[caption caption="Logo HUT TNI ke 70"][/caption]
“Bersama Rakyat TNI Kuat, Hebat, Profesional, Siap Mewujudkan Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian” – Tema HUT TNI ke-70
Pada 5 Oktober 2015 nanti, TNI akan genap berusia 70 tahun. Menginjak usia ke 70, TNI kian melangkah menuju kematangan. Tema besar yang diusung selama gelaran HUT ini pun tak berlebihan rasanya mengingat kepercayaan rakyat pada TNI nyatanya kian membumbung tinggi.
Kerja keras TNI dalam 5 tahun terakhir faktanya mampu meningkatkan kekuatan TNI sembari sukses mengambil hati rakyat. Netralitas TNI pada gelaran Pilpres 2014 lalu, penghormatan pada HAM hingga tugas misi kemanusiaan di PBB kian mengokohkan TNI di hati rakyat.
Maka tak heran jika LSI (Lembaga Survey Indonesia) pada awal 2015 lalu menempatkan TNI (1) sebagai lembaga paling dipercaya oleh masyarakat. Sebesar 83 persen masyarakat percaya kepada institusi TNI melebihi lembaga lain seperti KPK (3) dan Kepolisian (6).
Soal penegakan hak asasi manusia, pun Ketua Komnas HAM pertengahan 2014 lalu memberikan penghargaan kepada TNI. Berdasarkan laporan masyarakat dalam kurun waktu 2014, tak ada satu laporan pun mengenai pelanggaran HAM yang dilakukan oleh prajurit TNI.
Soal urusan kinerja, apresiasi pun muncul dari Komisi I DPR saat Jenderal Moeldoko menyampaikan hasil-hasil kinerjanya selama dua tahun menjabat sebagai panglima TNI. Peningkatan disiplin, profesionalisme dan kesejahteraan prajurit, penegakan hukum dan HAM, netralitas TNI hingga pencapaian rencana strategis dalam pemenuhan kekuatan pokok minimum telah dilakukan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Memang, hingga saat ini kebijakan pembangunan kekuatan dan kemampuan TNI yang tertuang dalam perencanaan strategis (renstra) terfokus pada mewujudkan kekuatan pokok minimum pertahanan dengan modernisasi dan melengkapi alutsista.
Dalam mewujudkan hal ini, komitmen TNI dan pemerintah bukan isapan jempol belaka. Lihat saja, di penghujung tahun 2014 lalu, TNI telah berhasil mencapai renstra tahap I yang telah dicanangkan sejak tahun 2009-2014. Sukses ini meningkatkan kepercayaan diri TNI dalam menatap renstra tahap II ditahun 2015-2019.
Pada renstra tahap I lalu, keberhasilan TNI dihitung dari capaian pemenuhan kekuatan pokok minimum atau minimum esential force (MEF) yang melampaui target hingga 38 persen. Belanja alutsista yang sudah menghabiskan dana 57 triliun dalam kurun 5 tahun tersebut akan berlanjut ke tahap II (2015-2019) yang ditargetkan dapat memenuhi hingga 68 persen dan sisanya ditargetkan selesai 100 persen pada renstra tahap III (2019-2024).
Tak heran capaian ini membuat lembaga pemeringkat militer dunia “Global Fire Power” misalnya pada pertengahan September lalu memperbaharui data dengan menempatkan TNI di rangking 12 dari 126 negara dengan power index 0,5231 atau peringkat 7 dari 33 negara Asia pasifik diatas kemampuan militer Australia (8) dan Singapura (13).