Indonesia mendapatkan kesempatan untuk merasakan fenomena yang disebut sebagai bonus demografi pada tahun-tahun mendatang. Bonus demografi pada suatu negara secara umum diartikan sebagai berkah bagi negara tersebut, sebab penduduk dengan usia produktif (usia kerja) lebih besar dibanding yang usia pasif (usia non-kerja). Bonus demografi adalah hal yang pasti bagi Indonesia, tetapi memanfaatkan dan memberdayakan insentif tersebut merupakan ujian bagi Indonesia kedepannya     Â
Indonesia memiliki cita-cita besar untuk mewujudkan hadirnya kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa Indonesia dalam momentum bonus demografi. Oleh karena itu, disusunlah sebuah strategi, yakni pembangunan kebijakan nasional yang berfokus pada peningkatan terhadap kualitas manusia, kapasitas manusia serta karakter manusia sebagai strategi menyongsong Indonesia emas 2045.
Pada awal kemerdekaan Indonesia sampai dengan tahun 1990, angka ketergantungan di negara tersebut masihlah tinggi dikarenakan membesarnya usia kelahiran. Dengan adanya kondisi tersebut membuat beban yang harus diemban oleh pemerintah semakin berat  menyetarakan kesejahteraan masyarakat. Pada era orde baru, program KB pun dirancang dan dilaksanakan untuk menekan angka kelahiran dan meningkatkan angka kelahiran. Pada tahun 2020 hasil dari program tersebut mulai nampak karena merendahnya angka ketergantungan usia non produktif. Sehingga diprediksi oleh BPS, Indonesia akan mengalami bonus demografi.
Bonus demografi adalah kondisi kependudukan yang didominasi oleh usia produktif, namun bonus demografi ini dapat dikatakan sebagai pisau bermata dua. Hal tersebut dikatakan karena adanya dampak positif dan negatif, dan hal tersebut tergantung pada pengelolaan negara termasuk seluruh elemen di dalamnya. Jika tidak dikelola dengan baik maka akan membawa Indonesia kembali pada masa pasca kemerdekaan atau melangkah mundur, tetapi jika dikelola dengan baik maka berpotensi membawa Indonesia melangkah lebih jauh untuk bersaing dengan negara maju lainnya. Oleh karena itu, pemerintah harus membuat suatu kebijakan maupun program yang melibatkan masyarakat, salah satunya organisasi yang ada didalamnya.
HMI merupakan salah satu organisasi yang berada di dalam Masyarakat dan terlibat langsung dengan semua sejarah dan perkembangan yang terjadi pada negara ini. HMI yang mempunyai komitmen yang sangat besar pada keislaman dan keindonesia sudah seharusnya memberikan sumbangan ide atau gagasan dalam pembangunan bangsa ini. Organisasi yang sudah berusia 77 tahun ini mempunyai Lembaga kekaryaan yang mempunyai fokus masing-masing, namun hal tersebut tidak menjadi perhatian para kader HMI dalam mewujudkan cita-cita bangs ini dan tujuan HMI. Seluruh kader HMI mempunyai potensi yang besar untuk membantu pengembangan SDM di Indonesia, hal itu dikarenakan beragamnya training serta agenda perkaderan lainnya membuat kader HMI mempunyai kualitas di atas rata-rata.
Waktu negara ini untuk mengalami bonus demografi sudah sebentar lagi, oleh sebab itu setiap instrumen di negara ini harus sadar dan berkolaborasi dan bekerja secara sadar untuk membawa Indonesia menjadi negara maju. Â Kader HMI harus aktif berkomunikasi dengan pemangku kebijakan dan turun langsung ke Masyarakat untuk menemukan realitas sosial sehingga program dirumuskan dapat tetap sasaran.
Tanggunjawab menghadapi bonus demografi untuk mancapai keemasan negara ini bukan hanya pada pemerintah, tetapi juga seluruh kader HMI. Komitmen HMI tentang keislaman dan keindonesia jangan hanya pada ucapan saja, tetapi harus kerja nyata. Program-program yang konkret untuk pengembangan kader dan Masyarakat menjadi hal yang harus diutamakan saat ini karena HMI tidak boleh membesar sendiri, tetapi harus tumbuh besar bersama dengan seluruh rakyat, karena untuk itulah HMI ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H