Aku penyuka sastra. Sejak kecil aku suka baca buku berbau sastra. Selain itu, sejak SD aku suka nulis cerpen, puisi, atau sekedar corat-coret di buku diary.
Saat duduk dibangku SMP, aku semakin sering menulis. Dan semakin sering membaca novel, kumpulan cerpen, atau majalah. Sejak kecil aku bercita-cita ingin menjadi penulis, atau sutradara, atau pembaca berita. Tapi setelah lulus SMA, nyatanya aku kuliah di jurusan Biologi Sains. Pelajaran Biologi dan Fisika memang pelajaran IPA yang aku suka saat SMP. Tapi menginjak ke jenjang SMA, aku lebih suka pelajaran Kimia. Terlepas dari itu, saat SMA aku masih suka sastra. Masih suka menulis, membaca novel, dsb.
Kegilaanku terhadap sastra masih terbawa sampai sekarang. Awalnya selepas lulus SMA, aku ingin kuliah di jurusan Sastra. Tapi orang tua tak setuju, bahkan aku sering dimarahi kalau sedang menulis atau membaca novel. Ortu memang akademis, karena itu beliau pun membolehkan aku menjalankan hobi asalkan nilai-nilaiku tidak jeblok. Alhamdulillah nilai selalu bagus. Sekarang meskipun aku masuk jurusan sains, aku tetap tak lepas dari sastra. Bahkan aku semakin gila karnanya. Seringkali teman-teman bilang, kalau aku ini “Otak sains, jiwa sastra”. Jadi bukan Biologi sains seharusnya, tapi Biologi sastra :D. Apapun yang sudah digariskan Tuhan, aku harus menjalankannya dengan sepenuh hati. Bagaimanaun juga, inilah yang terbaik yang diberikan Tuhan. Setiap ilmu itu pasti ada manfaatnya. Sastra tetap jiwaku, dan sains biarlah menjadi penghias hidupku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H