Oleh. Purwalodra
Kata "ikhlas" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) diartikan sebagai hati yang bersih, tulus hati, dan kerelaan. Namun, jika kita melihat makna asli dalam bahasa Arab, kata "ikhlas" lebih dari sekedar hati yang bersih, ia memiliki arti yang lebih mendalam. Dalam bahasa Arab 'ikhlas' berasal dari kata "khalasha" yang berarti mengosongkan sesuatu dan membersihkannya, ikhlas menuntun kita untuk melakukan segala sesuatu yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya dengan penuh ketulusan, semata-mata hanya untuk mendapat keridhaan-Nya. Ikhlas adalah fondasi yang diperlukan dalam melaksanakan ibadah bagi umat Muslim, karena tanpa rasa ikhlas dan hanya mengharap ridho dari Allah Swt, ibadah kita hanya menjadi beban hidup saja ?!
Hati yang bersih merupakan salah satu makna ikhlas. Ia merujuk pada kejujuran dan kebersihan hati dalam berbuat baik. Ketika hati kita bersih, maka kita tidak memiliki motif tersembunyi atau kepentingan pribadi dalam setiap tindakan yang kita lakukan. Kita berbuat baik semata-mata karena Allah dan untuk mencapai keridhaan-Nya. Hati yang bersih akan mengantarkan kita pada ketulusan hati. Ketulusan hati adalah keikhlasan kita yang dipancarkan, melalui sikap dan tindakan kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan tulus hati, berarti kita melakukan segala sesuatu tanpa motif tertentu dan tanpa mengharapkan penghargaan atau imbalan dari orang lain. Ketulusan hati adalah ciri khas dari seseorang yang menjalani kehidupan ini dengan ikhlas ?!
Ikhlas juga berarti kerelaan, dimana kerelaan adalah sikap yang memungkinkan seseorang menerima dan menjalani apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Ketika kita memiliki kerelaan dalam menjalani ketetapan-Nya, berarti kita dengan tulus mengabdi dan mentaati segala aturan-Nya. Kerelaan mengakui bahwa kehidupan ini adalah pemberian dari Allah, baik suka maupun duka, kita bersedia menerima apa yang telah Allah kehendaki untuk kita. Dengan kerelaan, maka kita menjauhkan diri dari rasa tidak puas atau kesedihan karena menganggap bahwa apa yang diberikan-Nya adalah yang terbaik untuk kita.
Sikap Ikhlas ini memiliki peran yang sangat penting dalam Islam. Ia bukan hanya tentang mempraktikkan ibadah dengan pengorbanan dan pengabdian yang tulus, tetapi juga tentang bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai ikhlas itu sendiri, dalam setiap aspek kehidupan kita. Ikhlas membebaskan kita dari obsesi terhadap dunia dan kepentingan diri sendiri. Dalam kehidupan yang terus bergerak dengan banyak godaan dan hambatan, ikhlas adalah pijakan yang membantu kita menjaga hati kita tetap tulus, melaksanakan tugas-tugas kita dengan kejujuran, dan menghadapi cobaan dengan kerelaan.
Kehidupan yang ikhlas membawa banyak manfaat bagi diri kita sendiri dan orang lain. Dengan ikhlas, kita menjadi individu yang lebih baik, mampu mencapai keseimbangan mental dan emosional yang sehat. Ikhlas menjaga hati kita tetap bermakna dan merasa puas dengan apa yang kita lakukan, tanpa tertarik dengan pujian atau imbalan dunia semata. Lebih dari sekedar tindakan, ikhlas adalah sikap dan niat yang perlu ditanamkan dalam jiwa kita sejak dini.
Coba, kita renungkan makna mendalam dari ikhlas !!!. Ikhlas bukan hanya sekadar kata dalam kamus atau pengertian yang kita pahami secara teoritis. Ikhlas membutuhkan pemahaman mendalam tentang arti kehidupan, tugas kita sebagai hamba Allah, dan tujuan akhir kita. Dengan hati yang bersih, tulus hati, dan kerelaan, kita menjalani kehidupan dengan ikhlas. Dengan ikhlas, kita menemukan kedamaian dan kepuasan yang hakiki, serta mendapatkan keridhaan Allah Swt. Ikhlas adalah anugerah dari-Nya yang berharga dan menjadi pilar utama bagi kualitas hidup yang baik dan bermanfaat.
Ikhlas melibatkan perasaan yang tulus dan murni, dan tidak ada campur tangan dari motif egois atau ambisi pribadi lainnya. Dalam dunia spiritual, ikhlas membawa kesadaran diri yang lebih dalam tentang tujuan hidup, dan membantu manusia menjalani hidup dengan damai dan bahagia. Sehingga, ikhlas bagi manusia terletak pada kemampuan untuk melepaskan diri dari kemelekatan materi dan ego. Manusia yang ikhlas menghargai setiap tindakan baik yang dilakukan tanpa berharap mendapatkan pujian atau penghargaan. Mereka tahu bahwa kebaikan yang mereka lakukan bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan juga orang lain. Mereka tidak terikat pada pencapaian materi atau popularitas, melainkan pada nilai-nilai yang lebih tinggi, seperti: memperbaiki hubungan dengan Allah SWT, menolong orang lain, atau membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik dan nyaman.
Dalam tradisi filsafat dan spiritualitas, kepribadian ikhlas juga sabgat dihargai dan diinginkan. Dalam Hinduisme, konsep dharma menekankan pentingnya melakukan tindakan tulus tanpa melibatkan kepentingan pribadi. Dalam Buddhisme, ikhlas merupakan salah satu dari delapan jalan masyarakat yang membawa manusia pada pencapaian kehidupan yang benar. Dalam Taoisme, kesederhanaan dan ikhlas adalah nilai utama dalam mencapai harmoni dengan alam semesta.
Saat seseorang ikhlas dalam membantu orang lain tanpa mengharapkan balasan, maka hubungan antar mereka akan menjadi lebih kuat dan berlandaskan pada saling menghormati dan menyayangi. Ikhlas menghilangkan perasaan iri dan egoisme dalam hubungan antarmanusia, sehingga menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh kedamaian.