Mohon tunggu...
Wini Srimayanti Hadilany
Wini Srimayanti Hadilany Mohon Tunggu... -

AKU MENULIS BERDASARKAN APA YANG AKU LIHAT,\r\n AKU DENGAR, AKU BACA, AKU PIKIRKAN, DAN AKU RASAKAN\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Banggakah Berbahasa Indonesia secara Baik dan Benar

17 Maret 2014   23:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:49 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tidak dapat di pungkiri lagi bahwa dalam kehidupan sehari – hari, kita tidak terlepas dari bahasa, baik bahasa daerah masing – masing masing maupun bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbiter (tidak ada hubungan lambang bunyi dengan bendanya) yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk berkomunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa yang berfungsi sebagai alat komunikasi yang mana kita bisa mengetahui maksud atau tujuan seseorang ketika menyampaikan sesuatu. Selain itu, bahasa berfungsi sebagai penyampai ide atau gagasan dari seseorang kepada orang lain.

Kemampuan berbahasa yang baik dan benar yang dimiliki seseorang dapat menghantarkan seseorang menuju kesuksesan dalam hidupnya. Tokoh – tokoh besar dunia seperti Adolff Hitler dan presiden pertama republik Indonesia yaitu Ir. Soekarno mereka sangat fasih dan mahir dalam berbahasa sehingga mereka mempunyai kemampuan berorasi yang baik dan apa yang mereka ucapkan seolah – olah menghipnotis orang yang mendengarkannya.

Namun sepertinya akhir – akhir ini kemampuan dan kemauan berbahasa Indonesia secara baik dan benar kurang diperhatikan oleh masyarakat Indonesia bahkan oleh para generasi penerus bangsa dan kita sebagai kaum intelektual khususnya. Mungkin karena pengaruh globalisasi dan IPTEKyang menyebabkan masyarakat Indonesia bahwa bahasa Indonesia itu tidak gaul dan menganggap bahwa penggunaan bahasa Indonesia itu terlalu formal. Memang pada kenyataannya berbahasa Indonesia yang baik dan benar hampir tidak ditemukan di sekitar kita bahkan di lingkungan pendidikan sekali pun. Ada banyak alasan mengapa kita tidak mau menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, diantaranya terbawa arus globalisasi yaitu masyarakat Indonesia lebih menyukai bahasa gaul yang mereka ciptakan sendiri dan mereka mengerti sendiri. Alasan lain yaitu kurangnya upaya pemerintah dalam pembudidayaan bahasa di kalangan masyarakat, itulah salah satu diantara sekian banyak alasan mengapa bahasa Indonesia menjadi keropos dan rapuh.

Kita sebagai kaum intelektual seharusnya dapat memberikan contoh yang baik tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tak hanya itu saja televisi sebagai media sosial elektronik juga mempunyai andil yang cukup besar dalam mempengaruhi masyarakat tentang cara berbahasa Indonesia secara baik dan benar.

Anehnya sebagian besar dari kita lebih bangga menggunakan bahasa Indonesia yang nota bene nya berasal dari bahasa asing yang sulit dimengerti oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Mereka merasa lebih keren dan merasa lebih wow jika dalam pergaulan dan berkomunikasi sehari – hari menggunakan bahasa asing. Itulah dampak dari masuknya budaya asing yang memang sudah tidak dapat terbendung lagi bahkan dalam penggunaan bahasa sekali pun.

Seperti yang telah dijelaskan di atas bawa media sosial elektronik seperti televisi memiliki andil yang cukup besar dalam mempengaruhi masyarakat untuk menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar dan tentunya dimengerti oleh masyarakat umum, supaya yang disampaikan dapat menuju sasaran yang diinginkan.

Akhir – akhir ini, kita sering sekali mendengar bahasa asing yang diucapkan oleh para juru warta di televisi bahkan elite politik yang sebenarnya membingungkan kita sebagai orang awam. Entah apa tujuan mereka, padahal masih banyak kata lain yang lebih pas dan dimengerti secara umum. Contohnya kata yang sering kita dengar adalah Kapabilitas. Padahal belum tentu kata ini dimengerti oleh semua kalangan masyarakat. Mengapa harus menggunakan kapabilitas? Sangat jelas sekali bahwa kata ini bukan berasal dari bahasa Indonesia tetapi dari bahasa Inggris yaitu capability yang kemudian akhiran “ity” diterjemahkan menjadi akhiran “tas”. Bukankan lebih baik dan lebih dimengerti apabila kata kapabilitas diganti dengan kata kemampuan?

Contoh lain kata asing yang sudah dijadikan kebiasaan penggunaanya dalam bahasa Indonesia adalah elektabilitas, sama halnya dengan kata kapabilitas, kata elektabitias meupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yaitu electability. Bila ditanyakan pada semua mahasiswa di kelas VI D FKIP MATEMATIKA UNMA BANTEN (mohon maaf sebelumnya), belum tentu mereka mengerti apa arti dari kata elektabititas. Karena memang pada dasarnya kata ini bukan berasal dari bahasa Indonesia. Sebenarnya kata elektabititas yang sering diucapkan oleh para elite politik di media sosial elektronik seperti televise dapat diganti dengan kata “keterpilihan”, namun ada juga yang mengartikan bahwa kapabilitas adalah ”tingkat kepopuleran (naaaaach….bingung kan ? sama seperti saya sebagai penulis, karena kata ini memiliki beberapa arti). Masih banyak lagi kata – kata asing yang sulit dimengerti tetapi mudah untuk diucapkan oleh kita. Namun bukan berarti kita harus anti dengan bahasa asing, karena pada hakikatnya bahasa asing terutama bahasa Inggris yang merupakan bahasa pergaulan internasional saat ini. Tetapi, alangkah baiknya apabila kita sedang menggunakan bahasa Indonesia, mari kita menggunakan bahasa Indonesia itu secara baik dan benar.

Selain penggunaan bahasa asing di atas, rapuhnya tatanan bahasa Indonesia itu karena disebabkan oleh penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja bahkan dewasa. Dengan menggunakan bahasa gaul, maka pemakainya akan dikatakan orang modern atau orang kota dan bukan orang daerah atau orang kampung dan kampungan karena tidak mengerti dan menggunakan bahasa gaul.

Pengguna bahasa gaul dalam masyarakat luas di Indonesia tentunya berdampak negatif terhadap pengguna bahasa Indonesia secara baik dan benar. Saat ini masyarakat Indonesia lebih banyak menggunakan bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia seperti pelajar dan mahasiswa tidak lepas dari penggunaan bahasa gaul ini. Bahkan para generasi muda inilah yang paling banyak menggunakan bahasa gaul daripada bahasa Indonesia di kehidupan sehari – hari mereka. Lagi – lagi media sosial elektronik lah yang menjadi sorotan dalam mempengaruhi khalayak tentang penggunaan bahasa gaul. Tentunya ini sangat memprihatinkan bagi kita semua. Anehnya lagi penggunaan bahasa gaul saat ini sudah tidak mengenal tempat, waktu dan dengan siapa kita berbicara.

Daripada menggunakan bahasa gaul, bukankah lebih baik kita menggunakan bahasa daerah dalam situasi yang tidak resmi? Karena dengan kita menggunakan bahasa daerah kita sudah melestarikan bahasa daerah yang memperkaya bahasa nasional sekaligus memperkaya bahasa Indonesia.

Sebagai akhir dari tulisan ini, penulis berpesan marilah kita menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan oleh ahli bahasa Indonesia. Dengan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, berarti kita sudah menjunjung tinggi Bahasa Persatuan sebagaimana tercantum dalam Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Perlu kita ingat menjunjung tinggi bahasa Indonesia bukan berarti kita melupakan bahasa daerah masing – masing.

Wassalam…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun