Mohon tunggu...
Philippus Angga Purenda
Philippus Angga Purenda Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Perkenalkan saya Ph. Angga Purenda, Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan kosentrasi Jurnalistik di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sungguh Indahnya Bertoleransi Itu

25 April 2011   08:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:25 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13037196571765010310

Hari sabtu pada tanggal 23 april 2011 kemarin, umat kristiani di seluruh dunia merayakan sabtu cahaya atau yang lebih dikenal dengan malam paskah. Tanpa terkecuali yang terjadi di gereja santo Ignatius ketandan klaten, perayaan malam paskah berlangsung dengan meriah. Mulai dari orang tua hingga anak-anak ikut terlibat dalam perayaan tersebut dengan sukacita. Bagi umat kristiani malam paskah menjadi tanda akan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus dari wafatnya.

Namun malam itu terlihat sedikit berbeda yang terjadi di gereja santo Ignatius ketandan. Sebuah gereja kecil yang terletak di desa morangan kecamatan klaten utara dan masih menjadi satu paroki dengan santa maria assumpta klaten. Saat perayaan malam paskah berlangsung ternyata umat hindu juga sedang berdoa di sebuah pura tepat disebelah samping gereja dan hanya dipisahkan oleh sebuah jalan yang tidak terlalu lebar. Maka sahut menyahut dalam berdoa kepada Tuhan pun terjadi, meskipun begitu kedua umat yang berlainan ini tidak merasa terganggu karena sikap toleransi sudah lama terjalin dengan baik diantara mereka.

Tak hanya itu saja, POLSEK Ketandan dan BANSER juga terlibat dalam pengamanan gereja ketika umat kristiani sedang menjalankan ibadahnya. Dalam khotbahnya Romo E.Rusgiharta,Prmenyampaikan rasa terima kasihnya kepada polisi dan BANSER karena mau bekerja sama serta membaur menjadi satu dengan umat kristiani dalam lancarnya perayaan malam paskah. Jika sikap dan tindakan toleransi yang terjadi di gereja santo Ignatius ketandan ini dapat juga berkembang di daerah lain. Maka tak ada yang tidak mungkin jika kerusuhan atas nama agama di Indonesia akan berkurang bahkan tidak ada. Karena sejujurnya bertoleransi sungguh indah adanya, dimana kita belajar dalam menghargai sebuah perbedaan.

PH.Angga Purenda

Mahasiswa Atma Jaya Yogyakarta

windudevina@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun