Mohon tunggu...
Andri Wirasta
Andri Wirasta Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang pengamat, pembaca, dan belajar untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Strategi Cantik Safee Sali

1 Februari 2012   12:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:11 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Salam Perubahan.

Sebelumnya, perkenankan saya untuk mencoba menulis dan menelaah sebuah peristiwa terbaru mengenai persepakbolaan Indonesia. mohon maaf apabila masih terdapat ketidaksempurnaan kata-kata maupun tatacara penulisan, mengingat ini adalah tulisan perdana di kompasiana (sebelumnya hanya bisa komen).

Berita terbaru hari ini yang saya baca di kompas.com maupun detik.com, Pelita Jaya berhasil memperpanjang kontrak Safee Sali, yang habis tepat di tanggal 31 Januari 2012 kemarin. Seperti kita ketahui bersama, adanya larangan dari FIFA, agar pemain yang bermain di Breakaway league si sebuah negara, tidak dapat memperkuat  TIMNAS negara asal pemain tersebut. Namun Safee Sali mensiasati hal tersebut dengan negosiasi yang pintar, sehingga membuat dia menjadi seorang pesepakbola terkaya di negeri Jiran.

Disebutkan nilai kontrak  pemain tersebut yang di perpanjang selama 2 tahun sekitar 2 juta ringgit, atau senilai dengan 5,8 milyar rupiah. itu belum termasuk dengan bonus insentif, rumah, mobil beserta supirnya, juga tiket pulang pergi Kuala Lumpur, jika pemain tersebut ingin mudik.

Disini saya beropini, negosiasi yang dilakukan oleh Safee adalah strategi cantik untuk tetap memperkaya diri, namun tetap dapat memperkuat TIMNAS negeri Jiran. Mengapa? sebab, ternyata dia di persiapkan untuk bermain di klub yang tidak ilegal di mata FIFA, yaitu club VISE (Belgia) atau Brisbane Roar (Australia).

Bayangkan, untuk pemain seumur Safee Sali, yang telah menginjak usia 28 tahun, apakah mungkin mendapat nilai kontrak yang besar berikut dengan bonus-bonus lainnya apabila dia bermain di klub lain di negaranya maupun klub di Thailand, yang pernah menyatakan tertarik untuk merekrutnya. Apalagi untuk bermain di klub-klub yang bermain di IPL, karena yang saya tahu, klub-klub di IPL bukanlah mengejar nama, melainkan mengejar prestasi untuk menjadi klub Profesional yang sebenarnya. Tidak mungkin klub-klub di IPL mau untuk mengeluarkan dana yang sangat amat besar hanya untuk seorang pemain, karena sepak bola bukanlah permainan 1 orang, melainkan kolektifitas tim, 11 orang.

Saya menilai, pihak Safee Sali mampu melihat celah, dimana IST membutuhkan sebuah "pencerahan" di tengah "kegelapan" yang dialami, bahkan makin meredup, tanpa menutup kesempatan ia untuk dapat tetap memperkuat timnas negaranya.

IST melihat ini sebuah peluang untuk mendongkrak popularitas mereka. Akhirnya "Pelita Jaya" pun di jadikan "korban" agar mau membayar kontrak tersebut, tanpa dapat menikmati jasa dan servis pemain tersebut di klubnya. Yang penting "bom" dulu di media. perkara lain belakangan.

Jika di simak lebih jauh, sungguh mengherankan sebuah klub mau untuk meminang seorang pemain asing dengan harga yang fantastis, namun dipersiapkan untuk bermain di klub lain di luar negeri.

Di sisi lain, terlihat ketidak seriusan dari klub Pelita Jaya untuk melakukan pembinaan pemain lokalnya. bukankah akan lebih baik untuk memberi kesempatan kepada pemain lokalnya yang di kirim untuk bermain di luar negeri, daripada pemain asing yang di kontrak, akan tetapi tetap juga bermain di luar negeri? lucu....

Demikian mungkin opini dari saya. Kita nantikan saja, apa yang akan terjadi selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun