Seperti saat kecupan menyapa di malam dingin sebelum kita berdua memejamkan mata. Ada yang meminta pelukan erat, untuk saling merapatkan dada.
Katamu, “Jangan pernah sekalipun meninggalkanku.”
Tetapi kata-kata mengendap di alas untuk langkah.
“Aku ragu dengan cintamu,” kataku.
Seiring pergantian waktu, kenyataan berjalan lain. Memberi kesan tentang musim kemarin, kau minta untuk tidak lagi merindu kehangatan.
Lembaran daun-daun meneteskan embun membangunkanku pagi itu.
Tiada bisa melepas kisah di masa demikian.
Harum nafasmu masih kucium di batas aku sebelum tidur.
Ke sekian kalinya, ucap kengiluan di dada. Memandang kabut bayangan, mewujud ranjang saling mendesah.
Pergilah, jemput udara di ranting dekat jendela.
Ada kangen menunggu keningmu.
Mungkin sudah lama, bekasnya tinggal di sela-sela.
26 November 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H