"Sabar ya Dik, Ayah sudah gak ada yang kuat ya. Kalau bisa hari ini langsung pulang". Jawab Kakakku.
Badanku lemas mendengar berita kala itu. Berita meninggalnya Ayah membuat hatiku serasa terkoyak, menyesal karena dalam kehidupan ini aku belum dapat membahagiakan beliau. Kejadian ini membuatku tersadar bahwa mempersiapkan sedini mungkin keberangkatan haji itu sangat penting.
Saat ini hanya doa yang dapat dipanjatkan semoga Allah menerima amal dan ibadah beliau. Walaupun Ayah telah tiada aku tetap bersikukuh untuk mewujudkan impiannya. Aku bertekad keras untuk mengumpulkan tabungan demi mimpi Ayah terwujud.
Dua kata yang membuat semangatku semakin berkobar yaitu saatnya berhaji. Kondisi sekarang yang kurang memungkinkan untuk mewujudkan mimpi Ayah dikarenakan masalah keuangan tidak menyurutkan keinginanku. Aku masih dapat berihktiar dengan menabung sedikit demi sedikit.
Kelak ketika masa saatnya berhaji telah datang aku akan kabarkan kepenjuru dunia bahwa aku sangat merindukan Ayah dan akan kusampaikan "Ayah, anakmu bisa pergi haji dan akan mewujudkan mimpimu. Amiiin, semoga Allah meridhoi". Doaku.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H