Mohon tunggu...
wirasenaadikara
wirasenaadikara Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Artikel ini ditujukan untuk mengajak para kompaser ikut dalam membaca dan mengenali bagaimana para mahasiswa UIN MALANG melakukan pengabdian di masyarakat dalam 40 hari

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dusun Lesti : Tusuk Sate Sarana Peningkatan UMKM dan Produktivitas Masyarakat

4 Januari 2025   17:58 Diperbarui: 4 Januari 2025   17:58 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
UMKM Tusuk Sate & Sumber : Gambar Pribadi

Pembuatan Tusuk Sate sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan UMKM dan produktivitas masyarakat Di Dusun Lesti Desa Dawuhan Kecamatan Poncokusumo

Dusun Lesti merupakan salah satu Dusun yang berada di Desa Dawuhan Kecamatan Poncokusumo. Letak yang strategis membuat masyarakat lebih mudah menciptkan UMKM. Desa Dawuhan terkenal sebagai salah satu desa yang banyak menghasilkan produk tusuk sate. Lebih tepatnya di Dusun Lesti, pabrik tusuk sate disana  memberdayakan masyarakat untuk membantu dan meningkatkan produktivitas masyarakat untuk lebih produktif dalam menghidupkan UMKM.

Pada hari, Selasa, 31 Desember 2024, telah terlaksana kegiatan kunjungan UMKM tusuk sate di rumah Rianto Dusun Lesti Desa Dawuhan Kecamatan Poncokusumo. Kegiatan ini digagas oleh Mahasiswa KKM UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Kelompok 73 Wirasena Adikara. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa UIN Malang terhadap UMKM tusuk sate dan kontribusi dalam pembuatan Tusuk Sate.

Produksi tusuk sate ini memberdayakan seluruh masyarakat di Dusun Lesti. Ada masyarakat yang berjasa memotong bambu hingga menyortir tusuk sate yang sudah jadi. Pabrik di sana tidak hanya tusuk sate saja, namun juga membuat tusuk pentol, tusuk sempol dan tusuk papeda. Proses pembuatan di sana berawal dari bambu yang dipotong kotak-kotak dari masyarakat, lanjut di serut dan di haluskan. Setelah itu dilancipkan melalui mesin dan dibsortir oleh masyarakat baru di packing.

Pendistribusian tusuk tidak hanyak di daerah saja, tetapi sampai seluruh Indonesia hingga di pulau NTT dan Sampit, Kalimantan. Produk yang dihasilkan diberi label Bamboo Alami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun