Rumah Gadang. Source: http://www.griyawisata.com/tourism-object/tourism-object/artikel/berburu-rumah-gadang
SUMATERA BARAT DAN SEPOTONG MIMPI
Â
Kau mainkan untukku, sebuah lagu tentang negeri di awan
Dimana kedamaian menjadi istananya.
(Katon Bagaskara-Negeri di Awan)
Â
Berbicara tentang ranah minang berarti berbicara tentang mimpi. Sebuah tempat yang sangat ingin saya kunjungi bukan hanya karena hobi menjelajah saya tapi juga tentang apa saja yang ada disana. Sumatera Barat bagi saya adalah semua tentang tempat-tempat yang eksotis, perpaduan antara keindahan alam dan bangunan, wisata kuliner yang tenarnya mendunia, budaya dan adat istiadat yang unik serta penuh warna juga wisata sejarah yang tak kalah menarik. Betapa lengkapnya! Satu tempat dengan perpaduan sempurna wisata alam, budaya, sejarah dan tentu saja kuliner.
 Itulah tempat yang sudah lama saya impikan untuk dikunjungi, bahkan ini bukan pertama kalinya saya membuat itinerary tentang liburan di ranah minang, saking pengennya ke Sumbar, berburu liburan gratis dan browsing tentang Minang adalah hal biasa dan familiar untuk saya.
Dan tempat-tempat di Negeri di Awan alias tempat impian seperti lagu Katon yang saya cuplik diatas yang paling ingin saya jelajahi dan ‘rasakan’ sensasinya adalah sbb:
1.      Nagari Seribu Rumah Gadang
Berbicara tentang ranah Minang tentu saja berbicara mengenai rumah tradisionalnya yang sangat terkenal dan legendaris: rumah gadang. Dan tempat terbaik untuk menyaksikan rumah gadang menurut saya adalah di kabupaten Solok Selatan. Selain jumlahnya yang mencapai ribuan di kabupaten ini, keindahan alamnya pun layak jadi destinasi utama wisata Sumbar.
Kecantikan alam dan barisan rumah gadang yang mencapai ribuan itu belakangan juga dijadikan tempat syuting sebuah film berjudul Dibawah Lindungan Ka’bah yang terinspirasi dari sebuah novel karya Buya Hamka. Scene yang diambil di beberapa lokasi di Solok Selatan seperti ‘memamerkan’ keindahan kota kecil itu membuat saya sangat ingin melihat secara nyata.
2.       Danau Diatas dan Danau Dibawah
Kedua danau yang berada di Alahan Panjang ini istimewa menurut saya. Dua danau yang berdekatan sehingga disebut danau Diatas dan Dibawah padahal sebenarnya letaknya terbalik yaitu danau Dibawah berada di tempat yang kurang lebih 1 km lebih tinggi daripada danau Diatas. Bagaimana bisa begitu?
3.      Pulau Sikuai
Fuala! Kata orang inilah pulau terindah di Sumbar. Pantai pasir putih, terumbu karang yang masih terjaga, pepohonan hijau, dan keaneka ragaman satwa membuat siapapun terpesona. Selain menikmati keindahan pantai dan wisata bahari, kabarnya trekking mengitari pulau atau menjelajahi hutan alam sampai panjat tebing juga dapat dilakukan untuk yang senang petualangan alam sehingga pulau ini mempunyai daya tarik tersendiri dan wajib dikunjungi jika sedang berada di ranah minang. Seperti apa ya rasanya berkeliling hutan alam di sebuah pulau cantik nan masih terjaga keasliannya? Hmm, wajib coba!
4.      Lembah Harau
Lembah yang kerap disebut para pemanjat tebing sebagai Yosemite-nya Indonesia yaitu  jurang yang besar dengan diameter mencapai 400 m ini  sepertinya adalah lanskap alam luar biasa! Tak hanya memanjakan mata dengan pemandangan tebing granit menjulang tinggi dan hamparan sawah dibawahnya, tempat ini juga menyimpan peninggalan Belanda sebagai wisata sejarah yakni sebuah monumen di kaki air terjun Sarasah Bunta. Di monumen itulah tertera tanda tangan Asisten Residen Belanda di Lima Puluh Koto saat itu yaitu F. Rinner dan dua pejabat Indonesia, Tuanku Laras Datuk Kuning nan Hitam dan Datuk Kodoh nan Hitam. Wisata alam berpadu dengan wisata sejarah, luar biasa!
Â
5.      Jembatan Akar
‘Jembatan hidup’ yang di desain oleh seorang ulama bernama Pakih Sokan pada awal 1900 an ini awalnya membuat saya ragu, apakah iya akar dua pohon beringin besar yang bertautan bisa benar-benar menjadi jembatan dalam arti sesungguhnya alias tempat penyeberangan. Tapi berdasarkan banyak artikel dan foto-foto yang saya lihat, jembatan ini benar-benar asli!
 Ketika jembatan pada umumnya semakin lama semakin lemah, jembatan yang melintasi sungai Bayang ini justru makin lama makin kuat. Wah, Cuma ada di Sumbar nih sepertinya. Sebuah desain konstruksi unik yang bermanfaat untuk orang-orang di sekitarnya tapi uniknya sama sekali tanpa menggunakan bahan-bahan konstruksi pada umumnya. Hebat!
Â
6.      Masjid Raya Ganting (Padang) dan Masjid Tuo Kayo Jao (Solok)
Sebagai sebuah propinsi dengan 98% penduduk beragama islam dan merupakan daerah yang sangat agamis, wisata religi di masjid-masjid kuno seperti Masjid Raya Ganting dan Masjid Tuo Kayo Jao yang merupakan 2 masjid tertua di Sumbar rasanya adalah pilihan menarik. Dengan arsitektur khas Minangkabau mendominasi seperti misalnya bangunan yang berbentuk gonjong, dihiasi ukiran Minang sekaligus kaligrafi serta tidak memiliki kubah. Atau keunikan masjid Tuo Kayu Jao dengan atap yang terdiri dari 3 sampai 5 lapis yang makin ke atas makin kecil dan sedikit cekung. Wisata religi berpadu apik dengan wisata budaya dan sejarah dalam satu tempat adalah pilihan destinasi yang sayang untuk dilewatkan.
Â
7.      Lubang Suro
Terletak di kota tambang Sawahlunto, lubang/lorong sepanjang 1,5 km ini seperti sebuah lorong waktu. Melakukan perjalanan menelusuri lubang ini sama saja dengan menilik kembali sejarah eksistensi pertambangan di masa lalu. Lubang tambang pertama di Sawahlunto ini dibangun pada tahun 1898 oleh para ‘orang rantai’ atau orang-orang yang tengah menjalani hukuman dipimpin oleh seorang mandor bernama Mbah Suro, yang menjadi inspirasi nama lubang ini. Keaslian tempat yang baru dibuka kembali tanggal 26 Juni 2007 setelah ditutup pada tahun 1930-an ini masih sangat terjaga. Hanya mengalami pemugaran di beberapa tempat seperti disediakan blower dan penyangga tangan untuk mempermudah wisatawan. Tempat inilah menurut saya yang paling pas untuk melihat sejenak ke masa lalu, menyaksikan bukti asal muasal kota tambang Sawahlunto.
Â
Itulah beberapa tempat yang menurut saya paling pas dikunjungi untuk menjelajah ranah minang. Tidak hanya memanjakan mata dengan pesona alam tapi juga melihat jejak-jejak sejarah, keunikan budaya dan bukti eksistensi serta kehebatan desain konstruksi ala minangkabau. Benar-benar se-luar biasa itukah Sumatera Barat? Semoga bisa saya buktikan!
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H