Mohon tunggu...
Winna S
Winna S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Daerah Cibiru

Learning together^^

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seru! Penerapan Media Seni "Tracing Puzzle" di SDN Percobaan Cibiru

16 April 2023   20:22 Diperbarui: 16 April 2023   22:19 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama siswa kelas 2B (Sumber Gambar: Astri Ainun)



Foto bersama ibu wali kelas 2B (Sumber Gambar: Astri Ainun)
Foto bersama ibu wali kelas 2B (Sumber Gambar: Astri Ainun)
Halo readers! Pada hari Kamis tanggal 13 April 2023, kami mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI kampus Cibiru, kelompok 10 dengan target area perkembangan seni, melakukan kegiatan pengimplementasian media edukatif yang kami buat dalam rangka menstimulasi anak usia sekolah dasar pada perkembangan seni. 

Kegiatan ini kami lakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar yang dilakukan dengan metode Project Based Learning (PjBL) yang diampu oleh Ibu Triana Lestari, S.Psi., M.Pd.

Kelompok kami yang beranggotakan 4 orang yaitu: 

1. Astri Ainun Najib 

2. Dhiya Syahla Nadira

3. Syifa Auliya Febriana 

4. Winna Sakinatul Mutamimah 

telah melakukan kegiatan observasi mengenai perkembangan seni pada anak usia sekolah dasar kelas 2b di SD Negeri Percobaan Cibiru pada tanggal 15 dan 16 Maret, dan mengimplementasikan media edukatif untuk menstimulasi perkembangan seni pada tanggal 13 April 2023.

Sebelum membahas mengenai cara pengimplementasian media yang kami lakukan, Kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu kami, yaitu Ibu Triana Lestari selaku dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik SD di UPI Cibiru dan Bapak Kepala Sekolah SD Negeri Percobaan, juga ibu bapak guru yang telah mengizinkan kami melakukan kegiatan observasi di SDN Percobaan Cibiru Kabupaten Bandung.

Readers, artikel ini akan membahas bagaimana simulasi dalam penerapan media edukasi dapat mengoptimalkan aspek perkembangan seni peserta didik. Namun, sebelum kami membahas mengenai bagaimana cara menstimulasi anak usia sekolah dasar pada perkembangan seni. Apakah readers tahu bahwa setiap anak akan mengalami perkembangan seni sesuai usianya? Namun sebelum mengetahui perkembangan seni,  apa sih arti seni itu, readers

A. Pengertian Pendidikan dan Seni

Pendidikan adalah aspek penting dalam pembentukan generasi yang berkualitas. Dalam era digital saat ini, teknologi telah merubah banyak aspek kehidupan kita, termasuk dalam pendidikan. Salah satu bentuk penggunaan teknologi dalam pendidikan adalah melalui simulasi dalam media pembelajaran, yang dapat digunakan untuk siswa sekolah dasar sebagai alat bantu yang efektif dalam meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni merupakan suatu keahlian membuat karya yang bermutu yang memiliki unsur keindahan dan kehalusan. Sedangkan Menurut Ki Hajar Dewantara, seni adalah suatu kegiatan yang dilakukan manusia yang bermula dari perasaan, kemudian diekspresikan melalui suatu karya. Jadi, dapat diartikan bahwa seni merupakan suatu keahlian membuat suatu karya dengan mengandung aspek keindahan berdasarkan perasaan yang dirasakan oleh seniman tersebut.

B. Perkembangan Seni pada Anak

Tahukah readers, bahwa setiap anak mengalami perkembangan seni pada usianya. Termasuk pada anak usia sekolah dasar. Perkembangan seni pada anak merupakan suatu kegiatan mengekspresikan imajinasi dan daya kreativitas yang ada pada diri mereka berdasarkan pengalaman hidup dan kesadaran, kemampuan intelektual, serta keterampilan teknik untuk menciptakan karya dengan menggunakan berbagai media.

Aktivitas seni memiliki potensi untuk meningkatkan kreativitas dan orisinalitas individu melalui upaya artistik. Selain itu, anak-anak dapat mengekspresikan diri mereka melalui kegiatan seni. Pembelajaran seni pada jenjang sekolah dasar dapat membantu anak-anak menjadi lebih percaya diri dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki dan memberi pengalaman nyata dengan belajar melalui permainan.

Schirrmacher (2012) dalam bukunya yang berjudul Art and Creative Development for Young Children mengemukakan ada 4 tahapan perkembangan artistik, yaitu:

1. Memanipulasi media, contohnya mencoret-coret dan membuat tanda (1-2 tahun)

2. Membuat bentuk, garis besar, desain, dan simbol (2-4 tahun)

3. Menciptakan seni yang terlihat seperti sesuatu (4-6 tahun)

4. Tahapan realistis ( usia sekolah yaitu 5-8 tahun). 

Anak sekolah dasar kelas 1-2 termasuk pada tahap ke 4 dengan usia anak 5-8 tahun, yaitu tahapan realistis dimana anak usia sekolah dasar (kelas 1-2) menginginkan segala sesuatu terlihat benar dengan cara menggambar, dan melukis objek seperti yang terlihat dalam kenyataan. Pada tahapan ini anak usia sekolah (5-8 tahun) sudah mampu mengembangkan, mengulang, dan menyempurnakan simbol-simbol yang pernah ia lihat. 

Schirrmacher dalam bukunya yang berjudul Art and Creative Development for Young Children, juga  mengatakan bahwa terdapat teori Aesthetic and Child Development yang mengemukakan bahwa Estetika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan pengajaran dan respons individu terhadap suatu keindahan/estetika. Aspek estetika melibatkan hal-hal seperti:

  • Sikap estetis, 
  • Proses/pengalaman estetis, 
  • Respon estetis

C. Simulasi Pengimplementasian Media Edukasi dan Stimulasi Perkembangan Seni pada Peserta Didik 

Nah, setelah mengetahui apa itu perkembangan seni pada anak usia sekolah dasar, disini kami akan berbagi dan menceritakan kegiatan pengimplementasian media edukasi dan langkah menstimulasi perkembangan seni pada anak sekolah dasar di SDN Percobaan yang telah kami lakukan.

Readers, kegiatan seni memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan perkembangan kreativitas anak. Dalam menghadapi era digital saat ini, penggunaan teknologi, seperti penerapan media edukasi dalam pembelajaran, dapat menjadi alat yang efektif untuk mengoptimalkan perkembangan seni pada anak sekolah dasar (SD). Terdapat masalah yang dijumpai pada kegiatan observasi dan pengimplementasian media di kelas. Seperti ada sebagian anak yang belum antusias terhadap kegiatan yang sedang dilakukan, sebagian anak belum mampu menuangkan ide/pikiran ke dalam suatu gambar saat fasilitator meminta semua anak menggambar, dan anak yang ingin cepat mengakhiri kegiatan.

      1. Gagasan pengembangan media

Dalam menstimulasi perkembangan seni pada anak sekolah dasar, media edukatif yang kami kembangkan adalah dengan menggunakan media permainan puzzle yang berjudul "Tracing puzzle" (menelusuri puzzle). Tracing Puzzles merupakan media berupa permainan edukatif yang berbahan dasar kardus dikemas sedemikian rupa dan dirancang untuk dapat menstimulasi dan meningkatkan kemampuan peserta didik pada perkembangan seni melalui media permainan yang didalamnya terdapat beberapa challenge. Challenge-challenge ini akan dilakukan oleh siswa dan kegiatannya dapat mengembangkan kemampuan seni dan kreativitas anak.

  • Langkah-langkah menggunakan media Tracing puzzle dan cara memainkannya:

1. Peserta didik diminta untuk menyelesaikan dan menyusun puzzle secara bersama-sama.

2. Media ini dimainkan dengan cara peserta didik memilih potongan puzzle yang nantinya akan ada challenges pada setiap potongan puzzle tersebutPada saat menempelkan potongan puzzle peserta didik harus mampu menyelesaikan challenges yang diberikan oleh fasilitator dan challenges yang diberikan oleh fasilitator, yaitu :

  • Challenge “Menggambar & Mewarnai dengan Bebas”
  • Challenge “Membuat Kata dalam Huruf Terakhir”
  • Challenge “Tantangan Ikuti Aku”
  • Challenge “Sambung Cerita”
  • Challenge “Mengkreasikan Daun”
  • Challenge “Apresiasi Karya Seni

Pada pelaksanaanya, siswa kelas 2b antusias dengan kegiatan yang sedang berlangsung. Mereka juga senang saat diminta untuk menggambar dan mewarnai objek. Siswa kelas 2b langsung sigap membawa peralatan mewarnai dari dalam lemari. Di akhir pembelajaran, beberapa siswa sudah berani maju ke depan untuk menceritakan hasil gambar yang telah dibuat, teman-teman yang duduk dikursi pun memperhatikan dan mengapresiasi hasil karya temannya di depan. Challenge ini dapat melatih rasa siap dan rasa percaya diri siswa.  

Challenge-challenge yang dilakukan mencakup semua indikator pada perkembangan seni yang dapat menstimulasi siswa dan mengasah kreativitas siswa. Mereka dapat mengekspresikan kreativitasnya seperti kemampuan menggambar, memadupadankan warna, terbuka dengan orang baru, sikap siap pada saat pembelajaran, fokus dengan kondisi kelas dan memahami pentingnya kebersihan kelas,dapat mengembangkan keterampilan kreativitas dan ekspresi diri anak-anak, serta meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam menghasilkan karya seni yang orisinal.

Foto Siswa dan Karyanya (Sumber Gambar: Syifa Auliya)
Foto Siswa dan Karyanya (Sumber Gambar: Syifa Auliya)


Foto siswa sedang menggambar (Sumber Gambar: Syifa Auliya
Foto siswa sedang menggambar (Sumber Gambar: Syifa Auliya
  • Acuan dalam pelaksanaan pengimplementasian media pembelajaran yang dilakukan adalah:

1. Menyajikan Materi Pembelajaran yang Menarik

Fasilitator dalam melakukan simulasi penerapan media perlu menyajikan materi pembelajaran dengan cara yang menarik dan menghadirkan konsep atau situasi dalam bentuk visual, animasi, atau permainan yang membuat siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar. Dalam simulasi, siswa dapat mengikuti langkah-langkah atau tahapan tertentu, menghadapi tantangan, dan  melibatkan diri dalam pengambilan keputusan.

2. Meningkatkan Pemahaman Konsep Abstrak

Simulasi pengimplementasian media pembelajaran dapat membantu siswa untuk lebih memahami dan dapat mengasah kemampuan seni dan kreatifitas yang dimiliki. 

3. Mendorong Kreativitas dan Kemandirian Siswa

Simulasi dalam media pembelajaran dapat memberikan kesempatan bagi siswa SD untuk menjadi lebih kreatif dan mandiri dalam belajar. Dalam simulasi, siswa sering kali diberikan kebebasan untuk menjelajahi, mencoba, dan mengambil keputusan sendiri. Mereka dapat menghadapi tantangan atau masalah yang memerlukan pemecahan kreatif.

4. Memperkenalkan Ragam Gaya Seni dan Teknik Beragam

Melalui simulasi dalam media pembelajaran, anak-anak dapat diperkenalkan pada berbagai gaya seni dan teknik seni yang beragam. Simulasi dapat menampilkan contoh-contoh karya seni dari berbagai periode atau budaya, serta mengajarkan teknik-teknik dasar dalam seni, seperti penggunaan warna, garis, bentuk, dan tekstur. Dengan demikian, anak-anak dapat memiliki pemahaman awal tentang beragam gaya seni dan teknik dalam seni, yang dapat membantu mereka mengembangkan pengetahuan dan apresiasi seni yang lebih baik.

5. Memberikan Ruang Kreativitas dan Ekspresi Diri

Simulasi dalam media pembelajaran dapat memberikan ruang bagi anak-anak untuk berkreasi dan mengungkapkan diri mereka sendiri secara bebas. Dalam simulasi, anak-anak dapat menciptakan karya seni sendiri, menggunakan imajinasi dan kreativitas mereka untuk membuat karya seni yang unik. Mereka dapat memilih bahan, warna, dan alat gambar sesuai dengan ide mereka sendiri. 

D. Tanggapan dan Saran Wali Kelas

Setelah kegiatan simulasi penerapan media pembelajaran seni pada siswa kelas 2b SDN Percobaan selesai, terdapat tanggapan dan saran dari ibu guru wali kelas 2b yaitu Ibu Nela, S.Pd

"Kalo tanggapannya sih temen-teman tadi sudah sesuai, kayak ada pembukaannya dulu, berdo'a dulu, terus ada penutupannya juga, sudah mulai terstruktur gitu, hebat. Terus kalo yang saya lihat tadi, temen - temen (simulator) sudah mulai berbaur dengan anak-anak, engga satu arah gitu, jadi ngajak anak-anak untuk ikut berpartisipasi."

"Paling kekurangannya, mungkin tadi keburu-buru ya (sudah bel pulang), jadi materinya tidak tersampaikan dengan maksimal. Kalo misalnya secara keseluruhan sih, sudah oke, seru tadi belajarnya, ada ice breaking nya juga. Anak-anak juga kelihatan seru gitu."

Ibu Nela juga memberikan tanggapan mengenai perkembangan seni pada anak kelas 2b. "Kalau seni itu, mungkin anak-anak masih ada beberapa yang kayak temen-temennya gambar mobil, ah aku juga gambar mobil (ikut-ikutan). Ada juga anak yang memilih untuk menggambar rumah saja. Hanya beberapa anak saja yang bisa bernalar dan sudah bisa menuangkan ide yang kreatif, seperti Almahira. 

"Iya, jadi cuman ada beberapa anak yang sudah bisa menuangkan ide kreativitas dia, karena kelas 2 ini masih terbatas menuangkan kreativitasnya, atau mungkin masih takut dan belum optimal menuangkan kreativitas dan idenya ya." ujar Ibu Nela selaku wali kelas 2B SDN Percobaan Cibiru, Kabupaten Bandung.


Sumber Video: Channel YouTube Astri Ainun Najib



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun