Sosialita
Hidup di era seperti ini, kadang membuat kita jadi bingung sendiri atau bahkan bosan. Di era ini, kita tidak merasakan lagi kehidupan social yang sangat akrab seperti yang kita rasakan dahulu ketika kecil, kita tidak melihat lagi ibu-ibu kita mengobrol sambil berbelanja dengan sesama tetangga, kita juga sudah jarang melihat para bapak-bapak bercengkrama di saat pagi hari dengan tetangga dekat rumah sambil menyeruput kopi hitam buatan ibu, dan kitapun sudah sangat jarang melihat anak-anak yang saling berkunjung ke rumah untuk sekedar menumpang main dengan anak/adik kecil kita. Pemandangan itu sudah sangat jarang kita temui di era ini, era yang secara teknologi meningkat secara pesat, tetapi merosot secara social.
Kita sekarang hanya sibuk dengan urusan, dan kesenangan masing-masing, tanpa memikirkan nasib orang di sekeliling kita, ada berbagai blok yang sangat berdekatan letaknya, blok satu sangat ramai diisi oleh para eksekutif-eksekutif muda kota yang sedang menikmati minuman dan makanannya, sambil berbincang dengan sesame temannya, mereka tertawa, bersenda gurau tanpa sadar bahwa di hadapan mereka, ada manusia-manusia lain yang meperhatikan dengan hati yang sedih. Yang sudah sangat langka kita lihat adalah ke-PEKA-an dari sesama terhadap sesamanya, yang sudah sangat jarang kita rasakan adalah sikap saling menghargai sesama terhadap sesamanya.
Masing-masing sudah sangat SENDIRI memikirkan nasibnya sendiri, sudah sangat SENDIRI memperkaya diri sendiri, sudah sangat SENDIRI mecari kesenangan sendiri, pergeseran asensi kehidupan social di Negara yang notabene disebut Negara yang memiliki masyarakat yang sangat ramah, mungkin sudah sedikit bergeser menjadi Negara yang sangat apatis.
