Mohon tunggu...
Win Wan Nur
Win Wan Nur Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya adalah orang Gayo yang lahir di Takengen 24 Juni 1974. Berlangganan Kompas dan menyukai rubrik OPINI.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Syahdunya Alam Saat Gerhana Bertepatan dengan Nyepi

9 Maret 2016   09:29 Diperbarui: 9 Maret 2016   10:21 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pukul 8.09 tadi ketika posisi bulan dan matahari sudah seperti ini

[caption caption="Posisi Bulan menutupi Matahari Pada pukul 8.09 WITA. Dokumentasi pribadi"]

[/caption]Perlahan-lahan, alam mulai senyap, benar-benar sepi, karena di sini memang sedang Nyepi dan tidak ada polusi suara sama sekali.

9.31 WITA Posisi bulan yang menutupi matahari sudah seperti ini

[caption caption="8.31"]

[/caption]Perubahan suasana sangat terasa. Ada satu ekor anjing yang melolong sebentar, tapi setelah itu sepi. Benar-benar sepi. Anehnya angin juga tidak ada sama sekali, sehingga tanaman pun seolah menahan napas.

Ayam jantan milik tetangga sebelah, yang dari tadi pagi sudah ribut berkokok tiba-tiba menjadi diam dan bertengger kebingungan.

Kalau mengikuti kisah ‘Telan Rau’ dalam bahasa Gayo. Di Bali, Rau mulai menelan surya dari bawah dan naik ke atas.

[caption caption="Ayam jantan milik tetangga yang kebingungan. Dokumentasi pribadi"]

[/caption]Pukul 8.38, posisi sudah berbalik. Bulan yang tadi menutupi matahari mulai membuka. Kalau menurut legenda ‘Kala Rau’. Sekarang Surya sudah keluar kembali melalui leher sang Kala yang dipenggal oleh Wisnu.

Di Bumi, saya sudah mendengar satu suara burung. Hanya satu ekor burung. Tapi ayam masih diam.

Pukul 8.44 saat posisi matahari dan bulan sudah kembali terbuka seperti ini.

Saya melihat sudah ada satu burung layang-layang terbang. Burung prenjak sudah mulai bersuara tapi ayam masih tetap diam.

8.46, sudah ada ayam betina yang mulai berkotek tapi masih belum banyak. Suasana masih sepi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun