MEMPERKUAT IKATAN SELAMA MOMEN-MOMEN BERISIKO DALAM PERNIKAHANÂ
Oleh Winny Lu Aldridge, Couple Therapist, Certified EFT Supervisor and TherapistÂ
Pernikahan adalah perjalanan yang penuh dengan tonggak-tonggak kebahagiaan dan momen-momen penuh tantangan. Sementara waktu-waktu bahagia dirayakan, momen-momen penuh tantangan, atau "momen-momen berisiko," memerlukan navigasi yang hati-hati untuk menjaga hubungan yang sehat. Momen-momen berisiko ini sering muncul dari peristiwa hidup yang signifikan dan transisi yang menekan kedua pasangan, menguji ketahanan dan ikatan mereka.
Momen-Momen Berisiko Umum dalam Pernikahan
Kehamilan dan Bayi Baru Lahir
Kehamilan melibatkan tantangan fisik dan emosional serta dapat mempengaruhi keintiman sebagai pasangan. Kedatangan bayi membawa tanggung jawab dan perubahan baru, menyebabkan kurang tidur dan stres saat kedua pasangan menyesuaikan diri dengan peran baru mereka.
Kematian Orang Tercinta
Kesedihan karena kehilangan anggota keluarga atau hewan peliharaan tercinta dapat mengonsumsi seseorang, membuat ketersediaan emosional menjadi sulit.
Merawat Keluarga
Menyeimbangkan tanggung jawab merawat keluarga dengan tanggung jawab perkawinan bisa melelahkan dan dapat menyebabkan kebencian jika tidak dikelola dengan baik.
Stres Kerja
Stres kerja dapat menyebabkan mudah marah, kelelahan, dan mengurangi ketersediaan emosional, yang mengarah pada perasaan diabaikan dan kebencian.
Stres Keuangan dan Utang
Ketidakstabilan keuangan atau utang dapat membebani hubungan saat pasangan berjuang mengelola keuangan dan merencanakan masa depan.
Masalah Kesehatan
Penyakit serius dapat menguras fisik dan emosional bagi kedua pasangan, membebani pasangan yang sehat yang mungkin menjadi pengasuh.
Tantangan Kesehatan Mental
Depresi, kecemasan, atau kondisi kesehatan mental lainnya dapat menyebabkan kesalahpahaman dan kurangnya koneksi emosional.
Pindah ke Tempat Baru
Pindah rumah bisa menyenangkan namun juga menegangkan, melibatkan meninggalkan lingkungan dan sistem dukungan yang sudah dikenal.
Pertumbuhan Pribadi dan Perubahan
Krisis paruh baya atau perubahan pribadi yang signifikan dapat menyebabkan kebingungan dan konflik dalam hubungan.
Sindrom Sarang Kosong
Ketika anak-anak meninggalkan rumah, pasangan mungkin kesulitan untuk mendefinisikan ulang hubungan mereka tanpa fokus bersama dalam mengasuh anak.
Pensiun
Menyesuaikan diri dengan pensiun melibatkan navigasi perubahan dalam rutinitas harian, peran, dan stabilitas keuangan.
Memulai Bisnis
Meluncurkan bisnis bisa menegangkan, dengan jam kerja panjang dan risiko keuangan yang membebani hubungan.
Selama momen-momen berisiko, individual sering merasa terisolasi dan sendirian karena berbagai alasan. Mereka mungkin menahan diri untuk mencari dukungan demi mempertimbangkan tantangan pasangan mereka, percaya bahwa mereka harus menangani semua beban sendiri, atau merasa bahwa pasangan mereka tidak tahu cara memberikan dukungan yang diperlukan.
Konsekuensi potensial dari tidak mengelola momen-momen berisiko dengan baik dalam pernikahan dapat merusak hubungan secara serius. Perselingkuhan, perjudian, seks berbayar, dan penyalahgunaan narkoba bisa muncul sebagai mekanisme penanggulangan destruktif ketika stres tidak ditangani. Perilaku ini lebih jauh merusak kepercayaan dan keintiman, yang mengarah pada masalah keuangan, hukum, dan kesehatan. Ini menambah tekanan yang luar biasa di atas tantangan awal, membuat hubungan semakin sulit untuk pulih dan sembuh.
Mengatasi Momen-Momen Berisiko dalam Pernikahan
Berhasil menavigasi momen-momen berisiko dalam pernikahan memerlukan koneksi yang aman dan aman sebagai pasangan. Koneksi sejati terjadi tidak hanya melalui tampilan kekuatan dan kesuksesan, tetapi juga melalui momen-momen rentan. Dibutuhkan kepercayaan besar untuk menjadi rentan di depan pasangan Anda, percaya bahwa mereka tidak akan menghakimi atau menjauhkan Anda. Bagi banyak orang, ada ketakutan besar untuk menunjukkan kerentanan. Namun, merangkul momen-momen ini dapat memperkuat ikatan dan memperdalam hubungan.
Jaringan dukungan seperti teman, keluarga, dan sumber daya komunitas dapat menawarkan dukungan tambahan dan membantu mengurangi perasaan isolasi. Penting juga untuk mempraktikkan perawatan diri, baik fisik maupun mental, untuk mempertahankan ketahanan selama masa-masa sulit.
Mencari bantuan profesional, baik melalui konseling individu atau pernikahan, dapat memberikan alat dan strategi yang berharga untuk mengelola stres dan menyelesaikan konflik.
Dengan mengakui dan menangani momen-momen berisiko ini bersama-sama, pasangan dapat memperkuat hubungan mereka dan membangun fondasi yang kuat untuk menavigasi tantangan di masa depan.
www.just2hearts.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H