[caption caption="Sumber gambar: Merdeka.com"][/caption]Kalian yang berencana menguruk Teluk Benoa, sudahkah kalian benar-benar tahu, siapa yang sedang kalian hadapi?
Ini Bali bos…pernah baca sejarah?
Karakter orang Bali memang tenang, tidak agresif dan tidak suka mengurusi urusan orang. Bisa jadi inilah yang membuat Bali dipandang remeh dan orang luar berpikir Bali bisa diapakan saja dan orang-orangnya akan diam. Padahal kenyataannya tidaklah demikian. Orang Bali memang tenang, bersahabat dan tak suka mencari masalah. Tapi sekali Bali mengambil sikap, Bali hanya bisa dihentikan dengan sebuah pembantaian massal. Orang Bali menyebutnya PUPUTAN.
Oh ya, mungkin sejarah yang kalian pelajari di sekolah adalah sejarah yang hanya menceritakan tentang perjuangan Diponegoro, Imam Bonjol, Pattimura dan lain-lain.
Untuk itu saya sarankan ada baiknya kalian baca sejarah yang benar. Supaya kalian tahu kalau hanya ada dua wilayah di negeri yang sekarang bernama Indonesia ini yang benar-benar bertempur habis-habisan (habis-habisan di sini artinya benar-benar habis). Dua wilayah itu adalah Aceh dan Bali.
Ini adalah dua wilayah yang tidak mau memberikan tanah tumpah darahnya dengan mudah kepada ketamakan dan kerakusan para penjajah.
Yang tidak banyak diketahui orang adalah, Bali masih merdeka ketika seluruh wilayah Nusantara (termasuk Aceh) sudah jatuh ke tangan Belanda. Bali adalah wilayah terakhir di Indonesia yang bisa dikuasai oleh Belanda. Dan usaha Belanda itupun sama sekali tidak mudah.
Kalau Aceh semua sudah tahu, sudah difilmkan. Bahkan nama Pahlawan Aceh, Teuku Umar menjadi nama jalan protokol di semua kota besar di Indonesia.
Tapi entah ada masalah apa dengan pelajaran sejarah di Indonesia. Atau mungkin karena Bali yang tenang, masyarakatnya yang terkenal ramah dan murah senyum membuat banyak orang memandang remeh. Tidak banyak orang luar Bali yang tahu, kalau Bali adalah rumahnya para pejuang tangguh yang sama sekali tidak takut pada kematian.
Setelah Belanda merasa menang di Aceh dan Van Heutz sang Jenderal ‘pahlawan’ Perang Aceh diangkat jadi Gubernur Jenderal. Belanda menyerang Bali.
Ya memang ketika berperang di Bali, Belanda tidak menjalaninya selama di Aceh. Sebab Bali yang terpencil dan wilayahnya terkepung oleh kekuasaan Hindia Belanda, mustahil mendapat pasokan senjata dari luar. Sebagaimana yang didapatkan Aceh.