Mohon tunggu...
Windu Hernowo
Windu Hernowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Post stroke Survivor retired from QHSE Manager at Schlumberger. Modern Safety Management Consultant http://hernowo1.wordpress.com/. Actively involved in Yayasan Stroke Indonesia and co-founder of LSM-Himpunan Peduli Stroke. Now doing experiments and writting novel =>http://fathirmuqodas.wordpress.com Pemerhati masalah sosial, ekonomi da politik diluar olah raga dan manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pemerintah Tidak Harus Mengeluarkan Subsidi BBM jika…

9 November 2014   02:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:17 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah Tidak Harus Mengeluarkan Subsidi BBM Jika…………..

Saat ini rata-rata kebutuhan bahan bakar minyak di Indonesia mencapai 1,5 juta barrel per hari. Dari jumlah itu, kapasitas produksi BBM di dalam negeri hanya 650.000 barrel per hari. Selebihnya impor. Dari angka ini total impor menjadi 850000 barrel/day.

Kita mesti ke ladang minyak untuk melihat Production Cost per barrel. Biasanya kawan2 yang di lapangan memiliki Harga Pokok Produksi (HPP) per barrel minyak mentah,yang nilainya bervariasi antara US$5.00 sampaidengan US$14.00 tergantung dari banyak variable yang ditetapkan termasuk yang jelas adalah jumlah produksi. Semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan pada suatu lading/lapangan minyak, makin kecil biaya produksinya. Begitu pula sebaliknya.

Dengan asumsi tidak mengambil revenue Migas untuk membantu membiayai berbagai pembangunan, maka ini dapat untuk membantu masyarakat seluruh negeri tercinta ini dan Pemerintah tidak harus mengeluarkan subsidi bbm.

Coba bersama-sama kita hitung Dengan menisbikan biaya refinery, distribusi dan transportasi bbm hitungan dapat kita sederhanakan sbb :

Jika yang produksi sendiri itu dengan ongkos produksi US$ 14.00 dibebankan ke masyarakat, maka biya untuk produksi 650000 barrel adalah US$  9,100,000. Sedang minyak import senilai US$ 78/bbl sepenuhnya dibebankan ke msyarakat jumlahnya adalah US$ 66,852,500. Sunghingga  beban yan harus ditanggung masyarakat menjadi US$ 75,952,500  untuk 1,5 juta barrel minyak yang dikonsumsi masyarakat. Jika total pembelian dibagi jumlah barrelnya, maka beban per S$ 50.635 yang setara dengan US$ 0.318459 per liter atau Rp. 3,821.509 per liter.

Dengan harga yang sekarang Rp. 6,500.- per liter , maka ada dana yang bias dimasukkan ke kas negara Rp. 2678.491 pe liter. Dengan konsumsi 1,5 juta barrel atau  238,500,000,000 liter tiap hari, Maka ADA pemasukan untuk kas Negara sebesar Rp.638 triliun lebih  atau tepatnya 638,820,000,000,000.- per hari. Ya betul per hari

Dana inilah yang dapat untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah untuk Pendidikan, Kesehatan dll.

Jakarta/8 Nopember 2014

Iseng2 Windu Hernowo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun