Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (Second)
Wira D. Purwalodra (Second) Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Pembelajar dan Pencari Kebenaran.

Banyak mimpi yang harus kujalani dengan perasaan syukur dan ikhlas. Mimpi-mimpi ini selalu bersemi dalam lubuk jiwa, dan menjadikan aku lebih hidup. Jika kelak aku terjaga dalam mimpi-mimpi ini, pertanda keberadaanku akan segera berakhir .... dariku Wira Dharmapanti Purwalodra, yang selalu menjaga agar mimpi-mimpi ini tetap indah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semua Berita di Era Digital Hoaks, Kecuali Mereka yang Bijak dan Kritis !?

3 November 2023   14:58 Diperbarui: 3 November 2023   15:47 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dok. Pribadi.

Oleh. Wira D. Purwalodra

Di era digital sekarang ini, informasi bisa disebar dengan cepat hanya dalam hitungan detik. Namun, seiring dengan kemudahan tersebut, muncul fenomena yang merugikan, yaitu: tersebarnya berita hoaks atau berita palsu. Berita hoaks adalah informasi yang tidak benar atau keliru yang disebarkan dengan maksud-maksud tertentu, baik itu untuk mendapatkan keuntungan pribadi, merusak reputasi seseorang, atau menciptakan kekacauan di masyarakat ?!

Berita hoaks sangat mempengaruhi pikiran dan jiwa kita, serta berdampak buruk bagi kehidupan sosial dan politik. Informasi palsu ini bisa membuat kita salah paham, terprovokasi, atau bahkan bertindak secara negatif terhadap orang lain. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki sikap yang bijak dan kritis terhadap berita hoaks tersebut, agar tidak terperangkap dalam perangkat penyebaran informasi palsu ini. Beberapa hal yang perlu kita sadari, antara lain:

  • Pertama, kita perlu menjadi konsumen informasi yang cerdas. Sebelum mempercayai atau menyebarkan sebuah berita, kita harus selalu mencari sumber informasi yang dapat dipercaya dan mengajarkan kepada diri sendiri untuk selalu memverifikasi kebenaran berita tersebut. Melakukan pencarian tambahan atau mencari sumber yang memiliki reputasi baik akan membantu kita memilah berita hoaks dari berita yang benar.
  • Kedua, kita harus waspada terhadap adanya manipulasi dalam berita yang kita konsumsi. Berita hoaks sering kali memanfaatkan isu-isu sensitif atau kontroversial, untuk menciptakan emosi dalam diri pembaca sehingga mereka langsung mempercayai dan menyebarkan berita tersebut tanpa berpikir yang lebih dalam. Kita perlu menghindari penyebarluasan berita yang merusak hubungan sosial atau politik. Dalam hal ini, kita perlu berusaha menjadi pribadi yang lebih rasional dan tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita palsu tersebut.
  • Ketiga, kita juga perlu berperan aktif dalam membantu memerangi berita hoaks. Kita bisa melaporkan akun atau situs web yang menyebarkan informasi palsu kepada pihak yang berwenang atau mengirimkan laporan ke pejabat atau lembaga yang mempunyai otoritas untuk menangani permasalahan ini. Dengan melakukan tindakan ini, kita turut berkontribusi dalam menjaga kebenaran informasi dan melindungi masyarakat dari pengaruh berita hoaks.
  • Keempat, penting bagi kita untuk membangun kesadaran kolektif tentang bahaya berita hoaks. Melalui berbagai acara sosialisasi atau kampanye, kita bisa mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memeriksa kebenaran informasi sebelum menyebarkan atau mempercayainya. Masyarakat juga harus diajarkan bagaimana mengenali ciri-ciri berita hoaks agar mereka tidak terperangkap dalam persebaran informasi palsu ini. Memperkuat literasi digital di kalangan masyarakat juga menjadi langkah penting dalam melawan berita hoaks.
  • Kelima, kita harus ingat bahwa kehadiran berita hoaks bukanlah masalah baru dalam sejarah manusia. Sejak dulu kala, berita palsu sudah ada dan menghantui masyarakat. Namun, dengan adanya teknologi informasi yang semakin canggih, berita hoaks menjadi semakin mudah disebarkan dan mengancam kehidupan sosial kita. Oleh karena itu, sikap kritis dan bijak terhadap berita hoaks harus terus dilakukan agar kita tidak terjebak dalam persebaran informasi palsu tersebut.

Jadi, berita hoaks merupakan ancaman besar bagi kehidupan sosial dan politik kita. Di era digital ini, kita dituntut untuk menjadi konsumen informasi yang cerdas dan berhati-hati dalam menyebarkan berita. Melalui sikap kritis dan bijak, serta tindakan nyata dalam memerangi berita hoaks, kita dapat menjaga pikiran dan jiwa kita dari pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh informasi palsu tersebut.

Maksud dan Tujuan 

Penyebaran informasi saat ini akan menjadi semakin cepat dan luas akibat dari kemajuan teknologi. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa hal ini akan membawa implikasi negatif, salah satunya adalah merebaknya berita hoaks atau berita palsu. Oleh karena itu, apa maksud dan tujuan berita hoaks tersubut sengaja dibuat, beberapa hal penting yang perlu kita ketahui, antara lain:

  • Pertama, perlu dipahami bahwa berita hoaks memiliki berbagai macam maksud dan tujuan yang ingin dicapai oleh para pembuat dan penyebar berita palsu tersebut. Salah satu maksud yang sering terlihat adalah untuk kepentingan politik atau ideologi tertentu. Berita hoaks sering kali digunakan untuk memanipulasi persepsi publik tentang suatu figur politik atau sistem politik tertentu. Dengan menyebarkan berita palsu yang mencemarkan nama baik atau menyebabkan ketidakpercayaan pada pemimpin negara atau partai politik tertentu, para penyebar berita hoaks berharap dapat meraih dukungan atau menurunkan popularitas mereka.
  • Kedua, tujuan lain dari berita hoaks adalah untuk menciptakan kekacauan dan ketakutan di masyarakat. Para penyebar berita palsu sering kali menyebarkan rumor atau informasi palsu mengenai bencana alam, kejahatan, atau ancaman keamanan untuk menciptakan suasana panik dan kecemasan. Melalui penyebaran berita hoaks semacam ini, mereka berharap dapat mempengaruhi pikiran dan tindakan masyarakat serta menciptakan ketidakstabilan sosial.
  • Ketiga, ada juga tujuan ekonomi di balik berita hoaks. Beberapa pembuat dan penyebar berita palsu melakukannya semata-mata untuk mendapatkan keuntungan finansial. Mereka dapat memanfaatkan berita hoaks untuk menarik perhatian pembaca atau pengunjung situs web mereka, yang pada gilirannya akan meningkatkan jumlah kunjungan dan penghasilan iklan. Terkadang, berita hoaks juga digunakan untuk mempromosikan produk atau jasa tertentu dengan tujuan meningkatkan penjualan.

Walaupun berita hoaks dapat menyebabkan banyak kerugian dan dampak negatif, tidak semua berita di era digital dapat disebut sebagai berita hoaks. Tingkat kebenaran berita tergantung pada sumber informasi dan kecerdasan konsumen. Dalam era di mana siapa saja dapat dengan mudah membuat dan membagikan konten, penting bagi kita untuk menjadi konsumen informasi yang cerdas dan kritis.

Menurut sebuah survei oleh Pew Research Center pada tahun 2019 lalu, ditemukan bahwa sekitar 64% orang Amerika dewasa percaya bahwa berita palsu telah menimbulkan "kebingungan mengenai fakta dasar tentang isu-isu penting". Namun, survei ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengaku mampu membedakan antara berita palsu dan berita yang benar. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kesadaran tentang berita hoaks dan dampak negatif yang ditimbulkannya.

Tingkat kebenaran berita juga dapat dikaitkan dengan tindakan individu dalam memverifikasi kebenaran informasi. Saat ini, sudah ada banyak faktor yang membantu mengidentifikasi berita hoaks, seperti: tim fact-checking, mesin pencari, dan situs yang mengkhususkan diri dalam melakukan pengecekan kebenaran berita. Namun, tanggung jawab utama ada pada kita sebagai konsumen informasi untuk melakukan verifikasi sendiri sebelum mempercayai atau menyebarkan berita.

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk memastikan kebenaran berita yang kita konsumsi, yakni: Pertama, mencari sumber berita yang kredibel dan memiliki reputasi baik. Lembaga berita yang terkenal, media massa resmi, dan jurnalisme berkualitas tinggi adalah sumber yang dapat dipercaya untuk memastikan informasi yang benar. Kedua, cross-check dengan sumber-sumber informasi lain untuk memverifikasi kebenaran berita tersebut. Jika hanya ada satu sumber yang mengkonfirmasi informasi tersebut, kemungkinan besar berita tersebut tidak dapat dipercaya. Ketiga, tinjau dan analisis informasi secara kritis. Melakukan pemeriksaan terhadap ciri-ciri berita hoaks seperti judul sensasional, tanda-tanda penulisan yang buruk, atau ketidaktuanran kutipan dapat membantu kita untuk membedakan berita yang benar dan berita palsu.

Untuk menjaga integritas informasi di era digital, peran kita sebagai konsumen informasi sangat penting. Semakin kritis dan cerdas kita dalam memverifikasi berita, semakin terbatas penyebaran berita hoaks di masyarakat. Dengan memahami maksud dan tujuan di balik berita hoaks serta meningkatkan persentase kebenaran berita, kita dapat membangun kepercayaan publik terhadap informasi yang kita konsumsi dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan informasi yang lebih sehat di era digital ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun