara fisik gejala kanker kelenjar getah bening dapat timbul benjolan yang kenyal, tidak terasa nyeri, mudah digerakkan, dan tidak ada tanda-tanda radang. Namun, tidak semua benjolan yang terjadi di sistem limfatik ini merupakan limfoma.Gejala kanker kelenjar getah bening lainnya meliputi pembengkakan kelenjar getah bening pada leher, ketiak atau pangkal paha.
Seringkali penderita tidak menunjukkan gejala khas hanya memiliki semacam benjolan atau pembengkakan kelenjar getah bening pada leher. Karena tidak ada keluhan khas banyak pasien baru berobat saat masuk stadium lanjut sehingga sel kanker sudah menyebar dan sulit diangkat dengan operasi. Hingga kini penyebab kanker kelenjar getah bening belum diketahui secara pasti.
Jika Anda mengalami gejala timbul sebuah benjolan dan tidak menimbulkan rasa sakit di daerah telinga, pipi, rahang, bibir, atau di dalam mulut, cairan mengalir dari telinga, kesulitan menelan atau membuka mulut secara luas, perlu dicurigai sebagai kanker kelenjar ludah.
Ia menegaskan, penanganan operasi di bagian leher atau pipi, merupakan hal yang sulit. Walaupun itu hanya dideteksi sebagai tumor jinak, perlu beberapaprosedur yang harus dilakukan dokter yang memang ahlinya.
Beberapa pemeriksaan dilakukan untuk memastikan benjolan yang ada apakah tumor jinak atau kanker. Setelah melalui beberapa pemeriksaan dan hasil sudah dipastikan, dokter juga akan mempertimbangkan risiko setelah operasi. Biasanya dokter akan menyampaikan terlebih dahulu, tindakan apa yang dilakukan dan risiko yang terjadi.“Tidak begitu mudah untuk menentukan operasinya kapan. Sebaiknya, pemeriksaan juga dilakukan dokter ahli sehingga informasi yang didapat lebih jelas dan akurat,” paparnya.
Ia menyarankan, sebaiknya pengobatan dilakukan sedini mungkin. Saat seseorang merasakan gejala, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter dan melakukan beberapa pameriksaan yang tepat. Jangan mudah percaya dengan pengobatan alternatif yang belum tentu hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Ia menyebutkan, tindakan medis yang dilakukan untuk tumor jinak biasanya hanya sampai operasi. Setelah tumor diangkat biasanya tidak akan kembali lagi. Namun, pada kanker, setelah operasi akan dilakukantindakan kemoterapi dan radioterapi untuk mengantisipasi sel kanker yang menyebar. –ast
http://rathikumara.blogspot.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI