Mohon tunggu...
wiranti prameswari
wiranti prameswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

I like make the jolly tales

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Tri Hita Karana: Jalan Menuju Kehidupan Harmonis dan Berkelanjutan

28 Juni 2024   09:14 Diperbarui: 28 Juni 2024   09:58 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tri Hita Karana sebuah konsep filosofis dalam kepercayaan Bali yang mengajarkan tentang keseimbangan hidup antara 3 elemen penting, yaitu dengan Tuhan dengan sesama manusia dan dengan alam Tri Hita Karana. Karana berasal dari bahasa Sansekerta yang mengandung 3 makna penyebab kebahagiaan, dalam ajaran Hindu yang menekankan keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan (Parahyangan), manusia dengan sesama manusia (Pawongan), dan manusia dengan lingkungan (Palemahan). Isi ketiga elemen tersebut saling terkait dan harus dijaga keseimbangannya agar tercipta kehidupan yang harmonis dan sejahtera. Pada konsep dasar yang membentuk karakter dan sikap masyarakat Bali pada umumnya.

Dalam Parahyangan, pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan Tuhan diwujudkan melalui berbagai kegiatan keagamaan. Bagi pemeluk agama Hindu, hal ini tercermin dalam upacara-upacara rutin seperti Piodalan, Galungan, dan Kuningan, serta sesajen yang dipersembahkan sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Hyang Widhi Wasa. Kebersihan dan kesucian pura sebagai tempat ibadah dijaga dengan baik, dan persembahyangan bersama dilakukan setiap hari untuk memperkuat rasa kebersamaan dan persatuan di antara masyarakat. Dengan demikian, hubungan dengan Tuhan tetap terjalin erat, yang pada akhirnya membawa ketenangan batin dan kedamaian. Pawongan menekankan pentingnya menjaga hubungan harmonis antar sesama manusia. 

Dalam kehidupan sehari-hari, ini diterapkan melalui sikap gotong royong dan saling membantu. Saat ada upacara adat atau kegiatan desa, seluruh warga bergotong royong dalam persiapan dan pelaksanaan. Kegiatan sosial seperti 'Ngayah', di mana masyarakat bekerja bersama secara sukarela untuk kepentingan umum seperti memperbaiki fasilitas umum atau membersihkan lingkungan desa, memperkuat ikatan sosial antar warga dan menciptakan rasa kebersamaan. Melalui praktik-praktik ini, kehidupan sosial menjadi lebih harmonis dan penuh solidaritas. Palemahan mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dengan alam. 

Pemeluk agama Hindu sangat menghormati alam sebagai tempat tinggal yang harus dijaga kelestariannya. Perayaan Tumpek Wariga adalah salah satu contoh di mana masyarakat memberi penghormatan kepada alam dan lingkungan, khususnya tumbuh-tumbuhan. Praktik menjaga kebersihan lingkungan, menanam pohon, dan menghindari perusakan alam menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun, permasalahan pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga dan industri sering kali menjadi tantangan besar. Limbah ini, jika tidak dikelola dengan baik, dapat merusak ekosistem dan mengganggu keseimbangan alam.

Permasalahan pencemaran lingkungan adalah masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat. Limbah plastik, sampah rumah tangga, dan limbah industri sering mencemari sungai dan lahan, merusak ekosistem, dan mengganggu kesehatan masyarakat. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan implementasi sistem pengelolaan limbah yang efektif. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain mendirikan bank sampah di setiap desa untuk mengelola sampah rumah tangga. Salah satu penemuan seorang pengrajin tepatnya di Singaraja bertempat di daerah Banyuning yang mengubah sampah plastik menjadi peluang usaha, dengan menciptakan suatu produk, sampah plastik yang dihancurkan dengan mesin ini menjadi papan daur ulang sampah plastik yang sudah di ekspor ke sejumlah negara. Jika di pergunakan di daerah Bali, pengolahan sampah plastik ini bisa dijadikan set furnitur mentereng di kafe. Usaha ini bernama Rumah plastik mandiri. Selain itu sampah organik dapat diolah menjadi kompos, sementara sampah non-organik dapat didaur ulang. Selain itu, mengadopsi teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah, seperti teknologi pengolahan air limbah yang dapat mendaur ulang air untuk penggunaan kembali, juga sangat diperlukan.
Implementasi Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari menciptakan harmoni dan keseimbangan antara manusia, Tuhan, dan alam. Meskipun ada permasalahan seperti pencemaran lingkungan, dengan kesadaran dan usaha bersama, solusi dapat ditemukan untuk menjaga kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat. 

Mari kita bersama-sama menerapkan nilai-nilai Tri Hita Karana untuk masa depan yang lebih baik. Dengan demikian, kita dapat membangun kehidupan yang harmonis, sejahtera, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. Bali menjadi gambaran bahwa dengan keramahannya, keterbukaan pada pendatang tidak menjadikan masyarakat Bali harus berubah dengan memiliki pertahanan kuat tanpa harus dengan menutup diri atau bahkan menyerang diri atau bahkan menyerang dengan memiliki spiritual yang tinggi kita dapat senantiasa hidup tenang tetap dihormati meskipun dalam kesederhanaan hidup berdampingan tanpa saling menyakiti dan dengan menjaga keselarasan dengan alam, sehingga alam dapat terus memberikan penghidupan yang nyaman bagi kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun