Mohon tunggu...
Wini Nur Azizah
Wini Nur Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Savior, Pahlawan Lingkungan Kebanggaan Masjid Salman

5 Juli 2024   21:38 Diperbarui: 5 Juli 2024   21:38 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kita itu udah gak kekurangan masalah kalau ngomongin soal sampah. Itu udah masalah semua deh isinya!"

Pernyataan tersebut rasanya cukup menohok bagi siapa saja yang mendengarnya. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa hingga saat ini, sampah masih menjadi salah satu masalah di Indonesia yang belum jelas penyelesaiannya. Hal tersebut dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi beberapa waktu ke belakang. 

Mari kita tengok kembali tragedi yang pernah terjadi di Kota Cimahi, tepatnya TPA Leuwigajah pada tahun 2005 silam. Saat itu, sampah dibiarkan menumpuk tanpa ada proses pemilahan dan pengelolaan yang jelas. Tanpa orang-orang sadari, gas metana perlahan-lahan mulai terbentuk di dasar tumpukan sampah yang terus dibiarkan begitu saja. Hingga akhirnya, TPA Leuwigajah meledak bagaikan bom waktu. Boom! 

Sampah yang dibiarkan menumpuk bertahun-tahun lamanya berhamburan ke segala arah, membuat daerah di sekitarnya tenggelam dalam lautan sampah. Tidak hanya merugikan secara material, tsunami sampah ini juga merenggut setidaknya 157 korban jiwa. 

Akan tetapi, kejadian memilukan tersebut rasanya tidak dijadikan pelajaran oleh orang-orang. Mereka melakukan hal yang sama di TPA Sarimukti. Tempat yang pada awalnya direncanakan sebagai pengganti sementara, nyatanya terus beroperasi hingga tahun ini. Berdasarkan pernyataan Koordinator TPA Sarimukti, Riswanto, tempat tersebut bahkan akan terus digunakan hingga tahun 2028.

Memang saat ini sudah ada upaya untuk pengolahan di TPA Sarimukti, tetapi hal tersebut belum dapat dilakukan secara optimal. Sampah pun terus menggunung. Nahasnya, kecerobohan oknum pemulung pada 19 Agustus 2023 lalu, membuat gunungan sampah tersebut kembali membawa malapetaka. Puntung rokok yang ia buang sembarangan ke area yang panas dan mudah terbakar di TPA Sarimukti menyulut kebakaran yang cukup besar. Akibatnya, TPA Sarimukti harus berhenti beroperasi untuk sementara waktu.

Beberapa peristiwa tersebut menjadi bukti nyata bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya memilah dan mengolah sampah masih perlu ditingkatkan. Selain itu, pemerintah juga belum serius dalam menangani masalah ini. Dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia, disebutkan bahwa Dana Bantuan Biaya Layanan Pengolahan Sampah Tahun Anggaran 2021 berjumlah Rp53.095.000.000,00 (lima puluh tiga miliar sembilan puluh lima juta rupiah). Sementara itu, dilansir dari laman Menteri Lingkungan Pemerintah Jepang, berdasarkan data tahun anggaran 2020, negeri sakura ini berani menggelontorkan dana hingga 2,19 triliun yen atau setara dengan 257 triliun rupiah. Jika dibandingkan dengan Jepang yang luas daratannya kurang lebih hanya 1/10 luas daratan Indonesia, dana yang dianggarkan pemerintah Indonesia untuk pengelolaan sampah jauh lebih kecil.

Tidak hanya aksi nyata pemerintahnya, masyarakat Jepang pun memegang peran penting dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dilansir dari situs ITO EN, masyarakat Jepang dikenal disiplin dan memandang kebersihan sebagai perkara yang serius. 

Mengetahui hal tersebut, penulis kemudian berpikir, apakah masyarakat Indonesia juga memiliki kesadaran untuk melakukan hal yang sama?

Setelah menelusuri upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat di Indonesia, penulis menemukan bahwa sejak pertama kali didirikan, Masjid Salman ITB telah melakukan upaya tersebut. Masjid yang berlokasi di Jl. Ganesa No.7, Lb. Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat itu telah menyediakan tempat sampah terpilah sejak tahun 2017. Namun, karena tidak ada tim yang fokus untuk mengurusnya, upaya tersebut berjalan secara terpisah-pisah tanpa adanya koordinasi yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun