Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (Second)
Wira D. Purwalodra (Second) Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Pembelajar dan Pencari Kebenaran.

Banyak mimpi yang harus kujalani dengan perasaan syukur dan ikhlas. Mimpi-mimpi ini selalu bersemi dalam lubuk jiwa, dan menjadikan aku lebih hidup. Jika kelak aku terjaga dalam mimpi-mimpi ini, pertanda keberadaanku akan segera berakhir .... dariku Wira Dharmapanti Purwalodra, yang selalu menjaga agar mimpi-mimpi ini tetap indah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senang itu, Meratapi Sesuatu ?!!

27 Desember 2014   18:11 Diperbarui: 15 Oktober 2017   01:21 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh. Purwalodra

Seminggu di kampung, menikmati liburan akhir tahun, aku menemukan puisi Kahlil Gibran tentang 'Kesenangan dan kesedihan'. Ketika cinta yang tertinggal di atas dedaunan talas, mengkristal seperti batu permata, usai hujan semalaman, kesenangan dan kesedihan tak lagi memiliki 'amplitudo' yang berarti. Kerna perjalanan panjang yang akan terlalui mampu menenggelamkannya, didasar dinamika kehidupan kita. Puisinya bercerita bahwa :

Kesenanganmu adalah kesedihan yang tersembunyi

Dan dalam diri yang sama dari mana tawamu bangkit adalah diri yang seringkali kaupenuhi dengan air mata.

Bagaimana tidak ?

Semakin dalam kesedihan menggali lubang dalam wujudmu, semakin banyak kesenangan yang akan dapat kau tampung.

Bukankah gelas yang menyimpan anggurmu adalah gelas yang dibakar bersama tembikar ?

Dan tidakkah seruling yang melambungkan jiwamu adalah bambu yang dikerat dengan pisau ?

Ketika engkau gembira, lihatlah di kedalaman hatimu, dan engkau akan melihat bahwa sebenarnya engkau sedang meratapi sesuatu yang pernah menjadi kebahagiaanmu.

Diantaramu ada yang berkata, "Kesenangan lebih besar dari kesedihan," dan yang lain berkata, "Bukan, kesedihanlah yang lebih besar."

Tapi kukatakan kepadamu, keduanya tak terpisahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun