Mohon tunggu...
Windu Hernowo
Windu Hernowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Post stroke Survivor retired from QHSE Manager at Schlumberger. Modern Safety Management Consultant http://hernowo1.wordpress.com/. Actively involved in Yayasan Stroke Indonesia and co-founder of LSM-Himpunan Peduli Stroke. Now doing experiments and writting novel =>http://fathirmuqodas.wordpress.com Pemerhati masalah sosial, ekonomi da politik diluar olah raga dan manajemen

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kritikus Kompasiana yang Hanya Bisa Mencela

9 Januari 2012   02:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:09 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

by Windu Hernowo

Ada Kritikus Kompasiana yang hanya bisa mencela tapi tidak pernah memberi solusi.Terus terang saya tidak tahu tujuan dibalik itu. Mungkin tujuannya bagus untuk menarik self esteem yang dikritik baca disini . Namun bisa juga untuk memuaskan hajat dan syahwatnya. Setelah menulis makian dan sumpah serapahnya dia bisa mencapai klimax dan kemudian tidur ngorok.

Kenapa tidak ada solusi?

  • ·Bisa jadi dia iri karena tidak bisa membuat/ memproduksi karya seperti itu
  • ·Yang dikritisi bukan bidang yang dikuasainya,
  • ·Pernah terluka hatinya karenanya
  • ·Memang tidak senang tanpa ala an apapun
  • ·Hobby yang sudah mengakar
  • ·Bisa klimax, batinnya menjadi tenang bila sudah menyumpah serapah

Padahal ada ayat-ayat yang menyebutkan perbuatan yang dilarang oleh Allah, demi melindungi persaudaraan dan kehormatan manusia.

Salah satunya adalah tentang  memperolokkan orang lain. Oleh karena itu tidak halal seorang muslim yang mengenal Allah dan mengharapkan hidup bahagia di akhirat kelak, memperolokkan orang lain, atau menjadikan sementara orang sebagai objek permainan dan perolokannya. Sebab dalam hal ini ada unsur kesombongan yang tersembunyi dan penghinaan kepada orang lain, serta menunjukkan suatu kebodohannya tentang neraca kebajikan di sisi Allah. Justru itu Allah mengatakan: "Jangan ada suatu kaum memperolokkan kaum lain, sebab barangkali mereka yang diperolokkan itu lebih baik daripada mereka yang memperolokkan; dan jangan pula perempuan memperolokkan perempuan lain, sebab barangkali mereka yang diperolokkan itu lebih baik daripada mereka yang memperolokkan.",

Boleh saja kita mengkritisi , namun jangan sampai menjadi hinaan, cemooh dlsa, hingga pemilik karya itu menjadi down mentalnya. Beriah kritik itu dengan kalimat yang santun dan membangun self esteem pemilik karya.

Dengan demikian kita bisa memberikan pembelajaran dan menumbuhkan minat pada yang lain tanpa membunuh minat orang yang dikritisi.

Untuk itu ayolah para kompasianer, kuasai dulu masalahnya, kemudian kritisi untuk perbaikannya dan berikan solusi………

Salam dari saya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun