THEMA: FENOMENA SOSIAL DAERAH PERKOTAAN DAN PEDESAAN
By: Nurkholik Khairani & Windy Sri Rahayu
Pengangguran merupakan suatu fenomena yang sangat luar biasa di Negara Indonesia. Semakin hari tingkat penganggguran di Indonesia semakin melonjak tinggi di sebabkan kurangnya lapangan bagi masyarakat yang membutuhkan pekerjaan. Tingkat pengangguran di perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan, di karenakan daerah pedesaan masih banyak aktivitas yang dapat dilakukan seperti bertani, beternak dan lain sebagainya, sedangkan di daerah perkotaan masyarkat sangat sulit mendapatkan kegiatan.
Aek Kanopan merupakan ibu kota dari Kabupaten Labuhanbatu utara. Di Kelurahan Aek Kanopan, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara , Provinsi Sumatera Utara.Pusat dari sasaran penelitian penulis terletak di kelurahan Aek kanopan khususnya di lingkungan wonosari IV. Di lingkungan IV wonosari  pada saat ini banyak sekali fenomena-fenomena sosial yang ada di masyarakat yakni diantaranya adalah kepadatan penduduk, pengangguran, kriminalitas, kenakalan remaja, kemiskinan, bunga, online shop dan juga korupsi. Di kelurahan Aek Kanopan lingkungan IV wonosari terdapat 475 KK, total keseluruhan ada 1.908 orang, diantaranya 1.110 perempuan, 798 laki-laki. Mayoritas aktivitas masyarakat lingkungan IV wonosari adalah pengangguran sekitar 1.078 jiwa yang tidak memiliki pekerjaan. Tingkat pengangguran di lingkungan IV wonosari cukup banyak dan mayoritas pengangguran nya yaitu remaja, dengan meningkatnya pengangguran tersebut dapat meninmbulkan fenomena sosial yaitu kenakalan remaja dan kriminalitas. Di daerah perkotaan cukup banyak sekali kriminalitas yang terjadi seperti pencurian, perampokan dan pembunuhan, fenomena sosial ini sangat meresahkan dan merugikan masyarakat setempat, maka dari itu hendaknya Negara Indonesia dapat meminimalisir tingkat pengangguran yang ada di perkotaan.
Fenomena sosial di pedesaan, Ibu rumah tangga sekarang sedang meneladani kegiatan menanam bunga kejadian ini terjadi akhir-akhir ini semenjak adanya virus corona yang menjadikan kegiatan ini diganti oleh para ibu-ibu rumah tangga fenomena berkebun ini tidak hanya terjadi di desa tetapi di seluruh tempat tinggal bahkan tidak di sumatera saja tetapi di luar sumatera juga lagi trend menanam bunga bahkan mereka membeli bunga dengan harga tinggi supaya tidak tertinggal oleh zaman pada saat ini bunga yang awalnya tidak menarik ataupun berada di perkebunan justru sangat menarik untuk saat ini dan sebagian dari mereka rela mencari di kebun di semak-semak demi mendapatkan bunga hasil bunga yang ditanam sebagian dijual dengan harga 15000 sampai dengan ratusan ribu ataupun ibu-ibu rela bertukar bunga dengan tetangga ataupun kampung sebelah untuk mendapatkan bunga tersebut fenomena ini terdapat di si baik dan buruknya yang di mana sisi baik rumah terlihat indah dan epis sedangkan sisi buruknya menjadikan tanaman tersebut jadi sarang nyamuk dan rumah terlalu sama jika bunga yang ditanam secara berlebihan dilihat dari keseharian ibu-ibu yang tidak memiliki pekerjaan tetap maka hal inilah yang mereka beli ti kegiatan menggenggam bunga pada pekarangan rumah bahkan mereka membeli bunga dengan harga tinggi supaya tidak tertinggal oleh jaman pada saat ini bunga yang awalnya tidak menarik ataupun berada di perkebunan justru sangat menarik untuk saat ini dan sebagian dari mereka rela mencari di kebun di semak-semak demi mendapatkan bunga hasil bunga yang ditanam sebagian dijual dengan harga 15000 sampai dengan ratusan ribu ataupun ibu-ibu rela bertukar bunga dengan tetangga ataupun kampung sebelah untuk mendapatkan bunga tersebut fenomena ini terdapat di si baik dan buruknya yang dimana sisi baik rumah terlihat indah dan epis sedangkan sisi buruknya menjadikan tanaman tersebut jadi sarang nyamuk dan rumah terlalu semua jika bunga yang ditanam secara berlebihan dilihat dari keseharian ibu-ibu yang tidak memiliki pekerjaan tetap maka hal inilah yang mereka beli ti kegiatan menanam bunga pada pekarangan rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H