Tahun ini merupakan tahun terpanas bagi masyarakat di seluruh belahan dunia. Entah mengapa, suhu di Bumi bisa meningkat sedemikian rupa. Bukti dari meningkatnya suhu yang ada di Bumi dapat dilihat dari mencairnya es-es yang ada di Antartika. Saat ini, bagian Bumi yang sangat dingin itu mengalami perubahan, dari yang awalnya daratan es, pada saat ini es-es tersebut telah mencair dan membuat tanaman-tanaman di sana tumbuh dengan subur. Terdapat beberapa kali unggahan masyarakat mengenai bunga-bunga cantik yang tumbuh bermekaran di sana.
Akan tetapi kecantikan dan keindahan tersebut bukanlah pertanda yang baik. Dengan mencairnya es yang ada di Antartika tersebut, dapat menyebabkan terancamnya keberadaan air tawar yang ada di dunia. Tentu seperti yang kita ketahui, kita sangat membutuhkan air tawar untuk keberlangsungan hidup kita. Kita mendapatkan pasokan air minum, mandi, dan masak menggunakan air tawar. Serta, hal ini akan mengancam keberlangsungan kehidupan hewan-hewan yang ada di sana yang sulit untuk dibudidayakan seperti beruang kutub dan penguin.Â
Spesies Penguin Kaisar yang merupakan jenis penguin tertinggi dan terberat yang sudah merasakan akibat dari cairnya es di Antartika. Bahkan, Penguin Kaisar tersebut terancam punah di tahun ini. Cairnya es di Antartika juga dapat mengancam lingkungan kita, akan terjadi banjir besar yang berpotensi menjadi tsunami jika hal tersebut dapat terjadi. Selain itu, mencairnya es tersebut dapat mempercepat terjadinya pemanasan global yang tentunya akan memperparah keadaan di Bumi.Â
Kita juga harus mewaspadai virus-virus yang sudah lama ikut tertidur saat es mulai membeku dahulu kala yang kemungkinan akan bangkit karena saat ini es di Antartika mulai mencairnya. Sangat banyak dampak yang ditimbulkan jika es di Antartika benar-benar cair secara keseluruhan.
Banjir di Libya
Perubahan iklim juga dapat dirasakan di Libya, terjadi banjir yang sangat besar dan menenggelamkan banyak rumah-rumah yang ada di Libya. Menurut World Weather Attribution (WWA) hal ini disebabkan karena polusi pemanasan planet yang menyebabkan curah hujan mematikan makin mungkin terjadi di Libya. Banyak korban yang berjatuhan di sana yang merupakan bukti dari keganasan perubahan iklim di Bumi.
Limbah Nuklir di Jepang
Lalu, kerusakan ekosistem di laut juga terlihat pada saat ini. Baru-baru ini, Jepang membuang limbah nuklir di laut dengan embel-embel ‘aman bagi lingkungan’. Akan tetapi, fakta menunjukkan bahwa banyak hewan-hewan di laut yang terluka bahkan mati secara sia-sia. Pembuangan limbah nuklir tersebut berdampak pada rusaknya ekosistem laut seperti terumbu karang yang merupakan rumah bagi banyak hewan laut, lalu tumbuhan laut yang menjadi sumber pemasok besar oksigen yang ada di Bumi serta terpaparnya ikan di laut yang merupakan sumber makanan bagi manusia.
Jika kita mengonsumsi ikan yang sudah terpapar nuklir, maka ada banyak kemungkinan yang terjadi kita akan terjangkit penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker dan infeksi pencernaan. Dengan begitu, pakar kesehatan dunia menyarankan agar kita tidak banyak mengonsumsi hewan laut seperti ikan dan terutama kerang karena kerang merupakan alat pembersih air di laut yang kemungkinan terdapat kandungan nuklir ataupun zat-zat berbahaya lainnya di dalamnya.