Mohon tunggu...
Win Wan Nur
Win Wan Nur Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya adalah orang Gayo yang lahir di Takengen 24 Juni 1974. Berlangganan Kompas dan menyukai rubrik OPINI.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Nikmatnya Lesehan di Depan Stasiun Kotabaru, Malang

2 Mei 2014   22:08 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:56 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Malang adalah salah satu kota favorit saya di pulau Jawa, suhu di kota ini agak mirip seperti daerah asal saya, Takengen, yang terletak di Tanoh Gayo, sbeuah dataran tinggi di bagian utara pulau Sumatera.

Malang adalah sebuah kota yang memiliki segala fasilitas urban, tapi tidak macet seperti Jakarta, bahkan juga tetap lengang di akhir pekan. Tidak seperti Bandung, yang menjadi kota yang tak layak ditinggali setiap malam sabtu dan minggu, saking macetnya.

Seperti Bandung dan Jogjakarta, Malang adalah kota pelajar. Mahasiswa dari b berbagai daerah di Indonesia menuntut ilmu di ratusan Universitas dan sekolah tinggi yang ada di kota ini. Mungkin karena letak geografisnya, di kota ini kita banyak menyaksikan wajah-wajah muda dengan karakter khas Indonesia Timur.

Di Kota ini, gedung-gedung dengan arsitektur Kolonial masih banyak kita temui. Sehingga kadang-kadang ketika kita melintas di salah satu sudut kota ini (Jalan Ijen misalnya), kita serasa berada di sebuah kota di salah satu negara eropa. Hotel Tugu, tempat saya menginap yang terletak tepat di seberang gedung walikota adalah satu dari sekian banyak bangunan di Kota Malang yang tetap mempertahankan gaya arsitektur Kolonial, sebagaimana aslinya. Meskipun tentu saja pada bagian interiornya di sana-sini sudah ditambahi dengan beberapa sentuhan teknologi modern.

Satu hal lagi yang menarik dari Malang adalah wisata Kulinernya. Bukan hanya Jogja yang memiliki gaya makan malam lesehan. Di Malang juga banyak tempat makan malam yang menyajikan gaya makan lesehan.

Menurut saya, salah satu tempat paling menarik untuk makan malam sambil lesehan di Malang adalah di depan Stasiun Malang Kotabaru. Kebetulan, letaknya tidak terlalu jauh dari Hotel Tugu, tempat saya menginap.

Makan lesehan di tempat ini suasananya sangat tenang. Ada banyak kendaraan yang lewat tapi tidak terlalu ramai.  Sebagaimana umumnya tempat nongkrong makan malam Khas di kota-kota di Indonesia. Seperti REX di Banda Aceh, Kesawan di Medan dan Malioboro di Jogja. Pengunjung di tempat ini lumayan ramai dan bervariasi, ada keluarga yang datang bermobil. Ada mahasiswa dari berbagai daerah. ada yang berjilbab dan tidak sedikit yang berwajah khas Indonesia timur. Beberapa dari mereka masih mengenakan jaket dengan bordiran bertuliskan nama fakultas dan universitasnya.

Di taman di depan stasiun, terdapat Patung Perjuangan Arek-Arek Malang. Patung yang resminya dinamakan Monumen Juang '45 yang dibangun pada tanggal 20 Mei 1975 yang dibuat untuk mengingat kembali sejarah perjuangan Bangsa Indonesia ini konsepnya termasuk tidak lazim, monumen ini menggambarkan pejuang kemerdekaan dengan senjata khas berbambu runcing dan senapan tua sedang merayakan kemenangan di atas mayat sosok raksasa pewayangan, perempuan dan anak-anak melintas di depannya. Konsep yang mengingatkan saya pada relief gugurnya Kumbakarna (adik dari Rahwana) di Candi Prambanan pada dinding luar bagian selatan Candi Brahma.

Di bawah kepala sosok raksasa yang mengingatkan saya pada Kumbakarna ini, sekelompok anak muda berwajah khas Indonesia timur dengan rambut rasta sedang bermain Conga dengan riang tanpa menghiraukan orang-orang yang lalu lalang di sekelilingnya atau bahkan ikut duduk di samping mereka.

Di warung-warung tenda yang terbilang ramai. Beberapa pengamen muda juga mencoba menghibur para pengunjung, mendekati sekelompok pengunjung yang sedang menikmati makan malam, menyanyikan beberapa lagu sambil diiringi gitar sambil berharap diberi recehan.

Aku menikmati suasana itu sambil mencari tempat makan yang kurasa cocok, melintasi tukang becak yang sedang duduk santai di becaknya. Yang dengan sigap menawarkan jasa ketika aku yang tampak seperti pendatang melintas di depan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun