3) Mengubah sampah kertas menjadi lukisan atau mainan miniatur.
Pembelajaran IPS
IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari, menelaah,menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan. Sifat IPS sama dengan studi sosial, yaitu praktis, interdisipliner dan diajarkan mulai dari dasar sampai Perguruan Tinggi. IPS yang diajarkan pada pendidikan dasar dan menengah, menjadi dasar pengantar bagi mempelajar IPS/studi sosial ataupun ilmu sosial di Perguruan Tinggi. Hasil penelaahan IPS dapat dimanfaatkan oleh ilmu sosial, dan sebaliknya hasil kajian ilmu sosial, dapat dimanfaatkan oleh IPS Mengutip pendapat Piaget yang menyatakan bahwa IPS dirancang untuk membantu siswa dalam menjelaskan dunianya. Ada dua perkembangan pada masa kanak-kanak yang paling penting untuk diperhatikan yaitu pengorganisasian dan adaptasi. Dengan pengorganisasian anak-anak pada dasarnya dapat memahami dan mengklasifikasikan sesuatu dengan cara bagaimana hal itu dikerjakan. Adaptasi merujuk pada akomodasi terhadap lingkungannya. Seorang anak yang mulai masuk sekolah berarti telah siap beradaptasi melalui percakapan, baju (seragam), aturan di rumah dan sebagainya. Sekolah dirancang untuk memperluas adaptasi melalui proses pembelajaran formal. Proses-proses ini meliputi intelektual, sosial, emosional, dan fisik Pada kegiatan pembelajaran IPS, siswa dapat dibawa langsung ke dalam lingkungan alam dan mayarakat. Pembelajaran IPS di lingkungan alam sekitar sekolah jmaupun tempat tinggal siswa akan membuat siswa mudah memahami materi IPS, karena siswa dapat mengetahui makna dan manfaat pembelajaran IPS.
Karakter Peduli Lingkungan Karakter peduli lingkungan merupakan salah satu karakter dari delapan kelas karakter yang
ditetapkan oleh Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2011. Karakter peduli lingkungan ini merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Karakter peduli lingkungan merupakan karakter yang wajib diimplementasikan bagi sekolah di setiap jenjang pendidikan. Siswa harus mempunyai sikap peduli terhadap lingkungan dengan cara meningkatkan kualitas lingkungan hidup, meningkatkan kesadaran tentang pentingnya peduli lingkungan serta mempunyai inisiatif untuk mencegah kerusakan lingkungan. Pendidikan karakter peduli lingkungan ditanamkan sejak dini kepada siswa sehingga dapat mengelola secara bijaksana sumber daya alam yang ada di sekitar, serta untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kepentingan generasi penerus yang akan datang. Ketika karakter peduli lingkungan sudah tumbuh menjadi mental yang kuat, maka akan mendasari perilaku.
Pengelolaan Sampah 3R untuk Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan Pengelolaan sampah di sekolah memerlukan perhatian serius. Sebagian besar penghuninya adalah siswa tidak menutup kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Namun juga bisa dipakai sebagai media pembelajaran bagi siswa-siswinya.
Salah satu parameter sekolah yang baik berwawasan lingkungan. Untuk itu, dalam pembelajarannya terutama IPS perlu disisipi pengelolaan sampah 3R untuk menumbuhkan karakter peduli lingkungan. Pengelolaan sampah 3R dapat dilakukan dengan memilah-milah dulu sampah yang ada di sekolah. Lebih efisien lagi jika tempat sampah di sekolah sudah terpisah sendiri-sendiri, seperti sampah organik, anorganik, dan B3.
Tujuan pemisahan tempat sampah tersebut mengajarkan siswa untuk membuang sampah sesuai dengan tempatnya. Apabila sikap tersebut telah dilaksanakan pengelolaan sampah disekolah akan lebih mudah dan efisien. Pengelolaan sampah 3R dapat dilakukan sebagai berikut:
- Reduce Konsep reduce dalam pengurangan sampah di sekolah dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan kertas. Penggunaan kertas dapat digantikan dengan
- mengumpulkan makalah atau tugas dalam pembelajaran IPS menggunakan softfile saja atau melalui perangkat digital.
- Reuse Konsep reduce dalam pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan menggunakan barang plastik kembali. Siswa dapat menggunakan botol minum yang dapat digunakan kembali.
- Recycle Pengelolaan sampah dengan konsep recycle terbagi menjadi tiga, yaitu pengelolaan sampah organik( basah), anorganik, dan B3. Dapat dijelaskan sebagai berikut.
a) Pengelolaan sampah organik (basah) menjadi kompos Sampah basah bisa diolah menjadi kompos. Prosesnya mudah sederhana, dan bisa mengerjakan sendiri. Pembuatan kompos dengan sampah basah di sekolah bisa menjadi media pembelajaran untuk siswa, Â pada pembelajaran IPS. Siswa akan belajar bagaimana sampah itu bisa berguna bagi manusia bukan hanya karena sesuatu yang kotor dan tidak berguna. Kompos yan dihasilkan dapat digunakan untuk memupuk tanaman yang ada atau sebagai bahan campuran media tanam dalam pot di lingkungan sekolah.
b. Pengelolaan sampah anorganik menjadi kerajinan dan media pembelajaran IPS Kertas bekas yang sering kita temui di sekolah adalah jenis kertas HVS. Khusus untuk sampah kertas, bisa dilakukan dua hal untuk pengelolaannya. Sampah kertas bisa didaur ulang
dengan cukup mudah. Kertas bekas dipotong kecil-kecil dan direndam ke dalam air. Proses selanjutnya adalah diblender hingga berubah menjadi bubur kertas. Dari sinilah kreativitas anak diperlukan. Bubur kertas bisa jadi bahan kertas daur ulang atau bisa dibuat bahan dasar kreativitas lain, misalnya topeng kertas atau bentuk pigora. Selain itu, bubur kertas dapat digunakan untuk media pembelajaran IPS, yaitu untuk pembuatan replika gunung api yang meletus.