Selain itu perlunya secara berkala sekolah melalui wali kelas atau Guru Bimbingan Konselingnya melakukan asssesment non kognitif secara berkala kepada siswa. Adapun assessment tersebut dapat diperoleh potensi permasalahan kesehatan jiwa atau mental yang akan dialami siswa. Data yang bisa diperoleh misalnya jika siswa mengalami Burn Out atau kebosanan kegiatan positif apa yang dilakukan, atau jika siswa mengalami masalah saat PJJ daring biasanya siswa menumpahkan keluhan perasaannya kepada siapa. Banyak aspek lain yang bisa digali dari siswa. Paling tidak guru bisa memperoleh informasi sejauhmana kesehatan jiwa dan mental siswa masih dianggap normal dan tidak mengkhawatirkan.
Dan yang tak kalah menariknya bisa dicoba adalah membuka ruang nyaman bagi siswa untuk dapat menuangkan segala emosi, pikiran dan perasaan yang dimiliki selama ini melalui kegiatan Sesi Coaching Remaja. Dengan pilihan topik obrolan yang menarik dan familiar di kalangan remaja, tentunya akan sangat membantu mereka untuk lebih tergali permasalahan yang mungkin mereka hadapi selama pandemi. Misalnya di dalam sesi tersebut dibahas tentang Self Love, maka remaja akan digali melalui pertanyaan-pertanyaan coaching bagaimana cara mereka memaknai arti mencintai diri sendiri.
Selanjutnya mereka bisa bercerita secara bebas dengan cara bagaimana menunjukkan bahwa mereka bisa mencintai diri mereka tanpa harus merasa berbeda dengan orang lain. Dalam sesi coaching ini, remaja merasa menjadi diri mereka sendiri. Karena mereka bebas mengeluarkan pendapat, perasaan dan pemikiran menurut versi mereka sendiri. Seringkali ruang bicara seperti ini jarang mereka temui di kelas yang mereka merasa terbatas dan tidak merasa bebas untuk mengekspresikan diri. Ditambah dengan kondisi pandemi yang mereka mau tidak mau belajar melalui jarak jauh atau daring ataupun melalui tatap muka terbatas.
Di sesi coaching, para remaja akhirnya justru bisa lebih mengenal diri mereka dan mimpi-mimpi mereka ke depannya. Selain itu, mereka juga merasa terbantu bisa melakukan refleksi akan rencana mereka setelah lulus sekolah. Mereka bisa berkaca dan belajar dari cerita teman-temannya sesama peserta coaching. Mereka juga merasakan mendapatkan support system dari teman-teman dan Coach atau guru yang membantu memfasilitasi kegiatan.
Untuk guru pun banyak hal yang bisa tergali dari siswa melalui sesi coaching ini. Bukan tidak mungkin siswa yang selama ini dianggap tidak menonjol prestasinya selama di sekolah, melalui sesi coaching bisa tergali info bahwa di luar sekolah mereka memiliki aktivitas dan kegiatan yang sangat produktif yang bukan tidak mungkin itulah passion mereka di masa depan nanti.
Jadi semakin banyak ruang nyaman dibuka di sekolah sekalipun melalui online, mudah-mudahan akan membantu siswa remaja tetap terjaga mentalnya dan juga mimpi-mimpinya yang akan mereka raih nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H