- MAMPIR DI MASJID MOHAMMAD CHENG HOO
[caption id="attachment_212143" align="alignleft" width="300" caption="Masjid Cheng Hoo yg didominasi warna merah"][/caption]
Perjalanan saya dari Surabaya menuju rumah keponakan di Malang menempuh lebih dari 3 jam, karena selain kemacetan yang ada di sekitar bendungan lumpur lapindo, juga lebih banyak berhenti untuk melihat2 pemandangan sekitar. Setelah cukup mengisi perut untuk makan siang di restaurant Kepiting cak Gundul di pertigaan Pandaan, kami memilih tempat sholat dhuhur di masjid Mohammad Cheng Hoo yang dekat dengan restaurant tersebut.
Menurut cerita, Nama Cheng Hoo diambil dari laksamana terkenal asal Tiongkok yang melakukan ekspedisi bersejarah pada 1404-1443. Cheng Hoo alias Zheng He alias Sam Pok Kong waktu itu memimpin sedikitnya 300 kapal dengan 27 ribu pelaut ke Asia Selatan, Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika. Di sela-sela ekspedisi, Muhammad Cheng Hoo juga menyebarkan agama Islam kepada penduduk setempat. Cheng Hoo sangat dihormati, bukan saja oleh muslim Tionghoa, tapi warga Tionghoa umumnya.
Nama Cheng Hoo diabadikan sebagai Mesjid oleh Komunitas Muslim Cina untuk mengenang Laksamana Cheng Hoo yang terlahirsudah menjadi seorang muslim.
[caption id="attachment_212145" align="alignleft" width="300" caption="Tempat parkir yang luas di Masjid Cheng Hoo"]
Kedatangan Laksamana Cheng Hoo dikerajaan Majapahit merupakan fakta bahwa Islam bukanlah sesuatu yang baru bagi masyarakat Cina. Bahkan sebelum Islam masukkedaerah Jawa, Islam sudah lebih dulu dikenal di Cina
Cheng Hoo yang pada waktu kecil bernama Ma Ho lahir pada tahun 1371 dibagian barat daya Cina, propinsi Yunan ( sebelah utara Laos ). Ayah Ma Ho adalah seorang haji ( karena sudah menunaikan ibadah haji ke Mekkah ). Setiap Muslim diberi tambahan kata Ma didepan namanya yang diambil dari kataMohammed.
Disaat Ma Ho berusia 10 tahun ( thn 1381 ), dia bersama anak - anak kecil yang lain ditangkap oleh tentara Cina yang menyerbu Yunan untuk mengambil alih wilayah. Ma Ho kecil bersama anak - anak yang lain kemudian dididik untuk menjadi tentara dan diajari stategi berperang.
Kembali ke Masjid Cheng Hoo Pandaan, Pasuruan. Ini dibangun dengan biaya dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Masjid Cheng Ho Panda’an terletak di pinggir jalan raya Malang-Surabaya-Trawas-Tretes, Propinsi Jawa Timur. Lokasinya yang terletak di daerah yang memiliki pemandangan alam memukau menjadikan Masjid ini tempat istirahat sejenak yang menyenangkan bagi mereka yang melalui ruas jalan tersebut.
Masjid Cheng Ho Pandaan gaya arsitekturnya mengadopsi Masjid Cheng Hoo Surabaya yang telah lebih dulu menjadi ikon pariwisata. Lantai dasar Masjid Cheng Hoo Pandaan digunakan untuk ruang pertemuan yang kaanya disewakan, namun bagi jamaah wisatawan yang ingin tidur sejenak dipersilahkan di ruang tersebut. Lantai dua khusus sholat dan tidak boleh digunakan untuk tiduran. Ukuran keseluruhan masjid dua lantai ini adalah 50 x 50m.
Masjid Cheng Hoo Pandaan mulai dibangun tahun 2003 dengan luas bangunan 50 x 50m, dua lantai. Masjid Cheng Hoo Pandaan menurut rencana akan ditambahkan beberapa fasilitas berbagai kios menjual aneka souvenir dan makanan, masjid Cheng Hoo Diresmikan pada tanggal 27 Juni 2008 oleh Bupati Pasuruan yang pada saat itu dijabat oleh H.Jusbakir Aldjufri, SH. MM.
Saat istirahat di Masjid Cheng Hoo Pandaan banyak penjaja makanan seperti jamu gendong, jagung rebus, dan lain sebagainya. Jamaah yang datang dari luar kota tak jarang duduk sambil menikmati hawa dingin Masjid Cheng Hoo Pandaan.
Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, Lantai dasar Masjid Cheng Hoo Pandaan digunakan untuk ruang pertemuan yang disewakan, namun bagi jamaah yang ingin tidur sejenak dipersilahkan di ruang tersebut. Lantai dua khusus sholat dan tidak boleh digunakan untuk tiduran.
Keunikan mesjid Cheng Hoo terlihat dari gaya Arsitektur-nya yang cukup artistik. Dibangun dengan memadukan unsur - unsur budaya Islam, budaya Jawa dan Cina menjadikan mesjid Cheng Hoo tampil menjadi arsitektur yang megah dan menyatu. Memang mesjid ini banyak didominasi oleh unsur - unsur budaya cina. Hal ini dapat terlihat dari sentuhan warna - warna terang seperti hijau, kuning dan merah. Salah satu persamaan dari unsur cina dan jawa adalah pada Atap Joglo-nya dan juga pada ornamen - ornamen yang terlihat pada tepian atap.
Dibagian Interior Mesjid juga banyak terdapat motif dan ornamen yang merupakan perpaduan dari tiga unsur Islam, Jawa dan Cina. Perpaduan tersebut diaplikasikan pada Langit - Langit yang menjulang tinggi mengikuti bentuk struktur atap. Bentuk lengkung pada area mimbar dan warna - warna terang pada hiasan dilangit - langit. Hanya saja pemberian warna untuk interior tidak seramai dan seberani pada bagian luar Mesjid mungkin dimaksudkan agar tidak mengganggu kekhusukan orang yang sedang beribadah.
Kehadiran Mesjid Cheng Hoo di Pandaan menambah maraknya suasana, Karena letaknya yang sangat starategis juga tidak jauh dari terminal Pandaan. Para jamaah adalah kebanyakan orang - orang yang sedang melakukan perjalanan dari Surabaya maupun Malang maupun kota-kota lain yang melalui Pandaan. Mesjid Cheng Hoo Pandaan dilengkapi oleh fasilitas Perpustakaan dan aula sebagai tempat berlangsungnya even-even keagamaan seperti akad nikah, belajar mengaji, dan sebagainya.
[caption id="attachment_212146" align="alignleft" width="300" caption="Pengunjung ramai untuk berwisata ritual ke tempat ini"]
Selain itu, banyak masyarakat yang mendatangi mesjid ini dipagi hari sambil berjalan - jalan mengitari bangunan ataupun beraktifitas olahraga dipelataran parkir yang cukup luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H