Oleh. Purwalodra
Suatu ketika, saya mendapat kesempatan untuk memberikan ceramah singkat di sebuah forum karyawan perusahaan. Dimana perusahaan tersebut berencana akan meningkatkan target penjualannya, atas produk jasa yang ditawarkannya kepada konsumen. Cara yang ditempuh oleh perusahaan adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggannya. Dari kondisi ini, berarti perusahaan memiliki strategi guna mencapai target penjualan yang ditetapkan, yaitu dengan cara melayani konsumen dengan baik. Â Â
Seperti halnya, manusia yang ingin memenuhi kebutuhan dan keinginan dalam hidupnya, mereka juga perlu strategi. Tanpa strategi, hidup seseorang tidak akan memiliki arah, dan tidak tertata. Bisa juga dibilang, tanpa strategi, orang tidak bisa hidup. Ia hidup, tapi ia sudah mati, atawa bagaikan mayat hidup yang berjalan di tengah-tengah orang hidup.
Begitu pula pada sebuah perusahaan, strategi bagi perusahaan merupakan upaya perusahaan agar mampu bertahan hidup, dan untuk menata dirinya agar seluruh unsur dalam organisasi itu sinergis dan tidak berantakan. Perusahaan akan bangkrut, bahkan sebelum ia memulai usahanya, tanpa strategi. Jadi, strategi sangatlah penting bagi sebuah perusahaan ?!.
Di era modernitas sekarang ini, strategi suatu perusahaan bukan hanya urusan diektur atawa pimpinan saja, tetapi sudah menjadi urusan seluruh unsur yang ada dalam perusahaan, termasuk karyawan. Tidak ada pengecualian dalam perumusan strategi perusahaan.
Strategi yang baik bagi perusahaan, selalu berawal pada pertanyaan yang baik. Tidak terkecuali pada manusia. Kualitas sikap, berpikir dan perilaku pada manusia ditentukan oleh selftalk (pertanyaan) yang secara sadar dimunculkan pada dirinya!. Secara filosofis, sebuah pertanyaan yang tepat tentang hidup seseorang, akan berpengaruh pada kualitas hidupnya. Seringkali, jawaban yang jitu bukanlah muncul dari rumusan yang sistematis, tetapi dari pertanyaan yang tepat. Pertanyaan yang tepat seolah mengandung jawaban di dalam dirinya sendiri?!
Hal yang sama juga berlaku dalam menentukan strategi sebuah perusahaan. Langkah pertamanya bukanlah membuat sebuah rumusan sistematis tentang strategi perusahaan, namun dengan berusaha mengajukan pertanyaan yang tepat!.
Sejak lama, memang persoalan manajemen strategi adalah persoalan pimpinan puncak, sementara karyawan hanya melaksanakannya saja. Sehingga, para karyawan, baik manajer tingkat menengah maupun karyawan bawah, tidak perlu repot memikirkannya. Tetapi sekarang, paradigma ini sudah berubah. Sama seperti visi dan misi sebuah perusahaan tidak hanya urusan para pimpinan dan para direkturnya saja, tetapi juga seluruh karyawannya.
Pemikiran tentang strategi perusahaan ini, dipengaruhi oleh pemikiran posmodernisme. Posmodernisme adalah suatu paham yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang bersifat universal dan totaliter sudahlah berakhir, serta digantikan dengan pernyataan-pernyataan dan gaya hidup yang bersifat partikular, lokal, dan demokratis.
Oleh karena itu, jika dulu, suara pimpinan perusahaan adalah suara Tuhan, maka sekarang pandangan itu tidak lagi berlaku. Banyak suara-suara baru yang muncul dari kalangan manajemen tingkat menengah ataupun karyawan bawah lainnya, yang memiliki fondasi pemikiran yang logis dan layak diterapkan sebagai strategi sebuah perusahaan.
Dasar filosofis dari semua perkembangan ini adalah, bahwa perubahan-perubahan besar dan pemikiran-pemikiran besar di dalam perkembangan sebuah perusahaan ini selalu dimulai dengan pertanyaan. Pertanyaan pertama adalah, pada area apakah perusahaan harus melakukan bisnis? Ini adalah pertanyaan yang paling mendasar dalam memulai suatu bisnis.