Sebagai ACARA PENUTUP (Closing Event) diluncurkan program kreasi baru yang orisinil; MINIKINO LELANG FILM untuk menghadirkan film-film pendek berusia minimum 10 tahun yang tidak mungkin diabaikan dalamperkembangan sejarah film pendek Indonesia, maupun sejarah film Indonesia pasca reformasi itu sendiri.
Selain film Seng Tat, salah satu sisi paling menarik acara ini bagi saya pribadi adalah keberadaan salah satu dari film terbaik yang akan dilelang dalam acara di Bali ini adalah “The Poet of Linge “, sebuah film karya ARYO DANUSIRI yang mengambil tema tentang Didong di Gayo dengan seniman Abdul Kadir sebagai titik fokus.
Bagi warga Gayo yang tinggal di Bali, ayo datang beramai-ramai, jarang-jarang ada pemutaran film di Bali yang bisa menjadi pelepas rindu untuk ‘Tanoh Tembuni’.
Acara ini bisa terselenggara murni atas dasar idealism para panitia, yang rela bergadang dan bekerja sangat keras tanpa dibayar. Bahkan para filmmaker yang hadir dalam acara ini, datang atas biaya sendiri.
Hampir semua biaya yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan ini diambil dari kas Minikino, yang didapat dari berbagai acara kerjasama dengan pihak ketiga. Satu-satunya sponsor yang memberi uang cash adalah Joger, ditambah dengan satu sponsor individual yang tidak disebutkan namanya yang memberi sumbangan sebanyak 100 euro.
Sponsor lain seperti Biznet misalnya memberikan produk, berupa Wifi gratis.
Di akhir acara dalam sebuah pembicaraan Informal, saya menawarkan kepada Fransiska Prihadi, direktur event ini, bagaimana kalau acara ini kita koneksikan dengan kompasiana dan membuat semacam Blog Competition untuk mereview acara ini. Fransiska menyambut dengan hangat, dan menyatakan Minikino bersedia menyediakan hadiah berupa voucher menginap di salah satu hotel di Bali sebagai hadiah.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H