Mohon tunggu...
Winny Gunarti
Winny Gunarti Mohon Tunggu... Dosen - Penulis, Peneliti, Pengajar di Universitas Indraprasta (UNINDRA) PGRI, Jakarta

E-mail: winny.gunartiww@unindra.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Najwa Shihab Jadi Menteri? She Is A Visual Power!

21 Oktober 2014   14:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:17 3108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14138627991427628676

[caption id="attachment_368064" align="aligncenter" width="532" caption="Najwa Shihab tuan rumah acara Mata Najwa menjadi mata bagi permirsa seluruh Indonesia/Kompasiana(Sumber Foto: komunitas.yellow.com)"][/caption]

Isu Najwa Shihab sebagai kandidat Menteri Negara Perempuan dan Perlindungan Anak berembus begitu Jokowi dan JK selesai dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Isu ini menjadi penting karena Najwa Shihab adalah pembawa acara Talk Show berita Mata Najwa yang programnya semakin ditunggu masyarakat, baik dalam siaran on-air maupun off-air di seluruh Indonesia.

Talk Show berita Mata Najwa kian menjadi tontonan menarik bukan hanya karena kontennya yang mampu menyajikan isu-isu terhangat di masyarakat, akan tetapi juga karena ada daya tarik Najwa Shihab selaku pembawa acaranya.

Jejak Najwa Shihab sebagai presenter berita dengan sejumlah  prestasi nasional maupun internasional telah menempatkan dirinya dalam suatu bangunan persepsi masyarakat tentang sosok perempuan pembawa acara yang memiliki banyak "kekuatan". Dalam konteks desain komunikasi visual, Najwa Shihab adalah bagian dari elemen-elemen visual pada layar kaca. Najwa is the visual power! Sosok dengan kekuatan visual yang memiliki nilai jual tersendiri dalam setiap tampilannya. Mata Najwa adalah bukti dari presentasi kekuatan visual tersebut.

Pandangan ini berangkat dari sebuah teori bahwa sebuah program televisi tidak lahir begitu saja, tetapi didesain dengan perencanaan yang matang untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan penontonnya. Para produser dan tim pelaksananya harus mampu merancang sebuah acara yang punya nilai jual, karena seperti yang dikatakan Nicholas Mirzoeff , kesenangan masyarakat modern tergantung pada pemenuhan kebutuhannya melalui tatap muka dengan teknologi visual. Alhasil, pengemasan visualisasi yang kuat pun menjadi sebuah kompetisi bagi saluran televisi.

Program Talk Show berita Mata Najwa yang dapat dibilang masih berusia belia, baru akan menyongsong ulang tahunnya yang kelima di bulan November mendatang. Ia adalah sebuah produk tontonan yang didesain melalui proses panjang, melalui kerja keras para awak televisi bersama seluruh tim produsernya, termasuk Najwa Shihab selaku eksekutif produsernya, dan kini tengah menanjak menjadi program talk show berita nomor satu di Indonesia.

Jadi, ketika isu Najwa Shihab akan jadi menteri berembus, Mata Najwa tidak lagi sekadar produk tontonan yang menawarkan isu terhangat untuk diperbincangkan di layar kaca, tetapi ia telah menjadi "isu" itu sendiri yang layak didiskusikan.

Ketika sebuah program televisi telah menjadi isu, baik isu negatif maupun positif, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Program itu semakin ditunggu untuk ditonton, atau program itu tidak lagi menarik karena dianggap tidak lagi mampu memuaskan kebutuhan penonton.

Beberapa waktu lalu, penulis mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Najwa Shihab dalam rangka mengumpulkan data untuk penyelesaian Disertasi Doktor di ITB. Saat bertatap muka dengan Najwa Shihab, penulis merasakan kekuatan visual itu muncul bukan hanya saat melihat dirinya di layar televisi,  tetapi juga di saat berhadapan langsung. Najwa Shihab dalam perjalanan karirnya sebagai jurnalis agaknya telah cukup berhasil memvisualisasikan dirinya sebagai sosok perempuan pembawa informasi, pengungkap fakta kebenaran, mewakili hasrat dan kepentingan banyak orang, penyingkap tabir, termasuk menghadirkan sisi-sisi humanis, lengkap dengan segala pernik kepribadian dan karakter yang dimilikinya.

Oleh karena itu, jika Najwa Shihab menjadi menteri, program Talk Show berita Mata Najwa harus didesain ulang, karena ia telah menggeser salah satu elemen "kekuatan visual" di dalamnya menjadi elemen "kekuasaan".  Kekuasaan yang dimiliki Najwa Shihab selama ini adalah kekuasaan seorang "host" yang mampu mengorek informasi dari para narasumbernya. Kekuasaan Najwa adalah menghadirkan keintiman yang mampu meneteskan airmata seorang Walikota Surabaya, atau kekuasaan menggiring persepsi penontonnya pada sebuah pandangan tertentu. Akan tetapi, apabila jabatan menteri ini jadi disandangnya, maka kekuatan visual Najwa dengan segala bentuk kekuasaannya di layar kaca bisa jadi melahirkan citra kekuasaan yang memihak.

Merenungkan kembali program talk show berita yang berbobot di televisi, Mata Najwa adalah salah satunya yang pantas dipertahankan. Nama Mata Najwa adalah sebuah metafora yang merepresentasikan sebuah fakta berdasarkan pandangan dan pemikiran seorang "Najwa Shihab".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun