Para ahli gizi memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai potensi susu ikan sebagai pengganti susu sapi. Di satu sisi, beberapa ahli menilai bahwa susu ikan mengandung protein dan omega-3 yang sangat baik untuk kesehatan, terutama untuk perkembangan otak anak-anak. Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa susu ikan mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi secara keseluruhan seperti susu sapi, terutama dalam hal kandungan kalsium, vitamin D, dan lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan energi.
Bagaimana Pembuatan Susu Ikan?
Pembuatan susu ikan tidaklah sederhana. Ikan yang digunakan, seperti ikan gabus atau salmon, akan diolah menjadi ekstrak protein dengan teknik tertentu. Setelah itu, bahan tambahan seperti air, minyak nabati, dan pengemulsi ditambahkan untuk menghasilkan konsistensi yang mirip dengan susu sapi. Proses ini juga melibatkan penambahan perasa dan vitamin untuk meningkatkan nilai gizi serta rasa susu ikan sehingga lebih dapat diterima oleh konsumen.
Ikan Apa yang Digunakan untuk Pembuatan Susu Ikan?
Ikan yang paling sering digunakan dalam pembuatan susu ikan adalah ikan yang memiliki kandungan protein tinggi, seperti ikan gabus dan ikan salmon. Kedua jenis ikan ini dikenal kaya akan omega-3 dan asam amino esensial, yang bermanfaat bagi kesehatan. Ikan gabus, misalnya, telah lama digunakan dalam dunia medis untuk mempercepat penyembuhan luka dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Apakah Benar Lebih Ekonomis Dibanding Susu Sapi?
Salah satu alasan utama pemerintah mengusulkan penggunaan susu ikan adalah karena biayanya yang dianggap lebih rendah dibandingkan susu sapi. Hal ini terutama disebabkan oleh harga bahan baku yang lebih murah dan ketersediaan ikan yang melimpah di Indonesia. Namun, proses pengolahan ikan menjadi susu cukup kompleks, sehingga ada kemungkinan biaya produksinya justru lebih tinggi daripada susu sapi jika ditinjau secara menyeluruh.
Bagaimana Nilai Gizinya?
Dalam hal nilai gizi, susu ikan memiliki beberapa keunggulan, terutama dalam kandungan asam lemak omega-3 yang lebih tinggi daripada susu sapi. Omega-3 dikenal baik untuk perkembangan otak dan kesehatan jantung. Namun, dalam hal kandungan kalsium dan vitamin D, susu ikan mungkin kurang unggul dibandingkan susu sapi. Kalsium sangat penting bagi pertumbuhan tulang anak-anak, dan kekurangan kalsium dalam susu ikan bisa menjadi masalah jika tidak diimbangi dengan asupan dari sumber lain.
Tinjauan Teoritis: Komunikasi Mengenai Susu Ikan dari Perspektif Difusi Inovasi
Teori difusi inovasi adalah teori yang menjelaskan bagaimana, mengapa, dan pada tingkat apa suatu inovasi (baik teknologi maupun produk baru) dapat diterima oleh masyarakat. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Everett M. Rogers pada tahun 1962 dalam bukunya yang berjudul "Diffusion of Innovations". Rogers menjelaskan bahwa terdapat lima kategori penerima inovasi, yaitu: