Membahas sebuah pribadi yang baik selalu berhubungan dengan sikap, kebiasaan dan tingkah tiap individu sebagai makhluk sosial yang mau membantu sesama, mempunyai rasa empati dan simpati, berguna bagi orang-orang disekitarnya dan seorang individu yang bias melakukan perubahan yang lebih baik. Dulu, kita sering menjumpai orang-orang yang memiliki pribadi yang baik seperti ini, yang tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif dan mampu memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk. Beda dengan jaman sekarang, banyak individu di luar sana yang sudah kehilangan pribadi yang baik pada diri mereka karena beberapa hal, salah satunya teknologi.
Pada jaman ini dimana teknologi sudah berkembang pesat kita sebagai manusia sering lupa akan kewajiban kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik yang seharusnya melakukan hal-hal positif. Manusia mulai kehilangan rasa empati dan simpatinya dikarenakan oleh sebuah teknologi (Games, TV, Handphone, Komputer, dll). Tidak hanya rasa empati yang hilang melainkan sifat, sikap dan kebiasaan yang baik pun kadang mereka tinggalkan karena terpengaruh oleh berkembangnya teknologi. Mari kita lihat diri kita sendiri, dan mulai bertanya pada diri kita di depan cermin.
- Apakah kita sudah memanfaatkan teknologi yang ada dengan baik?
- Lebih sering mana yang kita lakukan? mengurus diri kita & teknologi atau orang lain?
- Apakah teknologi membantu kita dalam beraktivitas atau malah membuat diri kita malas?
- Apakah jadwal kita sering kacau karena sebuah aktivitas online?
- Lebih banyak mana waktu yang sering kita gunakan? Untuk keluarga atau teknologi?
- Apa pada saat ini kita masih mau mendengarkan pendapat orang lain?
Dari 6 pertanyaan diatas, jika jawabannya banyak hal negatif berarti kita sudah mulai terpengaruh oleh teknologi dan merusak pribadi kita sendiri. Coba kita lihat sebagai contoh yang ada di masyarakat akhir-akhir ini, banyak sekali tindakan-tindakan atau perilaku negatif yang sering muncul dari diri seseorang akibat terpengaruh dari informasi yang didapat dari sebuah teknologi. Misalnya, anak sekarang susah lepas dari gadgetnya (HP, internet, dll), anak mudah mengakses banyak informasi, mendapat teman baru, hiburan baru dari gadget yang mereka miliki, tapi tidak disertai pemahaman dan berkembangnya pola pikir pada diri mereka sehingga pada akhirnya merusak pribadi mereka.
Kita lihat banyak sekali yang terjadi pada diri anak jika sudah terpengaruh oleh teknologi, antara lain :
- Anak mudah terpengaruh trend seperti popularitas dan hal-hal yang “wah”
- Anak jadi gila trend dan mode
- Anak kehilangan empatinya dan menjadi egois
- Anak menjadi ‘semaunya’ karena perasaannya sudah mengeras oleh teknologi.
- Anak menjadi kurang mengerti tanggung jawabnya karena merasa hidupnya serasa serba mudah
- Anak mudah bosan dan tidak betah dengan hal yang itu-itu aja
- Anak mulai malas membantu pekerjaan orang tua dirumah
- Anak lebih sering menghabiskan waktunya dengan gadgetnya utnuk online, sms, chatting daripada dengan keluarga
- Anak jadi tidak peka dan tidak mau mendengarkan nasehat orang tua dan sering membantah
- Anak jadi serba malas melakukan kegiatan dan minta
Dalam 10 hal diatas, berapa banyak kepribadian baik yang hilang karena sebuah teknologi, banyak sekali bahkan bisa lebih banyak lagi. Ini bisa disebabkan oleh peranan orang tua yang masih kurang dalam mengawasi dan membimbing anaknya dengan baik, kadang lupa memberikan contoh atau teladan bagaimana untuk memanfaatkan sesuatu dengan baik bukan malah menuruti semua keinginan anak tanpa disertai sebuah input yang positif.
Seharusnya saat kita memberikan sesuatu berikanlah juga input yang baik dan positif agar mereka bisa mengerti mana yang baik dan mana yang buruk serta bagaimana bisa memanfaatkan sesuatu dengan baik sehingga terhindar dari hal-hal negative dan kepribadiannya baik anak tidak mudah terpengaruh pada hal-hal negatif. Karena banyak sekali kejahatan yang terjadi disebabkan oleh berkembangnya teknologi, misalnya seperti perkenalan di facebook lalu sms-an atau telpon-telponan dan pada akhirnya ketemuan, tapi saat pertemuan berlangsung, terjadilah hal-hal yang diluar perkiraan seperti terjadi penculikan dan mungkin kejahatan lainnya.
Oleh karena itu, semua penggunaan dan pemanfaatan teknologi harus disertai berkembangnya pola pikir dalam menanggapi informasi yang diperoleh agar tidak mudah terpengaruh pada hal-hal negatif. Mari kita tanamkan sikap yang baik dan membimbing anak-anak yang akan menjadi generasi penerus bangsa agar menjadi tauladan dan pribadi yang baik kedepannya yang mana bisa mengelola dan mengolah semua informasi yang didapat dan memanfaatkan segala sesuatu dengan baik.
Mari kita juga mulai membangkitkan rasa empati dan simpati kita, mari kita saling membantu sesama dan manfaatkanlah teknologi sebaik mungkin. Ingatlah! Jangan sampai kita dikuasai oleh teknologi tapi kita yang menguasai dan memanfaatkan teknologi tersebut. Jika ada teknologi ada yang lebih maju, bukan berarti kita harus memiliki teknologi tersebut, yang perlu kita lakukan yaitu menguptdate informasi dan mendapat ilmu yang bermanfaat dari teknologi itu sendiri.
“Teknologi bukan untuk ditakuti dan bukan untuk diikuti, melainkan untuk dipelajari dan dimanfaatkan sebaik mungkin”
"Agar suatu hal menjadi lebih bermakna, mari kita lihat segala sesuatu dari segi manfaatnya"
-Windy-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H