Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (Second)
Wira D. Purwalodra (Second) Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Pembelajar dan Pencari Kebenaran.

Banyak mimpi yang harus kujalani dengan perasaan syukur dan ikhlas. Mimpi-mimpi ini selalu bersemi dalam lubuk jiwa, dan menjadikan aku lebih hidup. Jika kelak aku terjaga dalam mimpi-mimpi ini, pertanda keberadaanku akan segera berakhir .... dariku Wira Dharmapanti Purwalodra, yang selalu menjaga agar mimpi-mimpi ini tetap indah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebelum Hancur, Langgarlah Tradisi!?

11 September 2015   09:35 Diperbarui: 11 September 2015   09:41 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Oleh. Purwalodra

Sampai saat ini, kita tidak pernah tahu bagaimana kondisi kita besok, lusa atau setahun kemudian. Saya punya banyak teman yang mampu merencanakan berbagai hal, mulai dari bisnis sampai hal-hal yang remeh-temeh, sekalipun. Rencana-rencana itu begitu brillian dan masuk akal, artinya bukan khayalan semata tanpa dasar. Memang ada beberapa rencana yang sudah dilaksanakan, dan terbukti berhasil. Namun, mungkin banyak juga rencananya yang gagal, yang tidak melintas di telinga saya. Sampai hari ini, tidak ada yang bisa mengatakan bahwa sebuah rencana itu tidak dibenarkan, sejatinya semua rencana itu baik, mungkin karena implementasi atau pelaksanaannya saja yang kurang atau bahkan tidak baik. Kata sebagian besar ahli rencana !?

Nyaris, hampir semua kalangan mengakui bahwa rencana sebaik apapun, jika tidak dilaksanakan, alias tidak ditindaklanjuti maka akan sia-sia saja rencana tersebut. Katanya sih, rencana juga harus ditemani oleh strategi, agar rencana itu bisa dikawal sampai pada hasil yang diinginkan. Dalam dunia usaha, rencana dan strategi ini seakan menyatu tanpa sekat apapun, sehingga rencana dan strategi ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa di pisahkan.

Jangankan perusahaan, kita secara individual saja perlu strategi untuk menjalani hidup ini sesuai pilihan kita. Tanpa strategi, hidup kita tidak akan memiliki arah yang jelas. Hidup seakan-akan tidak tertata. Hal yang sama kurang lebih berlaku untuk sebuah perusahaan. Tanpa strategi, perusahaan akan berantakan. Perusahaan akan bangkrut, bahkan sebelum ia memulai usahanya. Jadi, strategi sangatlah penting bagi sebuah perusahaan.

Tentu saja, strategi suatu perusahaan bukan hanya urusan pada pimpinan saja, tetapi sudah menjadi urusan seluruh organ perusahaan, termasuk di dalamnya adalah karyawan atau buruh. Tidak ada pengecualian dalam perumusan strategi perusahaan.

Biasanya untuk menentukan sebuah strategi yang baik, secara individual, kita pertama-tama mengajukan pertanyaan yang tepat tentang hidup kita. Seringkali, jawaban yang jitu bukanlah muncul dari rumusan yang sistematis, tetapi dari pertanyaan yang tepat. Pertanyaan yang tepat seolah mengandung jawaban di dalam dirinya sendiri. Hal yang sama kurang lebih berlaku dalam menentukan strategi perusahaan. Langkah pertamanya bukanlah membuat sebuah rumusan sistematis tentang strategi perusahaan, tetapi dengan berusaha mengajukan pertanyaan yang tepat.

Dalam Corporate Strategy : A Manager’s Guide, Harvard Management Update, Boston, January, 2000, tertulis bahwa salah satu kunci dalam perumusan strategi perusahaan, adalah pertanyaan tentang, pada area apa kita harus melakukan bisnis ? Michael E. Porter, seorang professor di Harvard Business School, menulis buku berjudul Competitive Strategy, (Porter, 1980). Di dalam bukunya itu, ia berpendapat bahwa ada tiga prinsip dasar di dalam penentuan strategi perusahaan, yakni pola kepemimpinan, diferensiasi usaha, dan fokus utama bisnis perusahaan. Tentu saja, buku itu ditulis pada 1980. Pada masa itu, bisnis masih relatif stabil. Batas antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain masih sangat jelas.

Namun sekarang, pasar sudah sedemikian dinamis. Para pemikir di bidang manajemen juga sudah menganjurkan, agar perusahaan berani mengambil langkah-langkah mengejutkan untuk mengembangkan bisnisnya. Tidak hanya itu, filsafat politik kontemporer secara tegas menyatakan, bahwa pasar sudah menjadi kekuatan politik baru yang mampu mempengaruhi secara signifikan kebijakan-kebijakan pemerintah, dan kehidupan masyarakat sipil pada umumnya. Sekarang ini, persoalan ekonomi tidak lagi hanya merupakan persoalan “ekonomi” belaka, tetapi sudah menjadi persoalan politik, yang terkait dengan hajat hidup orang banyak.

Konsep kunci dari semua perubahan yang tidak terjadi adalah ketidakpastian pasar. Tidak ada lagi orang yang mengklaim mampu “membaca” pasar, karena pasar sudah menjadi sistem yang bersifat cukup diri, serta seolah terlepas dari pelaku-pelaku yang ada di dalamnya. Dalam situasi itu muncullah slogan baru, “langgarlah tradisi !”  Para konsultan bisnis seolah bersorak gembira memuja para “pembongkar tradisi” yang berani mengembangkan bisnisnya ke arah yang sama sekali lain dari sebelumnya.

Menurut Peter Drucker, seorang ahli bisnis dan professor di bidang manajemen terkemuka di dunia, bahwa Cina telah maju lebih dahulu dalam hal manajemen, jika dibandingkan dengan peradaban Barat. Kekaisaran Cina kuno mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi semua orang, baik yang berpendidikan ataupun tidak. Pada waktu itu tidak ada satupun negara Eropa yang mampu melakukan hal yang sama. Sekarang ini menurut Drucker, Amerika Serikat memiliki jumlah penduduk yang sama dengan Kekaisaran Cina Kuno dulu. Sekitar 1 juta mahasiswa lulus dari perguruan tinggi setiap tahunnya. Hanya sedikit diantara mereka yang mampu menemukan pekerjaan yang tepat, dengan pendapatan yang juga tepat. Oleh karena itu, mulailah dari sekarang untuk berani melanggar tradisi !!?  Wallahu A’lamu Bishshawwab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun