Manchester United mengalami performa naik turun dibawah Erik Ten Hag musim ini. Walaupun Manchester United telah memenangkan Carabao Cup musim ini di bawah Erik Ten Hag, performa MU bisa dibilang masih jauh tertinggal dari tetangganya Manchester City dan rivalnya Arsenal yang menduduki peringkat 1 dan 2 klasmen Premier League 2022/2023. Awalnya si setan merah mampu menduduki peringkat ketiga di pertengahan musim, malah harus turun ke peringkat 4 di pekan ke-36 dan masih harus berjuang mendapatkan tiket Liga Champion untuk musim depan. Manchester United yang pada awalnya dijagokan untuk menjuarai Liga Eropa malah harus tersingkir menyakitkan oleh Sevilla di babak perempat final. Di FA Cup, MU berhasil mencapai final, tetapi lawan yang dihadapinya adalah rival sekotanya, Manchester City. Sekiranya kecil peluang Manchester United untuk dapat mengalahkan Manchester City di Final FA Cup yang akan di gelar pada Juni (3/06/2023).
Permasalahan terbesar Manchester United musim ini ialah buruknya kedalaman skuad yang dimiliki. Erik Ten Hag harus menerima dengan lapang dada skuad peninggalan pelatih sebelumnya, Ole Gunnar Solskjaer. Pelatih asal Belanda itu telah melewati dua jendela transfer di musim ini dan membeli beberapa pemain. Di musim panas, nama-nama seperti Lisandro Martinez, Tyrell Malacia, Christian Eriksen, Antony, dan Casemiro diboyong ke Old Trafford. Dimusim dingin MU mendatangkan Marzel Sabitzer dan Wout Weghorst dengan status pinjaman. Beberapa pemain yang dibeli oleh Erik Ten Hag nyatanya belum bisa menunjukkan kualitasnya untuk bermain di klub sebesar Manchester United. Sebut saja Antony yang dibeli dari Ajax Amsterdam dengan harga mahal tergolong masih "flop" dengan hanya mengemas 4 gol dan 2 assist dalam 23 penampilannya di Premier League musim ini. Bahkan Wout Weghorst, striker yang dipinjam dari Burnley belum mencetak gol sama sekali di Premier League musim ini.
Tak hanya pemain-pemain baru, pemain lama Manchester United musim ini pun juga bermasalah. Sebut saja Harry Maguire yang kerap kali tampil kurang maksimal di lini belakang MU, Jadon Sancho yang tak bisa menunjukkan performa gemilangnya seperti di klub lamanya Borussia Dortmund, dan Antony Martial yang sering keluar masuk ruang medis. Sehingga jelas kualitas kedalaman skuad menjadi permasalahan yang menghantui Manchester United musim ini. Hal inilah yang membuat MU kurang menggigit musim ini, terutama dalam hal mencetak gol.
Selain lini pertahanan yang rapuh, Manchester United juga terasa tumpul di depan. MU hanya memaksukan 51 gol sejauh ini di Premier League musim, lebih sedikit dibanding musim sebelumnya, yaitu 57 gol. Bahkan di musim 2020/2021 MU berhasil menghasilkan 73 gol di Premier League. Produktivitas gol MU musim ini sangat minim jika dibandingkan dengan 10 klub teratas klasmen sementara. Si setan merah hanya mampu mengungguli Aston Villa dengan 48 gol. Pemain tersubur Manchester United di Premier League musim ini ialah Marcus Rashford dengan 16 gol. Hanya ada nama Bruno Fernandes di bawah Rashford dengan perolehan 6 gol di Premier League. Keberadaan Marcus Rashford jelas cukup sentral di skuad Erik Ten Hag musim ini. Menjadi kerugian terbesar untuk Manchester United jika Rashford mengalami cedera atau bahkan mengalami penurunan performa seperti yang dialaminya beberapa pekan terakhir.
Dengan perginya Cristiano Ronaldo di musim dingin lalu, otomatis tersisa nama Anthony Martial di posisi striker. Permasalahannya, Anthony Martial tak bisa menemukan performa terbaiknya musim ini seperti pada musim 2019/2020 dengan 17 gol dalam 32 pertandingan. Martial juga kerap keluar masuk ruang medis sehingga MU harus meminjam striker Burnley berkebangsaan Belanda, Wout Weghorst di jendela transfer musim dingin. Nyatanya Weghorst tak menjadi jawaban di lini depan Manchester United. Sejauh ini striker berbadan tinggi tersebut hanya mencetak 2 gol bagi Manchester United.
Si setan merah kini kehilangan taringnya untuk menggigit lawan-lawannya. Padahal Manchester United sejak dulu terkenal akan striker-striker buasnya. Sebut saja nama-nama  seperti Wayne Rooney, Robin Van Persie, Ruud Van Nistelrooy, Dimitar Berbatov, Andy Cole, Sir Bobby Charlton, dan masih banyak lagi. Jelas posisi striker menjadi daftar prioritas Ten Hag untuk memperkuat MU musim depan. Ada beberapa nama striker yang dihubungkan dengan MU untuk musim depan. Ada nama-nama seperti Viktor Osimhen, Goncalo Ramos, Kolo Muani, dan Rasmus Hojlund. Ada satu nama lagi yang ramai diramai dikaitkan dengan Manchester United, yaitu striker berkebangsaan Inggris milik Tottenham Hotspur, Harry Kane.
Dilansir melalui The Mirror, Mancheter United menempatkan Harry Kane sebagai target No 1 untuk di datangkan. Pemegang ban kapten timnas Inggris tersebut telah konsisten mencetak lebih dari 15 gol di Premier League sejak tahun 2014 bersama Tottenham Hotspur. Sejauh ini Harry Kane telah mencetak 27 gol dalam 36 pertandingan di Premier League. Perolehan gol terbanyak Harry Kane di Premier League adalah pada musim 2017/2018 dengan 30 gol. Harry Kane dimusim ini telah mencatatkan namanya ke dalam jajaran pemain dengan gol terbanyak di Premier League dengan jumlah 210 gol, mengalahkan Wayne Rooney (208) dan hanya kalah oleh Alan Shearer (260) sebagai yang terbanyak. Dengan torehan gol tersebut, pantas jika Harry Kane dinobatkan menjadi striker No 1 yang dimiliki Inggris saat ini.
Harry Kane mungkin terlalu besar untuk Tottenham Hotspur. Harry Kane dengan segudang prestasi individu nyatanya masih puasa gelar bersama Tottenham Hotspur. Harry Kane bersama Tottenham Hotspur sebenarnya pernah hampir mendapatkan gelar juara, tepatnya saat berhasil masuk final Carabao Cup 2021 menghadapi Manchester City tetapi harus kalah 1-0 kala itu. Terbaru, di tahun 2019 Tottenham Hotspur berhasil masuk final Liga Champion 2019 dan menghadapi Liverpool tetapi harus kalah juga dengan skor 2-0 saat itu. Di musim ini Harry Kane juga harus masih puasa gelar karena telah tersingkir di semua kompetisi dan hanya bertengger di posisi ke-7 klasmen Premier League sementara. Harry Kane harus berlapang dada karena hanya berpeluang main di Conference League musim depan.
Tottenham Hotspur menjadi tim yang stagnan di beberapa tahun terakhir. Kasarnya Tottenham hanya menjadi tim peramai di Premier League. Mantan pelatihnya, Antonio Conte bahkan sempat marah-marah saat sesi jumpa pers usai laga Southampton kontra Tottenham pada pekan ke-26. Pada laga itu Tottenham Hotspur harus rela berbagi poin dengan Southampton padahal telah lebih dulu unggul 3-1 sebelum disamakan oleh Southampoton di menit ke-77 dan 90+3. Menurut Conte dalam sesi jumpa pers kala itu yang membuat Tottenham menjadi sulit untuk mendapatkan gelar ialah pemain maupun manjemen klub tak memiliki memiliki rasa ambisi juara yang tinggi.
Cukup unik memang melihat kondisi Harry Kane dan Tottenham dari tahun ke tahun. Harry Kane sebagai striker dengan segudang prestasi harus berjodoh dengan Tottenham Hotspur yang dibilang Conte tak memiliki ambisi juara yang tinggi. Sehingga sah-sah saja jika berpendapat Harry Kane terlalu besar untuk Tottenham Hotspur dan sebaiknya pindah untuk dapat memenangkan sebuah gelar juara.