Mohon tunggu...
Wira Puspita Sari
Wira Puspita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Merupakan mahasiswa semester 4 Universitas Muhammadiyah Malang jurusan Hubungan internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Intermestik: Strategi Rusia dalam Menghadapi Sanksi Ekonomi Uni Eropa Melalui Substitusi Impor

20 Juli 2022   22:55 Diperbarui: 20 Juli 2022   23:00 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Konflik Rusia-Ukraina (Foto: Pixabay)

Strategi ini juga menjadi langkah kemandirian ekonomi Rusia karena ketergantungannya pada impor sektor pangan dari negara anggota Uni Eropa sehingga besar kemungkinannya bagi Rusia untuk mengurangi kerentanan terhadap tekanan politik negara-negara yang tak ramah menurut Rusia.

Kemudian, pada tahun 2016, Presiden Vladimir Putin mengambil langkah sanksi balasan dengan melarang impor produk pangan berupa daging dan produk daging, susu dan produk susu, ikan dan produk ikan, buah-buahan dan sayur, serta garam. 

Meskipun, secara jangka pendek, larangan tersebut menyebabkan ketidakstabilan pasar domestik Rusia namun secara jangka panjang pemberlakuan substitusi impor dapat menciptakan resistensi dan kemandirian ekonomi Rusia karena telah mengurangi ketergantungan impor dari Uni Eropa dan meningkatkan daya saing perdagangan Rusia. 

Hal tersebut dapat dilihat dari tahun 2014 hingga kini dimana Rusia bersama perusahaan sektor produk pangan di Rusia telah mengalami peningkatan produksi diikuti dengan keberhasilan Rusia dalam mengurangi impor daging dari negara anggota Uni Eropa.  Selain itu, Substitusi impor yang diberlakukan Rusia juga berdampak pada pertumbuhan swasembada, pengurangan pangsa impor, dan penambahan lapangan kerja.

Dapat disimpulkan bahwa Rusia memiliki cukup power dalam menghadapi tekanan atau sanksi-sanksi yang diberikan oleh negara-negara barat terhadap Rusia dimana sanksi yang berlangsung bertahun-tahun dapat menciptakan resistensi suatu negara.

Selain itu, dalam menghadapi sanksi ekonomi Uni Eropa, Rusia juga memberlakukan sanksi ekonomi balasan dimana Rusia mewajibkan penggunaan Rubel dalam transaksi gas serta peralihan pasar menuju Asia dengan menawarkan diskon minyak Rusia yang tujuan utamanya China. 

Tak hanya itu, Rusia juga memiliki peranan besar dalam harga minyak dan gas dunia yang telah dirasakan oleh seluruh masyarakat dunia seperti tingginya ancaman resesi global atau krisis ekonomi global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun